Cari Berita

Breaking News

Puisi yang 'Berpihak'

INILAMPUNG
Minggu, 23 Mei 2021
Views

Malam Seni Peduli Kemanusiaan untuk Palestina (bdy/inilampung)

INILAMPUNG.COM, Bandarlampung - Puisi akan selalu "berpihak", sekecil apa pun. Keberpihakan karya puisi (juga kesenian umumnya) tentu pada kemanusian dan keadilan. 

Itulah napas keberpihakan seniman Lampung menyikapi nasib Palestina yang bebeberapa hari terakhir dibombardir serdadu Israel. Bahkan  saat menjelang Idul Fitri 1442 H.

Kepedulian seniman Lampung yang diprakarsai Lamban Sastra Isbedy Stiawan ZS bekerja sama dengan Pondok Santap Taman Untung, tadi malam (22/5/2021) menghadirkan Syaiful Irba Tanpaka, Agusri Junaidi, Erika Novalia Sani, Muhammad Alfariezie, Sekretaris Dewan Masjid Indonesia Lampung H. Imam Asyrofi, Isbedy Stiawan ZS, Fitri Angraini (dosen UIN Radin Intan), Fajrun Najah Ahmad, Yurie Arsyad Temenggung, dan Muchlas E Bastari. 

Para seniman, aktifis, dan politisi Lampung itu sepakat mendukung Palestina dan mendoakan agar perang di Jalur Gaza segera dihentikan. Mereka mengutuk Israel yang dinilai brutal dan dzalim terhadap rakyat Palestina. 

"Kita dukung Palestina agar merdeka karena sesuai dengan amanat UUD 1945 bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," ujar Erika Novalia Sani, direktur Lamban Sastra pada testimoni sebelum membaca puisi "Palestina Kita Berpelukan" karya Isbedy Stiawan ZS.

Sementara Fajar, panggilan akrab Fajrun Najah Ahmad, bercerita pengalamannya langsung ke Yerussalem pada 2018. Ia jelaskan, nasib rakyat Palestina benar-benar memrihatinkan.

"Anak-anak Palestina untuk menjual hasil kerajinannnya harus hati-hati karena jika ketahuan tentara Israel akan ditangkap dan barang jualannya dirampas," cerita Fajar.

Isbedy juga menguatkan dukungan Indonesia sudah dinyatakan Soekarno, bapak pendiri dan proklamator pada 1960. "Jadi jelas sekali NKRI mendukung kemerdekaan Palestina. Dengan demikin, kita mengutuk zionis Israel," tandas pengampu Lamban Sastra itu.

Penyair berjuluk Paus Sastra Lampung duet dengan istrinya, Fitri Angraini, membacakan puisi "Burungburung dari Surga". Lalu penyair Agusri Junaidi membacakan puisi tentang Palestina dari buku puisinya "Wajah Musim", Syaiful Irba Tanpaka membacakan puisi "Doa Serdadu Sebelum Perang", Muhammad Alfariezie membacakan puisi "Bagaimana Mungkin Aku Melupakanmu" karya Taufiq Ismail, dan Yurie Arsyad membacakan puisi terjemahan karya penyair Rusia.

Berikut puisi Isbedy Stiawan ZS, yang diakuinya terinspirasi dari berita di youtube ihwal kawanan burung di langit Yerussalem dan seekor burung tengah mencabik-cabik bendera Isrel:


BURUNGBURUNG SURGA
Isbedy Stiawan ZS
  
lalu burungburung surga 
memasuki kota itu 
dan mengoyak bendera 
dengan paruhnya 
sebagai pertanda
 
      apakah kau bisa berpikir 
      jika punya akal?
 
tapi, Allah telah menetapkan 
pada bani israel sebagai orangorang
yang mesti meninggalkan rumah
lalu pulang menjarah dan menjajah
 
seperti dinubuat, mereka usir para nabi
setiap kitab yang datang padanya 
selalu diingkari demi menegakkan 
ajaran dan ujaran dari nenekmoyang
      : ihwal sapi yang mesti dikurbankan
        soal musa, yakub, ataupun isa
        yang ditolak risalahnya
 
di tanah al-quds ini, bahkan yesus disalib
untuk menebus dosa seluruh umat
 
       kenapa kau tak berpikir 
       jika Allah memberi akal?
 
*
inilah al-quds, sebuah negeri 
yang telah disucikan selain mekah
tanah yang pernah disinggahi Muhammad
saat hijrah, sebelum ke muntaha  
jejakjejak para nabi di sini membekas 
sebagai sejarah kelam manusia 
sebab selalu ingkar dan suka 
menumpahkan darah 
 
ingatlah, bagaimana Musa diburu
ingin dibunuh; Allah menyelamatkan 
tongkat Musa membagi dua lautan
Yesus disalib lalu diarak ke golgota 
      “Eli Eli, lama Isa agani?”
 
lalu makin lengkap habis marwah
bani israel; diusir dari negeri sendiri
tiada lagi tanah kelahiran; menjadi 
ahasveros tak mengenal jalan ke rumah
 
      apakah kau tak berpikir 
      jika punya akal?
 
sampai mereka temukan peta itu 
kampung di mana dulu 
nenek moyangnya menetap 
sebagai bangsa pembangkang 
dan selalu membuat kerusuhan
 
berulangulang Palestina jadi sasaran
sebagai negeri yang mesti direbut 
untuk meluaskan kekuasaan 
 
berulangulang al-Aqsa ingin dihancurkan 
demi menghapus sejarah masa lampau 
 
      tapi apakah mereka tak berpikir
      Allah semakin menghidupkan cahaya itu?
 
lihatlah burungburung surga dikirim 
lalu mencabik bendera 
hingga tidak bertanda; seperti itu 
wajah israel di mata Allah 
      di hati bangsabangsa 
      yang mengerti makna kemanusiaan
 
2021

LIPSUS