Cari Berita

Breaking News

Yusuf Kohar Terima Gelar Raja Memerintah Mangkunegara

INILAMPUNG
Minggu, 29 November 2020

M Yusuf Kohar bergelar Raja Memerintah Mangkunegara saat menerima pusaka dari Sultan Junjungan Sakti yang Dipertuan ke-27. Foto: Ist.

INILAMPUNG.COM, Bandarlampung - M Yusuf Kohar menerima gelar Raja Memerintah Mangkunegara dari Kerajaan Paksi Pak Skala Bghak Lampung.

Gelar disematkan oleh Raja Skala Bghak dari Buay Belunguh, Pun Yanwar bergelar Sultan Junjungan Sakti yang Dipertuan ke-27 pada acara Seangkonan Semuaghian.

Dhadiri lebih-kurang 300 orang tersebut bertempat di Lamban Gedung Kuning, Kecamatan Sukarame, Kota Bandarlampung, Minggu (29-11-2020).

Selain menerima gelar, Yusuf yang didampingi sang istri, Min Yuanah, menerima pin bangsawan dari sang raja.

Perdana Menteri Kerajaan Paksi Pak Skala Bghak, Dang Gusti Ike Edwin bergelar Gusti Batin Raja Mangkunegara membacakan pidato dari sang raja.


Dang Ike mengatakan penyematan gelar untuk Yusuf Kohar menandakan bahwa Wakil Walikota Bandarlampung itu menjadi bagian dari keluarga besar Kerajaan Skala Bghak Lampung.

"Hari ini Kiyay Yusuf Kohar telah disematkan gelar bangsawan besar yang diberikan oleh Sultan Pangeran Junjungan Sakti yang Dipertuan ke-27 dari Kepaksian Belunguh Kerajaan Paksi Pak Skala Bghak," katanya.

Sebagai bagian dari keluarga besar Kerajaan Paksi Pak Skala Bghak Lampung, Yusuf Kohar diharapkan mampu mendedikasikan diri untuk kemaslahatan masyarakat, khususnya warga Kota Bandarlampung.

"Gelar Kiyay Yusuf Kohar ini sama dengan saya. Saya Raja Gusti Batin Mangkunegara, itu gelar dari ayah saya," ucapnya.

Dang Gusti Ike Edwin menjelaskan, gelar yang diberikan disesuaikan dengan tupoksi atau jabatan yang sedang diemban oleh seseorang.

"Kiyay Yusuf Kohar karena sedang memerintah (menjabat wakil walikota, red) maka gelarnya memerintah. Gelar Kiyay Yusuf ini berat, mangkunegara. Mangkunegara itu sama dengan memangkubumi," ucapnya.

Dalam pidatonya juga, Dang Ike mengungkapkan, saat ini sudah ada pergeseran adat dan budaya.

"Begitu menariknya adat ini. Dia erat kaitannya dengan sopan, santun, tata krama," ujarnya.

Namun disayangkan, seiring berkembangnya zaman adat istiadat pun mulai sirna.

"Untuk itu saya bersama Pun Sultan dan tokoh adat Lampung ingin bisa mempertahankan adat budaya ini walau zaman terus berkembang," ungkapnya.

Sementara sambutan dari pihak tamu undangan disampaikan oleh Musa Ahmad.

Musa mengucapkan terimakasih atas undangan dari kerajaan. Menurut dia, undangan tersebut adalah sebuah kehormatan yang besar.

"Kami turut serta merasa bahagi, bisa turut dalam acara Seangkonan Semuaghian. Kami ucapkan selamat pada kakanda kami Pak Yusuf Kohat dan Ibu, telah menjadi bagian dari keluarga besar Kerajaan Paksi Pak Skala Bghak," kata Musa dalam sambutannya.(mfn/rls/inilampung.com)

LIPSUS