Cari Berita

Breaking News

Tahun Covid, Kinerja PTPN VII Lampaui RKAP

INILAMPUNG
Senin, 04 Januari 2021

Rapat Rekonsiliasi Pembukuan Tahun 2020 PTPN VII. Foto. Ist. 


INILAMPUNG, Bandarlampung--Tutup buku 2020, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII mencatatkan kinerja melampaui Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Padahal, operasional perusahaan terpengaruh dengan mewabahnya virus Corona 19 (Covid-19) sejak Maret 2020.

"Saya yakin ini adalah anugerah Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Esa melalui upaya kita semua. Seluruh elemen manajemen bisa mengambil hikmah secara cermat di tengah pandemi virus Corona -19. Produktivitas kita masih melampaui target di tahun 2020,” kata Doni P. Gandamihardja saat membuka Rapat Rekonsiliasi Pembukuan Tahun 2020, Senin (4-1-2021).

Rapat yang diselenggarakan di Aula Harmonis Kantor Direksi di Bandarlampung, dilakukan secara daring dengan fasilitas zoom meeting. Doni didampingi Senior Executive Vice President (SEVP) Business Support Okta Kurniawan dan SEVP Operation I Fauzi Omar beserta semua kepala bagian yang bermarkas di kantor direksi. Sedangkan para manajer unit dan direksi anak perusahaan mengikuti secara virtual dari lokasi kerja masing-masing. 

“Direksi mengapresiasi capaian kinerja tahun 2020 kepada para manajer dan seluruh kru yang sudah memberikan kinerja terbaik. Alhamdulillah kita bisa melewati tahun 2020 dengan hasil kinerja yang cukup baik,” tambah Doni.

Menurutnya, capaian kinerja tahun 2020 menunjukkan angka yang cukup menggembirakan. Pada komoditas kelapa sawit dan karet, kinerja secara kumulatif mencapai lebih dari 100 persen dari RKPP. Untuk komoditi tebu dan teh, Doni mengakui sedang berpacu memperbaiki kinerja untuk mengejar ketertinggalan.

“Ini sudah luar biasa. Tahun 2020 kita tidak hanya fokus kepada operasional manajemen dan produksi, tetapi juga fokus pada kesehatan karena ada pandemi virus corona yang sampai hari ini belum berakhir. Banyak hal yang harus dijaga dan melakukan adaptasi kebiasaan baru. Alhamdulillah dengan segala kendala, tahun 2020 bisa kita lalui dengan selamat,” kata Doni.

Doni melanjutkan, capaian keinerja 2020 dibandingkan tahun sebelumnya mengalami perubahan signifikan, menggembirakan, dan memberi motivasi tersendiri untuk kinerja 2021. “Kita yakin di tahun 2021 ini, PTPN VII bisa melakukan lompatan-lompatan yang signifikan, yang bisa mencerminkan potensi-potensi yang belum dimaksimalkan di PTPN VII,” kata dia.

Tentang klusterisasi, Doni masih penasaran dengan capaian produktivitas kelapa sawit justru masih disokong dari wilayah Lampung. Padahal, secara resouces, potensi kelapa sawit terbesar ada di Sumsel. “Ini harus menjadi kajian serius untuk langkah kita ke depan. Demikian juga dengan karet,” kata dia.

Doni menyebut tahun 2021 menjadi tahun turn around bagi PTPN VII, kembali ke titik strategis untuk memulai kinerja terbaik. Ia mengajak semua insan PTPN VII untuk mengambil hikmah ini sebagai pemicu prestasi di masa mendatang. 

“Kalau kita bekerja hanya biasa-biasa saja, hasilnya pun akan biasa saja. Padahal, kita sedang sangat butuh prakarsa luar biasa untuk memperbaiki keadaan. Mudah-mudahan tahun 2021 ini kita diberi kemampuan bekerja luar biasa, bekerja lebih cermat lagi, lebih cerdas lagi, sehingga hasilnya sesuai harapan.”

