Cari Berita

Breaking News

Badan Bahasa Kemendikbud Kirim Sastrawan Berkarya ke Pesisir Barat

INILAMPUNG
Jumat, 28 Agustus 2020

Peserta program pengiriman sastrawan berkarya dari Badan Bahasa Kemendikbud di Pesisir Barat. Foto. Eva.
INILAMPUNG.COM, Krui--Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) menjadi tempat pelaksanaan program Pengiriman Sastrawan Berkarya ke wilayah 3-T (tertinggal, terdepan dan terluar) Indonesia.

Peserta program dari Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu pada Jumat 28 Agustus 2020 diterima Sekda Pesibar, N Lingga Kusuma mewakili Bupati Agus Istiqlal di kantor bupati setempat di Krui. Dihadiri Asisten Bupati Bidang Pemerintahan dan Kesra, Audi Marpi.

Bupati Pesibar dalam sambutan yang disampaikan Lingga mengatakan Kabupaten Pesisir Barat merupakan daerah baru di Provinsi Lampung. Hasil pemekaran dari Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2013.

Berbagai aspek pembangunan di Pesibar, kata dia, perlu ditingkatkan dan dikembangkan. Tidak hanya pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan yang berbasis budaya, khususnya dalam bidang bahasa dan sastra.

Pesibar memiliki kekayaan budaya. Diantaranya, kekayaan bahasa dan sastra. Pesisir Barat memiliki bahasa asli yaitu bahasa Lampung dialek Pesisir, yang secara umum dikenal dengan bahasa Lampung dialek a (Krui).

"Sepanjang wilayah yang membentang dari utara hingga selatan, masing-masing masyarakat memiliki logat tersendiri serta kekayaan sastra yang dihasilkan dari kebudayaan masyarakat setempat," katanya.

Kemudian, karya sastra yang dimiliki masyarakat adat Pesisir Barat juga beragam. Ada yang berupa pantun, puisi, hingga teka-teki.

Atas dasar beberapa poin tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Barat pada 2018 menyusun pokok-pokok pikiran kebudayaan (PPKD). Tujuannya untuk dijadikan landasan kebijakan pembangunan kebudayaan daerah sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Selain itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesisir Barat sedang mengusulkan Peraturan Daerah mengenai Pelestarian Kebudayaan dan Kearifan Lokal yang di dalamnya terdapat pelestarian bahasa dan sastra daerah.

Kebijakan-kebijakan tersebut diambil bukan tanpa alasan. Pesisir Barat membutuhkan kebudayaan sebagai salah satu aspek dalam pembangunan berkelanjutan. Strategi kemajuan kebudayaan dan kearifan lokal sangat diperlukan.

Pemerintah daerah beserta masyarakat Pesisir Barat menaruh harapan besar atas dikirimnya perwakilan sastrawan berkarya ke Pesibar.

"Semoga selama satu bulan bisa menyaring dan menghimpun informasi penting mengenai sastra daerah, yang kemudian disajikan dalam sebuah produk karya sastra dalam berbagai bentuk. Dengan tujuan utama mengembangkan dan melestarikan sastra daerah yang ada di Pesisir Barat," harapnya.

Menurut dia, kekayaan sastra di Pesisir Barat seperti kumpulan mutiara yang terbenam dalam lumpur yang dalam, dibutuhkan orang yang berkompeten untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya mutiara yang masih terpendam tersebut.

Untuk itu, bupati mengharapkan Badan Bahasa Kemdikbud dapat memprioritaskan bantuan untuk pengembangan bahasa dan sastra di Pesisir Barat. "Tentu saja hal tersebut untuk mendukung kemajuan kebudayaan di wilayah 3-T," katanya. (eva/inilampung.com)

LIPSUS