Cari Berita

Breaking News

KoArt Mbah Surip dan Isbedy Stiawan

INILAMPUNG
Senin, 09 Maret 2020

INILAMPUNG.COM - Dua maestro seni Lampung akan berkolarasi seni. Keduanya adalah Mbah Surip, pelukis stringart, dan Paus Sastra Lampung Isbedy Stiawan ZS.

Kolaborasi art (KoArt) kedua seniman itu rencananya berlangsung di Galery Art milik Mbah Surip di Branti, Lampung Selatan, akhir Mart mendatang.

Mbah Surip, panggilan akrab pelukis menggunakan paku dan benang ini membenarkan kalau dia akan berkolaborasi dengan sastrawan Internasional asal Lampung, Isbedy Stiawan ZS.

"Ya benar, saya mau berkolaborasi seni dengan abah Isbedy," katanya, Senin (9/3/2020) malam. 

Ia biasa menyapa Isbedy "abah" sebagai penghormatan dan persaudaraan.

Diakuinya, sejak berkenalan dengan pengampu Lamban Sastra Isbedy Stiawan ZS pada saat pembacaan puisi Olivia Zalianty, mbah Surip langsung akrab. "Saya dan abah Isbedy sering berbagi informasi dan diskusi lewat WA ataupun bertemu" katanya.

KoArt Mbah Surip dan Isbedy dalam bentuk, pelukis stringart itu melukis wajah Isbedy. Sementara Paus Sastra Lampung akan membaca beberapa puisi dari kumpulan puisi "Kini Aku Sudah Jadi Batu!" (2020). 

Mbah Surip dan Keluarga (isb/inilampung)

Masih kata Mbah Surip  KoArt ini, dilaksanakan di hari bahagianya Part 1, yakni 13 Maret 2020.

"Saya ijab kabul pada 13 Maret. Dan saya akan hadir pada Majelis Seni Jumat Malam yang digelar Lamban Sastra Isbedy Stiawan di Teater Terbuka PKOR Wayhalim," ujarnya.

Saat itu, lanjut dia, ia bersama Imam Chandra dan perempuan yang baru disuntingnya, Sumirah, akan hadir dan menyerahkan  cinderamata. 

"Kita fokus pada 13 Maret ya. Ini pertama kali saya bawa istri dan Imam Chandra," imbuhnya.

Imam Chandra, putra Mbah Surip, anak penderita sensorik dan motorik.

"Malam itu malam bahagia pertama Chandra di tengah-tengah  para seniman."

Untuk Part ke 2, jelas dia, di galery pada akhir Maret. "Pentas seni di akhir maret nanti bersama dokter dan Trapis Imanuel," tukasnya.

Acara tersebut dinamai Mbah Surip, berbagi  kasih bersama anak-anak rehabilitasi.(zal/inilampung)

LIPSUS