Cari Berita

Breaking News

Ali Imron Minta Pemerintah Perbaiki Jalan di Sentra Ikan Pari Asap Kebondamar

INILAMPUNG
Kamis, 25 Februari 2021

Anggota DPRD Provinsi Lampung dari Fraksi Golkar, Ali Imron dan Kepala Desa Kebondamar, Ilham B Tripandoyo.


INILAMPUNG, Matarambaru - Masyarakat Lampung Timur (Lamtim) penggemar ikan pari asap, hampir pasti mengetahui dari mana asal ikan panggang yang biasanya disayur santan dan pedas itu.


Namun, juga hampir bisa dipastikan, para penggemar ikan pari asap itu belum pernah menginjakkan kaki ke Kebondamar. Desa yang sebagian penduduknya, secara turun-temurun mengandalkan usaha mengolah ikan laut tersebut sebagai sumber penghasilan.


Padahal, secara geografis, letak desa tersebut tidak jauh atau tidak sampai 10 km dari pusat ibukota kecamatan, Matarambaru. Artinya, tidak seharusnya Kebondamar menjadi desa yang terisolir.


Apalagi, desa berpenduduk sekitar 850 kepala keluarga (KK), itu juga relatif dekat dengan jalan utama kecamatan tetangga, seperti Brajaselebah, Wayjepara maupun Labuhanmaringgai.


Persoalan banyak warga yang belum beranjangsana ke Kebondamar, sebenarnya alasannya jelas: Infrastruktur jalannya buruk. Sehingga sulit dilalui kendaraan bermotor.


Kepala Desa Kebondamar, Ilham B Tripandoyo, menyebutkan hampir seluruh infrastruktur jalan di desanya, kondisinya rusak parah. "Jalan utama desa kami sebagian pernah dibangun, dilapen pada tahun 2013. Setelah itu, belum pernah ada perbaikan jalan lagi," katanya.


Menurut kades yang akrab disapa Pandoyo itu, makin tahun kerusakan jalan di desanya kian parah. Padahal, setiap hari banyak kendaraan keluar masuk desanya mengangkut ikan pari asap dan hasil bumi.


"Ikan pari asap yang dijual di pasar Wayjepara, Sribhawono, produksi warga kami. Bahkan, sampai keluar daerah," katanya, Rabu, 24 Februari 2021.


Selain sentra ikan pari asap, kata dia, desanya juga penghasil padi berkualitas bagus. "Produksi padi di desa kami rata-rata mencapai delapan ton per hektare," jelas Pandoyo. 


Persoalan utama yang menjadi kendala di desanya, kata dia, masalah infrastruktur jalan yang buruk. Hal ini mengakibatkan ongkos angkutnya menjadi lebih mahal. Sehingga mengurangi potensi keuntungan warga penghasilan ikan pari asap maupun petani padi sawah. 


Karena itu, kepada Ali Imron, Anggota DPRD Provinsi Lampung dari Fraksi Golkar, Pandoyo meminta untuk diperjuangkan agar jalan di desanya bisa diperbaiki.


"Kami gak muluk-muluk pak. Jalan yang diperbaiki atau dibangun 500 meter atau berapa pun, kami bersyukur," jelas Pandoyo. "Kasihan masyarakat, hampir seluruh jalan di desa kami rusak parah," dia menambahkan.  


Kades berperawakan ramping itu mengharapkan pemerintah memberikan perhatian terhadap desanya. Jalan di desanya bisa dibangun. "Sedikit gak apa-apa. Yang penting tiap tahun ada perbaikan, biar masyarakat ikut merasakan pembangunan dan senang," katanya lagi.


Menerima aspirasi tersebut, Imron menyatakan prihatin dengan kondisi infrastruktur jalan di Kebondamar. Seharusnya, desa tersebut menjadi perhatian khusus pemerintah. "Ini justru seperti terbaikan atau dilupakan," katanya. 


Imron mengungkapkan alasan kenapa infrastruktur jalan di desa tersebut harus diberi perhatian khusus. Kebondamar merupakan sentra pangan yang menghasilkan padi berkualitas baik dan ikan pari asap. Hal ini sejalan dengan program pangan yang digalakkan pemerintah.


"Masyarakat sudah menghasilkan padi berkualitas baik. Jadi, wajar jika pemerintah memberikan perhatian. Infrastruktur jalannya diperbaiki agar keuntungan petani tidak hilang karena jalan rusak. Bukan justru diabaikan atau dibiarkan seperti desa terisolir," katanya.


Karena itu, politisi dari Brajaselebah itu, menyatakan bersemangat untuk menyampaikan aspirasi yang dibutuhkan warga Kebondamar. 


"Apa yang disampaikan Pak Pandoyo, akan kami sampaikan kepada pemerintah. Kita sama-sama berdoa, semoga harapan warga Kebondamar segera terwujud," kata Imron yang duduk di Komisi V DPRD Lampung itu.


Imron meminta masyarakat Kebondamar tetap semangat untuk terus berkarya dan melakukan yang terbaik untuk keluarga dan desanya. (zal/inilampung.com)

LIPSUS