Cari Berita

Breaking News

Tiga Pejabat PTPN VII Tukar Posisi

INILAMPUNG
Selasa, 03 Maret 2020

Dirut PTPN VII Muhammad Hanugroho dan ketiga pejabat PTPN VII yang dirotasi. Foto. Ist.

INILAMPUNG.COM - Tiga pejabat yang menempati pos strategis di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII dirotasi. 

Ketiga jabatan itu, Kepala Bagian Teknik dan Pengolahan (TNP), Manajer PTPN VII Unit Bekri, dan General Manager Bungamayang PT Buma Cima Nusantara (BCN) --anak perusahaan PTPN VII.

Proses serah-terima jabatan dipimpin berlangsung pada Senin (2/3/20) di Kantor Direksi PTPN VII di Bandarlampung.

Sesdangkan pejabat yang mengisi posisi tersebut adalah Bambang Hartawan yang sebelumnya Kabag TNP diberi mandat menjadi General Manager Bungamayang.

Ary Asykari, manajer Unit Bekri menggantikan Bambang ke Kantor Direksi sebagai Kabag TNP. Sedangkan Dicky Tjahyono yang sebelumnya Direktur Operasional BCN menggantikan Ary Asykari di Unit Bekri.

Prosesi reposisi jabatan ini dipimpin Direktur Utama PTPN VII Muhammad Hanugroho, didampingi Direktur Operasional Husairi. Dihadiri Sekretaris Perusahaan Okta Kurniawan dan para kepala bagian.

Pada kesempatan itu, Hanugroho memberikan perhatian khusus kepada tugas baru Bambang Hartawan. Dua kebun tebu dan pabrik gula yang dikelola PT BCN membutuhkan percepatan penanganan secara teknis dalam jangka pendek.

Ia meminta Bambang untuk tancap gas dalam mempersiapkan musim giling 2020 dengan baik.

“Reposisi merupakan akselerasi percepatan pencapaian target tahun 2020 PT BCN maupun PTPN VII secara keseluruhan. Semua kita bahu membahu dan bekerja keras untuk mempercepat proses recovery. Tetapi, kemampuan dan spesialisasinya berbeda-beda. Ini adalah proses penyesuaian saja,” kata Hanugroho.

Penempatan Bambang Hartawan di BCN dinilai tepat dan sesuai dengan pengalaman dan kompetensinya. Industri gula yang merupakan tanaman semusim secara on farm dan off farm memiliki karakter yang lebih rumit dan intensif ketimbang sawit dan karet.

Tebu itu tanaman semusim, jadi membutuhkan perhatian khusus dan intensif. Tidak boleh ada bias sedikitpun dari treatmen di kebun atau off farm. Demikian juga dengan di pabriknya atau on farm.

Teknologinya jauh lebih rumit dibandingkan pabrik pengolahan sawit maupun karet. "Pak Bambang kami nilai lebih pas. Saya minta Pak Bambang langsung tancap gas mengejar target yang telah ditetapkan,” kata dia.

Kepada Ary Asykari yang menggantikan Bambang di TNP, Oho juga menilai akan lebih tepat mengawal bidang teknik dan pengolahan secara general. Ary dinilai memiliki skill dan pendekatan personal yang sangat baik untuk mendampingi para pelaksana teknik pengolahan di semua pabrik yang ada di PTPN VII.

Sementara itu, Dicky Tjahyono diminta kembali menakhodai Kebun Kelapa Sawit dan Pabrik CPO Unit Bekri yang pernah ia pimpin sebelum pindah ke BCN. Pria egaliter ini dinilai lebih tepat menangani komoditas kelapa sawit sesuai dengan pengalamannya.

“Tidak semua jabatan itu pas dengan personel yang ditempatkan. Tidak ada yang lebih baik atau buruk dalam hal ini, tetapi lebih pada kesesuaian kompetensi dan kepiawaiannya mengelola satu sistem dalam organisasi,” kata Oho.

Sementara Direktur Operasional Husairi berharap dengan reposisi ini dapat meningkatkan kinerja, membawa percepatan untuk kebangkitan dan kejayaan PTPN VII. (rls/inilampung.com).

LIPSUS