Cari Berita

Breaking News

Azis Syamsuddin Diperiksa KPK

INILAMPUNG
Rabu, 09 Juni 2021

Azis Syamsuddin (Ist/inilampung)

INILAMPUNG.COM, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Azis Syamsuddin, diperiksa KPK pagi ini Rabu 9 Juni 2021, di Gedung Merah Putih, Jakarta.

Azis Syamsuddin diperiksa dalam kapasitasnya sebagai saksi terkait kasus dugaan suap yang menyeret penyidik AKP Stepanus Robin Pattuju (SRP).

"Saksi Azis Syamsuddin telah hadir di Gedung Merah Putih KPK memenuhi panggilan penyidik KPK dan akan dilakukan pemeriksaan sebagai saksi dalam perkara tersangka SRP dkk," ujar Plt. Juru Bicara Penindakan KPK, Ali Fikri, melalui keterangan tertulis, Rabu (9/6/2021).

Ini merupakan penjadwalan ulang terhadap Azis setelah sebelumnya yang bersangkutan pada Jumat (7/5) tidak memenuhi panggilan.

KPK menduga politikus Partai Golkar tersebut mengetahui seputar perkara dugaan suap ini. Berdasarkan hal itu, keterangan Azis dibutuhkan untuk membuat terang peristiwa tindak pidana termasuk perbuatan Stepanus.

Berdasarkan temuan awal KPK, Azis disinyalir terlibat dalam kasus ini karena memfasilitasi pertemuan antara Stepanus dengan Wali Kota Tanjungbalai, M. Syahrial, di rumah dinasnya, Oktober 2020. Kedua nama terakhir sudah ditetapkan KPK sebagai tersangka.

Pertemuan itu membuahkan hasil, yakni bersepakat membantu penyelidikan kasus dugaan korupsi lelang jabatan di Pemerintah Kota Tanjungbalai yang menjerat Syahrial tidak dinaikkan ke tahap penyidikan. Namun, pada kenyataannya penyelidikan kasus lelang jabatan tetap diproses KPK.

Dalam perkembangan penanganan perkara, tim penyidik KPK sudah menggeledah sejumlah kediaman Azis dan ruang kerjanya di DPR. Ketika itu KPK mengamankan barang bukti berupa dokumen diduga terkait perkara.
Azis juga sudah dimasukkan ke dalam daftar cegah untuk bepergian ke luar negeri selama enam bulan ke depan atau tepatnya hingga 27 Oktober 2021.

Sebelumnya, Azis juga sudah diperiksa Dewan Pengawas KPK terkait pelanggaran kode etik Stepanus, yang pada akhirnya dipecat karena terbukti melanggar kode etik lantaran menerima suap.(dbs/inilampung)

LIPSUS