Cari Berita

Breaking News

Diguyur Hujan, Pompa Rusak, Banjir Surabaya Susah Surut

INILAMPUNG
Sabtu, 01 Februari 2020

INILAMPUNG.COM - Hujan lebat yang mengguyur Surabaya selama dua jam, melumpuhkan sejumlah jalan protokol, (31/1/2020).

Air bahkan menggenangi fasilitas umum seperti rumah sakit, polsek, polda, tempat ibadah, hingga kompleks pertokoan. Banjir sulit surut karena pompa air milik pemkot mengalami masalah. 

Selama ini pemkot sangat mengandalkan 59 rumah pompa untuk mengatasi banjir. Ada 200 pompa yang dihidupkan sampai air benar-benar surut. Jika satu saja pompa mati, area sekitar langsung tergenang.

Namun, pompa-pompa yang bermasalah kemarin tidak hanya satu. Pompa Darmokali, Nias, dan Keputran sempat mati karena berbagai kendala. Pompa Darmokali, misalnya. 

Rantai yang terhubung dengan screen besi penahan sampah putus. Pompa langsung mati saat sampah merangsek masuk mesin. 

Akibatnya, area Jalan Ciliwung hingga Jalan Kutai tergenang. Banyak motor yang mogok. Agar korban tidak bertambah, banyak jalan yang ditutup. 

Jalan Nias juga tergenang karena pompa Nias rusak. Pompa Keputran juga sempat terbakar karena overheat. Selama banjir, pompa-pompa itu memang bekerja tanpa henti.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Pemkot Surabaya Eddy Christijanto memantau langsung penanganan banjir di Jalan Mayjen Sungkono dan sekitarnya. Genangan terpantau mulai pukul 17.57 di jalan tersebut. 

”Kalau yang di parkiran Vida (kompleks pertokoan, Red) ini masih sekitar 30 sentimeter. Kami sedang memompa air keluar,” ujar Eddy. Jumlah pompa celup yang difungsikan sebanyak dua unit.

Dia menuturkan, kawasan Mayjen Sungkono menjadi salah satu prioritas penanganan banjir. Ada pembangunan mini-boezem di depan gedung TVRI. 

Ada juga perbaikan saluran yang hampir rampung. Di tempat lain, linmas dan satpol PP dikerahkan untuk mengurai kemacetan sekaligus membantu warga yang membutuhkan pertolongan. 

”Data BMKG yang kami terima, curah hujan 130 milimeter per jam. Itu termasuk sangat lebat,” imbuhnya.

Dia juga memantau kawasan Jalan Ciliwung hingga pukul 21.30. Genangan masih terjadi karena laju air terhambat sampah. Terutama di sekitar lapangan Marinir. 

”Sampah masih kami angkut. Ini air mulai mengalir,” jelas mantan Kabag Pemerintahan tersebut.

Sementara itu, banjir juga menggenangi kawasan RSUD dr Soetomo (RSDS). Kepala Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dan Humas RSUD dr Soetomo dr Pesta Parulian Maurid Edward Sp An mengatakan, foto-foto yang tersebar di media sosial tentang kondisi banjir di RS tersebut adalah hoaks. Di dalam foto itu, terlihat kasur matras hijau.

”RSDS hanya punya matras hitam dan biru. Jadi, foto tersebut bukan di RSDS,” katanya.

Pesta menuturkan, setiap curah hujan tinggi, memang sering terjadi genangan di kawasan RSDS. Sebab, pompa tidak bisa dengan cepat menyedot genangan air. Namun, menurut dia, genangan tersebut masih dalam kondisi wajar.

”Ada beberapa titik yang tinggi airnya semata kaki. Kondisi tersebut langsung diatasi tim sanitasi,” ujarnya.

Luberan air juga masuk ke Rumah Sakit Islam (RSI) Wonokromo. Volume hujan yang sangat tinggi mengakibatkan air menggenangi gedung lama RSI. Ruang rawat inap dan instalasi gawat darurat (IGD) tergenang hingga setinggi mata kaki.

Kabidhumas dan Pemasaran Budhi Setianto menuturkan, pihak RS tidak sampai mengevakuasi pasien. Namun, pihak RS sempat memadamkan listrik. 

”Dipadamkan selama satu jam, mulai pukul 18.00 sampai 19.00, setelah operasi ketiga atau terakhir dilakukan. Ya supaya menghindari bahaya,” terangnya.

Dia menambahkan, pihak RS sebetulnya memiliki mesin pompa untuk mengantisipasi banjir. Namun, saking tingginya volume air, pompa tersebut tak mampu mengatasi genangan. 

”Kapasitasnya nggak nututi,” ucapnya.

Banjir juga masuk ke Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo atau RKZ. Luberan air masuk ke ruang perawatan di tiga paviliun setinggi kurang lebih 5 sentimeter. Genangan di ruang perawat dan pasien baru surut perlahan sekitar pukul 19.30 tadi malam. 

”Memang tidak ada evakuasi pasien. Hanya, barang-barang pembesuk yang kami bantu dipindahkan sementara,” ujar dr Agung Kurniawan Saputra MARS, Kabid Hospital Development and Relation RKZ.(jp/inilampung)

LIPSUS