INILAMPUNG.COM - Belasan penyair Indonesia, Minggu (12/4) dimulai pukul 21.00 baca puisi live lewat aplikasi Instagram (IG).
Kegiatan mengisi seruan #dirumahsaja yang digagas IG Infosastra, Jakarta, menghadirkan para penyair di antaranya Willy Ana, Mustafa Ismail, Ratna Ayu Budhiarti, Wayan Jengki Sunarta, Isbedy Stiawan ZS, Mahwi Air Tawar, Muhammad Alfariezie, Zulfaisal Putra, dan lain-lain.
Setiap penyair membacakan 1 puisi, dipandu Willy Ana, Jakarta.
Pembacan puisi melalui aplikasi IG tersebut mendapat respons luar biasa masyarakat. Pemilik akun IG berganti-ganti memindahkan channel IG-nya untuk menyaksikan siaran langsung para penyair baca puisi.
Willy Ana mengatakan, kegiatan ini ditaja berdasarkan kenyataan bahwa sejak himbauan diam di rumah, para seniman juga terimbas. Pasalnya, kegiatan yang mendatangkan masyarakat dilarang.
"Sejumlah agenda para penyair yang melibatkan orang banyak, jadi dibatalkan. Nah daripada jenuh di rumah, kami gagas ruang ekspresi baru seperti ini," kata Willy.
Hal sama dikatakan Mustafa Ismail. Wartawan Koran Tempo itu meyakini bahwa dalam situasi seperti ini, seniman tak boleh kehilangan kreativitas.
"Ruang ekspresi bisa di mana saja. Selain itu, menghibur warga di rumah saja melalui live baca puisi, bagian dari empati kita pada situasi pandemi Covid-19," ujar Mustafa.
Beberapa pekan terakhir ini, live berkesenian di akun media sosial tengah marak. Sejumlah penyair, sineas dokumenter membuat acara seni di media digital.
Sejumlah penyair, seperti Taufik Ikram Jamil, Marhalim Zaini, Isbedy Stiawan ZS, Mahwi Air Tawar, Muhammad Alfariezie, Mustafa Ismail, Rida K Liamsi, dan lain-lain membaca puisi live di IG ataupun Facebook (FB), serta youtube.
Paus Sastra Lampung, Isbedy Stiawan ZS membaca puisi "Sudah Malam" berikut ini.
SUDAH MALAM
sudah malam. lihatlah ranjang
itu, sudah menyingkirkan buku
yang tadi terbuka. penuh kalimat
dari bibir kita
jalan menutup setiap pelangkah
malam kian mengacung tinggi
lupakan keinginan mengusik
aku akan pula mengunci kamarku
dan kau, sebaiknya masuk pula
lalu rapatkan pintu
"tak ada lagi tamu yang datang
tanda jam malam sudah bunyi,"
katamu
sambil mencuci tangan
membersihkan kaki
dengan kain basah
"jika esok kau lebih dulu
melihat matahari, jangan lupa
bangunkan aku. mungkin aku
bisa turut ke taman itu
menjemur diri..." pesanmu lagi
tapi, kalau aku tak
menemui pagi, balasku,
apakah kau
punya airmata?
110420
(zal/inilampung)