Cari Berita

Breaking News

Belasan Penyair Baca Puisi #DariRumahSaja

INILAMPUNG
Senin, 13 April 2020

INILAMPUNG.COM - Belasan penyair Indonesia, Minggu (12/4) dimulai pukul 21.00 baca puisi live lewat aplikasi Instagram (IG).

Kegiatan mengisi seruan #dirumahsaja yang digagas IG Infosastra, Jakarta, menghadirkan para penyair di antaranya Willy Ana, Mustafa Ismail, Ratna Ayu Budhiarti, Wayan Jengki Sunarta, Isbedy Stiawan ZS, Mahwi Air Tawar, Muhammad Alfariezie, Zulfaisal Putra, dan lain-lain.

Setiap penyair membacakan 1 puisi, dipandu Willy Ana, Jakarta. 

Pembacan puisi melalui aplikasi IG tersebut mendapat respons luar biasa masyarakat. Pemilik akun IG berganti-ganti memindahkan channel IG-nya untuk menyaksikan siaran langsung para penyair baca puisi.

Willy Ana mengatakan, kegiatan ini ditaja berdasarkan kenyataan bahwa sejak himbauan diam di rumah, para seniman juga terimbas. Pasalnya, kegiatan yang mendatangkan masyarakat dilarang.

"Sejumlah agenda para penyair yang melibatkan orang banyak, jadi dibatalkan. Nah daripada jenuh di rumah, kami gagas ruang ekspresi baru seperti ini," kata Willy.

Hal sama dikatakan Mustafa Ismail. Wartawan Koran Tempo itu meyakini bahwa dalam situasi seperti ini, seniman tak boleh kehilangan kreativitas.

"Ruang ekspresi bisa di mana saja. Selain itu, menghibur warga di rumah saja melalui live baca puisi, bagian dari empati kita pada situasi pandemi Covid-19," ujar Mustafa.

Beberapa pekan terakhir ini, live berkesenian di akun media sosial tengah marak. Sejumlah penyair, sineas dokumenter membuat acara seni di media digital. 

Sejumlah penyair, seperti Taufik Ikram Jamil, Marhalim Zaini, Isbedy Stiawan ZS, Mahwi Air Tawar, Muhammad Alfariezie, Mustafa Ismail, Rida K Liamsi, dan lain-lain membaca puisi live di IG ataupun Facebook (FB), serta youtube.

Paus Sastra Lampung, Isbedy Stiawan ZS membaca puisi "Sudah Malam" berikut ini.

SUDAH MALAM

sudah malam. lihatlah ranjang

itu, sudah menyingkirkan buku

yang tadi terbuka. penuh kalimat

dari bibir kita


jalan menutup setiap pelangkah

malam kian mengacung tinggi


lupakan keinginan mengusik


aku akan pula mengunci kamarku

dan kau, sebaiknya masuk pula

lalu rapatkan pintu


"tak ada lagi tamu yang datang

tanda jam malam sudah bunyi,"

katamu


sambil mencuci tangan

membersihkan kaki 

dengan kain basah


"jika esok kau lebih dulu 

melihat matahari, jangan lupa

bangunkan aku. mungkin aku

bisa turut ke taman itu

menjemur diri..." pesanmu lagi


tapi, kalau aku tak 

menemui pagi, balasku, 

apakah kau 

punya airmata?


110420

(zal/inilampung)

LIPSUS