Cari Berita

Breaking News

Catatan Akhir Tahun PWI, Masih Terjadi Kekerasan Fisik dan Digital terhadap Wartawan

INILAMPUNG
Senin, 28 Desember 2020

 Ketua Umum PWI Atal S Depari. Foto. Ist.


INILAMPUNG, Jakarta - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat mengeluarkan catatan akhir tahun 2020 sebagai bentuk refleksi untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. 


Dalam rilis yang diterima redaksi, PWI menyoroti beberapa hal yang terjadi selama tahun 2020. Seperti merebaknya Covid-19 yang berimbas pada perusahaan pers dan wartawan di Indonesia.


Pelaksanaan pilkada serentak 2020, kekerasan fisik kepada wartawan masih terjadi. Seperti pemukulan, pengeroyokan dan perampasan alat kerja, serta penghapusan paksa hasil liputan, yang dilakukan aparat penegak hukum maupun peserta demo.


Dalam keterangan tertulis yang ditanda tangani Ketua Umum PWI Atal S Depari dan Sekjen Mirza Zulhadi, PWI juga menyoroti kekerasan pada era digital saat ini terhadpa wartawan. Seperti doxing yakni membuka data pribadi wartawan dan keluarganya di media sosial. 


PWI mengimbau pelaku yang merasa terganggu dengan karya jurnalistik, seharusnya menggunakan hak jawab sebagaimana diatur dalam UU No 40 tahun 1999 tentang Pers.


“Selain itu, PWI menyesalkan terjadinya peretasan situs. Mereka yang tidak senang atas pemberitaan menggunakan hacker untuk membobol pertahanan website sebuah media atau meretas data pribadi wartawan. PWI berharap aparat hukum mengusut tuntas kasus tersebut agar tidak terulang lagi,” kata Ketua Umum PWI Atal S Depari, Senin, (28-12-2020)


PWI mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang tetap menjaga kemerdekaan pers dengan berpedoman kepada UU No 40 tahun 1999 tentang Pers dan peraturan perundang-udangan tentang pers lainnya, dalam menyelesaikan persoalan terkait kasus-kasus pers. 


Selain itu melalui Masyarakat Pemantau Pemilu (Mappilu) PWI melakukan survei kepada wartawan di 34 provinsi di Indonesia yang menghasilkan kesimpulan, bahwa sebagian besar wartawan mendukung pilkada serentak 2020, tetap berlangsung 9 Desember namun dengan sejumlah catatan, terutama terkait penegakan protokol kesehatan. Secara umum pelaksanaan pilkada juga dinilai berjalan dengan baik.


“PWI mengucapkan terima kasih kepada wartawan, perusahaan pers, dan semua komponen bangsa lainnya yang telah mengawal proses demokrasi yaitu Pilkada Serentak 2020 sehingga secara umum bisa berlangsung lancar, demokratis, sehat, dan berbudaya,” ujar Atal.


Ditegaskannya, media yang secara terus menerus mengingatkan para pihak untuk patuh terhadap protokol kesehatan, gerakan 3M, telah berdampak positif terhadap penyelenggaraan pilkada sehingga tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.


PWI juga mengucapkan terima kasih kepada perusahaan pers yang tetap mempekerjakan wartawan meski dalam kondisi sulit. Kepada para wartawan, PWI berharap agar terus meningkatkan profesionalisme dan patuh menjalankan UU, Kode Etik Jurnalistik, dan Kode Perilaku Wartawan. 


Terakhir, dalam catatan akhir tahunnya, PWI menyerukan kepada semua pihak untuk terus berupaya menjaga keberlangsungan kehidupan pers yang merupakan pilar demokrasi. Keberadaan pers sebagai fourth estate, kekuatan keempat, pada era demokrasi ini sangat penting untuk mewujudkan pemerintahan yang akuntabel, bersih, transparan, dan terhindar dari praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN). Menyelamatkan kehidupan pers berarti ikut menyelamatkan kehidupan demokrasi di Indonesia demi masa depan kehidupan bangsa yang lebih baik dan demi kesejahteraan rakyat Indonesia. (mfn/rls/inilampung.com)

LIPSUS