Cari Berita

Breaking News

Direktur Baru: Potensi dan Resource PTPN VII Lebih Mapan

INILAMPUNG
Kamis, 04 Juni 2020

Rapat perdana pimpinan baru PTPN VII. Foto. Ist.

INILAMPUNG, Bandarlampung--PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII memiliki potensi dan resources yang cukup untuk kembali bangkit dan meraih kejayaan.

Hal itu disampaikan Direktur PTPN VII Doni P.  Gandamihardja saat rapat bersama jajarannya di Kantor Direksi PTPN VII di Bandarlampung, Kamis 4 Juni 2020. 

Doni memimpin PTPN VII menggantikan Muhammad Hanugroho. Pekan lalu, dia dilantik bersama tiga Senior Executive Vice President (SEVP) PTPN VII. SEVP Business Supporting Okta Kurniawan, SEVP Operation I Fauzi Omar, dan SEVP Operation II Dicky Tjahyono.

Doni mengaku sudah mencari informasi tentang PTPN VII. Perusahaan perkebunan karet, kelapa sawit, gula putih, dan teh ini memiliki catatan kejayaan yang membanggakan. Namun, kata dia, dalam beberapa tahun terakhir mengalami perlambatan kinerja yang membutuhkan perhatian besar.

Pria kelahiran Bandung, 19 September 1966, itu menilai PTPN VII memiliki prospek untuk kembali bangkit dan jaya."Tidak bermaksud membandingkan. Potensi dan resources yang ada di PTPN VII lebih mapan dibanding PTPN lain," katanya. 

Karena itu, mantan Direktur Komersil PTPN XIII itu mengajak semua jajaran untuk membangkitkan kembali spirit dan energi baru untuk mencapai kejayaan. Hal ini membutuhkan visi dan gerak yang satu frekuensi semua jajaran. 

“Kita ini bekerja dalam satu sistem harus memliki visi yang sama. Visi itu tercermin dari budaya kerja yang selaras Dan keselarasan gerak itu akan menciptkan corporate culture yang menjadi warna dari perusahaan ini,” kata dia.

Dalam menjalankan manajemen, Doni mengajak semua insan PTPN VII memaknai setiap tugas di perusahaan sebagai bagian dari ibadah. Sebagaimana orang beribadah, kata dia, dibutuhkan keikhlasan dan ketenangan batin.

“Kita ini bekerja untuk menghidupi keluarga. Dan mencari rezeki untuk keluarga adalah bagian dari ibadah. Dengan ibadah kita akan mendapatkan ketenangan lahir dan batin bersama keluarga. Dan, saya meyakini, jika kita mendapatkan rezekinya dengan cara yang tidak semestinya, hati kita tidak akan tenang,” kata dia.

Tentang masa depan PTPN VII, Doni menyatakan perusahaan ini mempunyai modal yang cukup untuk menjadi bench mark bagi perusahaan lain. Dalam banyak faktor, PTPN VII memiliki infrastruktur mapan.

“Saya yakin, kalau kita kompak di semua level dan semua langkah, PTPN VII segera bangkit,” kata direktur yang memulai karir di Bank Mandiri ini.

Sementara itu, pada level SEVP, jabatan setingkat direktur bidang, PTPN VII memilih opsi dua SEVP Operasional. SEVP I yang dijabat Fauzi Omar akan mengurus komoditas kelapa sawit dan teh. Sedangkan Dicky Tjahyono diberi tugas untuk mengurus komoditas karet dan tebu (gula putih).

Fauzi Omar dalam breifing perdananya mengaku sangat optimistis komoditas kelapa sawit di PTPN VII akan naik jika semua resources digenjot. 

SEVP yang berkarir dari karyawan pelaksana lapangan pada kebun kakao di PTPN IV mengatakan, semua operasional di kebun akan dijalankan secara detail.

“Saya melihat potensi di N7 (PTPN VII) sangat baik. Kita akan genjot untuk menaikkan produksi dengan melakukan treatmen secara detail. Kita harus bekerja ekstra keras atau extraordinary. Kita harus tahu persis berapa jumlah pokok (pohon) yang ada. Jadi, hitungan produksi, pupuk, dan biaya perawatannya juga tepat,” kata dia.

Pada sisi lain, Dicky yang membidangi karet dan tebu menyatakan akan fokus untuk memastikan semua sumber daya yang ada bekerja dengan maksimal. 

Manajer Unit Bekri ini mengakui harga jual komoditas karet masih menjadi kendala fundamental. Meskipun demikian, ia akan terus mengawal perbaikan seluruh proses produksi dari on farm sampai produk dipasarkan secara rigid.

“Untuk operasional produksi, saya lebih cenderung untuk melakukan cost effectiveness dari pada cost cutting. Sebab, sekali kita tidak pupuk tanaman, efek buruk dominonya akan sangat besar dan lama. Dan selama beberapa tahun ini kita sibuk memperbaiki kondisi itu akibat cutting cost itu,” kata dia.

Tentang industri gula, Dicky yang pernah menjadi Direktur Operasional PT Buma Cima Nusantara (BCN), anak perusahaan PTPN VII menyatakan optimistis pada musim giling 2020 ini akan lebih baik dari sebelumnya. Hal itu karena proses pemeliharaan tanaman dan perbaikan pabrik sudah berjalan dengan lebih baik dari tahun sebelumnya.

Di bidang business support atau komersil, Okta Kurniawan sebagai SEVP menyatakan siap mendukung semua kebijakan bisnis perusahaan. Di bawah kendali seorang direktur, proses manajemen perusahaan akan dijalankan dengan sistem basis kinerja. 

“Semua proses bisnis kita ke depan akan lebih dinamis karena berbasis kinerja. Kami akan sangat menghargai ide dan kreativitas dari seluruh karyawan untuk ikut menggerakkan perusahaan ini,” kata dia. (mfn/rls).


LIPSUS