Cari Berita

Breaking News

Ketika 'Dunia Kreatif Isbedy' Dijadikan Tesis Fitri Angraini

Minggu, 19 Januari 2020

INILAMPUNG.COM - Mau mengetahui proses kreatif Isbedy Stiawan ZS dalam menulis karya sastra? Inilah buku yang boleh dibilang lengkap menguliti proses kreatif sastrawan berjuluk Paus Sastra Lampung.

Buku "Dunia Kreatif Isbedy Stiawan ZS" ditulis Fitri Angraini sebagai kelulusan S.2 dari FKIP Unila jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2019. Buku setebal 232 halaman ini diterbitkan Aura Publisher (Desember 2019), dieditori Maman S. Mahayana dan endorsemen Sunu Wasono dari FIB Universitas Indonesia.

Penulis memulai dari masa kecil sastrawan kelahiran Rawasubur, Enggal, 5 Juni 1958. Anak daerah pinggiran rel (DPR), Isbedy ditempa oleh kehidupan "keras" sehari-hari. 

Anak "badung" dari Rawasubur ini menjalani hidup layaknya kawan sebayanya. Sampai kala SMP ia belajar menulis puisi karena dipengaruhi bacaan Kho Ping Ho.

"Dalam buku ini saya kisahkan bagaimana Isbedy berproses kreatif dalam menulis puisi atau cerpen," jelas Fitri Angraini yang juga istri dari Isbedy.

Saat wawancara, diakui Fitri, ia tak lakukan di rumah. Ia bersikap formal seperti disarankan pembimbingnya, Dr. Munaris dan Dr. Edi Suyanto, yakni di luar rumah.

"Ya, akhirnya saya banyak lakukan wawancara di kafe atau tempat lain. Wawancara juga formal," imbuh dia.

Masih kata Fitri, dalam mengulas proses kesastrawanan Isbedy, ia lakukan pendekatan sosiologi. "Bagaimana Isbedy dalam melihat fenomena sosial, sampai dia di Belanda dan melahirkan buku puisi 'November Musim Dingin' selama di Eropa," kata pengajar UIN ini.

Ia berharap bukunya yang boleh pula dibilang sebagian adalah profil seniman Lampung itu, dapat dibaca dan dijadikan pembelajaran sastra.

Ia juga tengah menjajaki peluncuran dan pembahasan buku ini di kampus UIN dalam waktu dekat.

"Saya berterima kasih pada Isbedy, suami saya, dosen pembimbing pak Dr. Edi Suyanto dan Dr. Munaris, juga pak Maman S. Mahayana serta Sunu Wasono."

Buku yang diedarkan dari tesis S.2 ini menarik karena pendekatan yang dilakukan penulis. Tak heran, Dr. Sunu Wasono memuji buku ini. "Ini buku bagus. Terima kasih," kata dosen UI yang dikenal kritikus dan penyair.(zal/inilampung)

LIPSUS