Cari Berita

Breaking News

"Purnama Retak" Pergulatan Mahasiswa Era Reformasi

INILAMPUNG
Senin, 16 Desember 2019

INILAMPUNG.COM - Bedah roman "Purnama Retak" karya novelis Subhi Abdillah digelar di Amphietwaer PKOR, Wayhalim, Bandarlampung, kemarin (15/12/2019).

Roadshow buku ini sebelumnya dilaksanakan di Kafe Basabasi Yogtakarta. Di Lampung atas kerja sama Nuun.id dengan  komunitas AFG, Lamban Sastra, dan Aksara Itera.

Bedah buku "Purnama Retak" yang dimulai  pukul 15.30 menghasirkan penulisnya dan sastrawan Lampung Isbedy Stiawan ZS.

Roman setebal  519 hlaman tersebut bercerita tentang pergulatan fikiran para peemuda yang tenggelam dalam gerakan aktifis di era reformasi. Mereka bergerak untuk melawan lalu menjadi buronan penguasa membuat pemuda tersebut diliputi kecemasan yang luar biasa. 

Perubahan situasi yang begitu cepat dan tak tentu menciptakan renungan yg mendalam pada diri pemuda tersebut. Hingga akhirnya ia mencari tempat ke mana  seharusnya menyerahkan segala perjuangannya itu. 

Kisah perjalanan seorang pemuda bernama Salim itu, sebagai anak manusia dan Hamba Tuhan dalam pergolakan Politik 1998.

Tri Subhi Abdillah, penulis roman ini menyampaikan harapannya kepada para pembaca bukunya untuk lebih merenungi lagi segala aktivitas politik akhir-akhir ini.

"Saya hendak mengajak sebanyak mungkin pembaca untuk merenungkan lagi segala aktifitas politik kita. Kritik, demonstrasi, pemilu, sikap dan semua tindak politik kita sebagai manusia; apakah benar rubuh-merubuhkan, tarung-mempertarungkan kekuasaan ialah inti dari perjuangan manusia," ungkapnya.

Selain penulis, acara tersebut dihadiri pula Paus Sastra Lampung Isbedy Stiawan ZS.

Selain memberi apresiasi kepada penulis karena mampu membuat cerita yang begitu kuat, sastrawan senior tersebut mengatakan, banyak nilai-nilai moral yang baik pada roman terebut.

"Tokoh utama mampu berdamai dengan dirinya sendiri, memutuskan untuk tidak membalas dendam dan mampu memaafkan musuhnya. Itu adalah sebuah pesan yang baik," ucapnya.

Selain pembahan roman acara tersebut di isi  penampilan musikalisasi puisi dan pembacaan prolog dari roman Subhi Abdillah.(zal/inilampung)

LIPSUS