Cari Berita

Breaking News

Ini Dia Di Balik Festival Puisi Tegal Mas Island

INILAMPUNG
Kamis, 23 Januari 2020

INILAMPUNG.COM - Festival Puisi Internasional Tegal Mas Island akan dibuka Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim, Jumat (24/1) pukul 15.00.

Helat akbar sepanjang sejarah kesenian di Lampung itu akan berlangsung hingga 26 Januari 2020 di Pulau Tegal Mas. Kegiatan yang diikuti 80 penyair dari 7 negara ini akan diisi pembacaan puisi dari para penyair, seminar bertema "Tuhan, Pulau, Kata-Kata", dan workshop bagi pelajar dan mahasiswa.

Festival Puisi Internasional ini juga menerbitkan buku "Tegal Mas Island Dalam Antologi Puisi" setebal 358 + xxiii (Siger Publisher, 2020) yang akan diluncurkan owner Tegal Mas Island, Thomas Aziz Riska.

Kehadiran Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri, menjadi penting dari perhelatan yang didukung penuh Tegal Mas dan Puncak Mas.

Festival seni yang diklaim pertama di Lampung bersekala internasional digerakkan Lamban Sastra Isbedy Stiawan ZS.

Kedua orang itu, sebetulnya di balik penyelenggaraan Festival Puisi Internasional Tegal Mas Island.

"Saya dan kawan-kawan dari Lamban Sastra hanya pelaksana di lapangan. Pak Thomas yang ternyata sangat peduli pada seni, mendukung penuh. Dari penjemputan di bandara atau stasiun, penginapan, dan konsumso," kata Isbedy, Kamis (23/1).

Jadi, lanjut Isbedy, apalah artinya dirinya jika tanpa penyandang fasilitas. "Kami coba bersinergitas, dan ternyata bisa."

Di luar, lanjutnya, ia bangun kekuatan untuk menghubungi para penyair Tanah Air dan luar negeri. Ia juga bangun relasi ke berbagai lini: kampus, politisi, parpol, media massa, serta pemerintah daerah.

"Alhamdulillah direspon baik, dalam arti menyambut kegiatan ini. Termasuk dari kepolisian," jelas dia.

Inilah "otak" di balik terlaksananya kegiatan ini, Thomas Aziz Riska dan Isbedy Stiawan ZS.

Sejarah baru kehidupan berkesenian di Lampung sudah ditoreh. Tak akan pernah dilupakan.

"Semoga ini bukan yang pertama dan terakhir. Tapi berkesinambungan," harap Isbedy.

Sementara Thomas Aziz Riska seperti dikatakan Isbedy selalu menekankan, agar sebagai tuan rumah jangan mengecewakan tamu yang datang.

Dia juga menjadikan festival ini untuk menanam kebajikan dan memberi pencerahan pada anak bangsa, yakni para pelajar dan mahasiswa.

"Saat saya tawarkan perlu workshop puisi untuk pelajar guna mendayakan kegiatan ini untuk mencerahkan, pak Thomas langsung mendukung dengan menyiapkan perahu secara gratis. Saya kira itu kepedulian pengusaha kepada anak bangsa," kata penyair berjuluk Paus Sastra Lampung dan pengampu Lamban Sastra itu.(zal/inilampung)

LIPSUS