Cari Berita

Breaking News

Buku Puisi 'Minyak Goreng Memanggil' Hadir di SMA Negeri 1 Jatibarang

Sabtu, 11 Juni 2022

INILAMPUNG.COM, Indramayu-- Setelah sukses dikuncutkan secara virtual buku kumpulan puisi “Minyak Goreng Memanggil” melibatkan sejumlah penyair yang puisinya tergabung di dalam buku tersebut, 31 Meun2022 lalu, buku yang diterbitkan Siger Publisher dengan kurator Isbedy Stiawan ZS dan Mustafa Ismail, memuat 136 puisi karya 58 penyair Indonesia itu, akan digelar di SMA Negeri 1 Jatibarang, Kabupaten Indramayu – Jawa Barat, 16 Juni mendatang.


Buku kumpulan puisi Minyak Goreng Memanggil yang memuat puisi-puisi penyair Indonesia, seperti: Acep Syahril, Ariyani Isnamurti, Bambang Widiatmoko, Denting Kemuning, D. Zawawi Imron, Eddy Pranata PNP, Ence Sumirat, Isbedy Stiawan ZS, Mustafa Ismail, Nanang R. Supriyatin, Putri Bungsu, Prawiro Sudirjo, Tarmizi Rumahitam, Vito Prasetyo, Fitri Angraini, Wawan Hamzah Arfan, Yuliani Kumudaswari, Wawan Kondo, Agusri Junaidi, Piet Yulikhansa, dan lain-lain, adalah sebuah buku yang berhasil merekam lindu politik dan guncangan kecil dari ibu-ibu atas kelangkaan minyak goreng beberapa waktu lalu.


Minyak goreng yang telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari aktivitas dapur ini di tangan para penyair menjadi sesuatu yang lain dan menggugah publik. Atas dasar inilah kemudian penyair Acep Syahril membawa buku tersebut ke ranah pendidikan bersama Dzakwan Ali yang puisinya juga tergabung di dalamnya.


Dzakwan Ali, mahasiswa Babakan Ciwaringin Cirebon, Fakultas Hukum Keluarga itu mengatakan, kalau para pelajar Indonesia juga harus mengetahui persoalan ini, agar kepekaan mereka terasah untuk ikut perduli terhadap berbagai persoalan yang kira-kira dapat mengancam berbagai asset bangsa yang berhubungan dengan kelangsungan hidup mereka sebagai generasi pewaris negeri ini kelak.


Kegiatan yang nantinya dihadiri 40 siswa dan 3 guru pendamping ini oleh Acep Syahril digarap dalam bentuk Apresiasi Dari Ruang Kelas yang dia prakarsai sejak tahun 1993. Sebuah kegiatan apresiasi sastra yang tidak hanya melibatkan para siswa sebagai apresian tapi juga menjadi bagian dari karya-karya puisi para penyairnya yang dibacakan dan dibicarakan bersama. 


Sementara Kepala Sekolah, Pramudia, M.Pd., merasa tersanjung ketika sekolahnya dipilih sebagai kegiatan bedah buku yang berisi karya-karya puisi penyair Indonesia yang isinya merekam dan mengabadikan persoalan sosial tentang “minyak goreng” yang sempat menyita perhatian dunia beberapa waktu lalu.


Persoalan minyak goreng yang didokumentasikan dalam bentuk karya sastra itu oleh Acep Syahril dianggap sebagai karya monumental dari suatu peristiwa sosial yang memiliki nilai-nilai history, atau sejarah menyakitkan dari suatu zaman.


“Bagaimana tidak. Indonesia sudah menjadi produsen minyak sawit nomor satu di dunia sejak 2006. Berdasarkan data Indexmundi.com, bahkan menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) angkanya menembus 46,8 juta ton per tahun. Produksi sebesar itu didukung oleh ketersediaan lahan perkebunan yang luasnya mencapai 15,1 juta hectare,” ujar Acep. (rl/inilampung)

LIPSUS