INILAMPUNG.COM, Bandarlampung - Puisi akan selalu "berpihak", sekecil apa pun. Keberpihakan karya puisi (juga kesenian umumnya) tentu pada kemanusian dan keadilan.
Itulah napas keberpihakan seniman Lampung menyikapi nasib Palestina yang bebeberapa hari terakhir dibombardir serdadu Israel. Bahkan saat menjelang Idul Fitri 1442 H.
Kepedulian seniman Lampung yang diprakarsai Lamban Sastra Isbedy Stiawan ZS bekerja sama dengan Pondok Santap Taman Untung, tadi malam (22/5/2021) menghadirkan Syaiful Irba Tanpaka, Agusri Junaidi, Erika Novalia Sani, Muhammad Alfariezie, Sekretaris Dewan Masjid Indonesia Lampung H. Imam Asyrofi, Isbedy Stiawan ZS, Fitri Angraini (dosen UIN Radin Intan), Fajrun Najah Ahmad, Yurie Arsyad Temenggung, dan Muchlas E Bastari.
Para seniman, aktifis, dan politisi Lampung itu sepakat mendukung Palestina dan mendoakan agar perang di Jalur Gaza segera dihentikan. Mereka mengutuk Israel yang dinilai brutal dan dzalim terhadap rakyat Palestina.
"Kita dukung Palestina agar merdeka karena sesuai dengan amanat UUD 1945 bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," ujar Erika Novalia Sani, direktur Lamban Sastra pada testimoni sebelum membaca puisi "Palestina Kita Berpelukan" karya Isbedy Stiawan ZS.
Sementara Fajar, panggilan akrab Fajrun Najah Ahmad, bercerita pengalamannya langsung ke Yerussalem pada 2018. Ia jelaskan, nasib rakyat Palestina benar-benar memrihatinkan.
"Anak-anak Palestina untuk menjual hasil kerajinannnya harus hati-hati karena jika ketahuan tentara Israel akan ditangkap dan barang jualannya dirampas," cerita Fajar.
Isbedy juga menguatkan dukungan Indonesia sudah dinyatakan Soekarno, bapak pendiri dan proklamator pada 1960. "Jadi jelas sekali NKRI mendukung kemerdekaan Palestina. Dengan demikin, kita mengutuk zionis Israel," tandas pengampu Lamban Sastra itu.
Penyair berjuluk Paus Sastra Lampung duet dengan istrinya, Fitri Angraini, membacakan puisi "Burungburung dari Surga". Lalu penyair Agusri Junaidi membacakan puisi tentang Palestina dari buku puisinya "Wajah Musim", Syaiful Irba Tanpaka membacakan puisi "Doa Serdadu Sebelum Perang", Muhammad Alfariezie membacakan puisi "Bagaimana Mungkin Aku Melupakanmu" karya Taufiq Ismail, dan Yurie Arsyad membacakan puisi terjemahan karya penyair Rusia.
Berikut puisi Isbedy Stiawan ZS, yang diakuinya terinspirasi dari berita di youtube ihwal kawanan burung di langit Yerussalem dan seekor burung tengah mencabik-cabik bendera Isrel:
BURUNGBURUNG SURGAIsbedy Stiawan ZSlalu burungburung surgamemasuki kota itudan mengoyak benderadengan paruhnyasebagai pertandaapakah kau bisa berpikirjika punya akal?tapi, Allah telah menetapkanpada bani israel sebagai orangorangyang mesti meninggalkan rumahlalu pulang menjarah dan menjajahseperti dinubuat, mereka usir para nabisetiap kitab yang datang padanyaselalu diingkari demi menegakkanajaran dan ujaran dari nenekmoyang: ihwal sapi yang mesti dikurbankansoal musa, yakub, ataupun isayang ditolak risalahnyadi tanah al-quds ini, bahkan yesus disalibuntuk menebus dosa seluruh umatkenapa kau tak berpikirjika Allah memberi akal?*inilah al-quds, sebuah negeriyang telah disucikan selain mekahtanah yang pernah disinggahi Muhammadsaat hijrah, sebelum ke muntahajejakjejak para nabi di sini membekassebagai sejarah kelam manusiasebab selalu ingkar dan sukamenumpahkan darahingatlah, bagaimana Musa diburuingin dibunuh; Allah menyelamatkantongkat Musa membagi dua lautanYesus disalib lalu diarak ke golgota“Eli Eli, lama Isa agani?”lalu makin lengkap habis marwahbani israel; diusir dari negeri sendiritiada lagi tanah kelahiran; menjadiahasveros tak mengenal jalan ke rumahapakah kau tak berpikirjika punya akal?sampai mereka temukan peta itukampung di mana dulunenek moyangnya menetapsebagai bangsa pembangkangdan selalu membuat kerusuhanberulangulang Palestina jadi sasaransebagai negeri yang mesti direbutuntuk meluaskan kekuasaanberulangulang al-Aqsa ingin dihancurkandemi menghapus sejarah masa lampautapi apakah mereka tak berpikirAllah semakin menghidupkan cahaya itu?lihatlah burungburung surga dikirimlalu mencabik benderahingga tidak bertanda; seperti ituwajah israel di mata Allahdi hati bangsabangsayang mengerti makna kemanusiaan2021