Meskipun demikian, mantan Dirut PTPN XIV itu menyatakan, pencapaian ini bukan hasil kerja individu. Ini adalah hasil kerja tim yang solid dan dikomandoi oleh para manajer. Ia yakin, manajer unit sebagai unsur pimpinan terdekat dengan sumber energi produksi, yakni para pekerja lapangan, adalah salah satu kunci pencapaian.

Bagaimana para menejer bisa mengayomi dan memberikan arahan kepada seluruh anggota tim di lapangan adalah kunci utama. Kita harus memiliki tujuan dan persepsi yang sama, kita fokuskan kepada tujuan yang sama, sehingga kita bisa mengatasi kendala yang ada. Dan mencapai target di 2021.

Tentang pencapaian kinerja 2020, SEVP Business Support Okta Kurniawan mengatakan, fakta kinerja 2020 harus menjadi motivasi kinerja PTPN VII tahun 2021. Ia mengapresiasi kinerja operasional, khususnya di unit-unit kelapa sawit dan karet yang mencatatkan angka melampaui target.

“Secara umum, alhamdulillah kita bisa melewati masa kritis dengan nilai penjualan cukup baik. Dana inilah yang kita kelola untuk operasional seluruh unit kerja. Sebab, tidak ada lagi dana talangan dari manapun,” katanya.

Ia meminta kepada semua bagian, baik di unit maupun Kantor Direksi untuk meningkatkan pengendalian biaya. Setiap pengeluaran, kata dia, harus lebih efisien dan efektif tepat sasaran. “Khusus kepada KTU (kepala tata usaha) sebagai lini paling akhir di unit, harus mengendalikan pengeluaran dengan seleksi yang ketat. Semua laporan harus menggunakan ERP (Enterprise Resources Planning, sistem administrasi terpadu berbasis internet), karena ini yang terkoodinasi dengan holding dan pemegang saham,” kata SEVP yang pernah menjadi manajer di beberapa unit kerja PTPN VII ini.

Okta menambahkan, meskipun sudah melampaui target, secara kumulatif perusahaan masih mengalami kerugian. Namun, dibandingkan tahun 2019 sudah jauh menurun. Dia berharap, di 2021 produktivitas PTPN VII bisa menembus angka penjualan Rp4 Triliun.

“Saya yakin, 2021 merupakan momentum meningkatkan kinerja terbaik dan merasakan kejayaan PTPN VII lagi. Kita buktikan kepada stekholder, pemegang saham, dan semua pihak, walaupun dengan keterbatasan kita bisa beprestasi. Saya minta semua pihak menyatukan visi dan tujuan, menjadikan PTPN VII perusahaan yang berjaya.”

Pada kesempatan yang sama SEVP Operation I Fauzi Oemar menegaskan target produksi di tahun 2021. Untuk komoditas kelapa sawit, ia memasang target 21 ton per hektare. Jika target ini tercapai, ia menyebut berkontribusi terhadap keuangan perusahaan mencapai Rp1,4 trilun.

Fauzi melanjutkan, untuk komoditas karet ditargetkan 7,1 ton per hektare. Untuk komoditas gula ditargetkan produktivitas 70 ton tebu per hektar dengan rendemen minimal 7 persen. Pada komoditas teh, Fauzi menyebut masih berpotensi capain taget 3,1 ton per hektare atau naik dari 2,8 ton di tahun 2020.

“Dengan semangat dan kekompakan yang ditingkatkan dan terjaga, di tahun 2021 kita harus yakin bisa mencapai target-target itu. Dengan keihlasan kita bisa mencapai kinerja yang terbaik. Di gula, tidak boleh lagi ada rendemen di bawah 7, dengan melihat kondisi lapangan dan pabrik saat ini, target ini akan tercapai,” pungkas Fauzi.

Meskipun digelar secara daring, rapat konsolidasi pada awal 2021 ini sangat konstruktif. Suasana lebih rileks dengan diskusi produktif untuk menyongsong kinerja terbaik di tahun 2021. (mfn/rls/inilampung.com).

LIPSUS