Cari Berita

Breaking News

Kesopanan Bermusyawarah

INILAMPUNG
Minggu, 12 September 2021


Oleh Hasbullah

Tanwir Muhammadiyah-'Aisyiyah pada 4-5 September 2021, telah usai dilaksanakan. Salah satu hasilnya adalah menetapkan Muktamar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah dilaksankan pada tanggal 18-20 November 2022. Ketetapan ini tidak serta merta, namun sudah melewati jalan panjang pemikiran dan kajian yang melibatkan banyak elemen. Ini adalah watak berkemajuan Muhammadiyah. Semua Muktamar akan melihat Situasi dan kondisi, kesehatan, kemaslahatan.


Dalam Tanwir, baik Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah telah menampilkan wajah, jiwa dan nafas Indonesia. Hal ini dapat dilihat dan dirasakan dalam Tanwir tersebut hadir nilai bersamaan, kesatuan, gotong royong, keadilan, pengorbanan waktu, tenaga dan pemikiran. Meski Tanwir diadakan secara online tidak mempengaruhi makna dari musyawarah itu sendiri. Jiwa kesemarakan, kesungguhan, dan kegembiraan tetap ada dan hadir pada setiap peserta. Semua perserta menjadikan Tanwir sebagai forum permusyawaratan resmi, hasilnya harus dihormati dan dijalankan. Itulah jiwa Indonesia, jiwa yang menjadikan manusia dalam keadaban utama dan kedaulatan kehidupan.


Jiwa keindonesiaan lainnya yang di tampilkan Muhammadiyah-'Aisyiyah, dapat dilihat dari semua cara menetapkan kebijakan dituangkan dalam keputusan jelas, tegas dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini Muhammadiyah-'Aisyiyah senantiasa mengedepankan nilai kesantunan dalamnya pemikiran serta kelembutan dan kesejukan ketika menyampaikan. Tanwir dan Muktamar bagi Muhammadiyah-'Aisyiyah, merupakan bentuk pertunjukan kebaikan dan percontohan dari kemuliaan berfikir, bergerak serta bersyarikat. Karena Muhammadiyah pun ingin kehadirannya menyatukan perbedaan, memperbaiki kerusakan, menyejukkan kegerahan serta melindungi seluruh manusia dari hal-hal yang menyakiti dan mengsengsarakan.


Lengkapnya, ada enam butir hasil dari Tanwir Muhammadiyah-Aisyiyah tahun 2021 yang mencerminkan kesopanan bermusyawarah, serta menggambarkan dengan jelas bagaimana sikap Muhammadiyah tentang Musyawarah dan geraka organisasi kedepan. Selain itu, dengan bahasa yang senderhana namun penuh makna Muhammadiyah-Aisyiyah dalam perhelatan Muktamar tidak akan melupakan musibah yang sedang melanda negeri tercinta Indonesia. Bahkan Muhammadiyah menghadirkan keutamaan dan teladan memperlakukan musibah pademi covid 19. Bagi Muhammadiyah-Aisyiyah Muktamar bukan hanya tentang kesuksesan dalam pergantian kepemimpinan. Tetapi juga mensukseskan arah dan laju gerakan Islam, dakwah amar ma'aruf nahi munkar dan tajdid dalam rangka mewujudkan Tujuan Muhammadiyah. Gerakan ini menjadi komitmen yang senantiasa dipegang teguh oleh warga, simpatisan, anggota dan pimpinan Muhammadiyah.


Menuju muktamar, Muhammadiyah tidak pernah meributkan tentang calon ketua umum dan pembagian jatah jabatan. Namun, tetap sibuk dengan semua agenda yang telah terprogram dan serta tetap sibuk dengan kemaslahatan dan kebaikan kehidupan manusia. Sebagaimana sambutan ketua umum Prof. Dr. Haedar Nasir, M.Si, pada Tanwir, dengan lugas menyampaikan keadaan Indonesia bahkan dunia. Disertakan pemikiran serta solusi yang ditawarkan sebagai ciri dan watak Muhammadiyah. Apa yang disampaikan oleh ketua umum merupakan respresentasi dari gerakan Muhammadiyah hari ini dan di masa depan.


Organisasi Tetap Bergerak

Muktamar seolah bukan merupakan hajat besar, semua penggerak organisasi tetap jalan. Majelis Pendidik kader tetap sibuk dengan perkaderan daring maupun luring. Karena sebagai gerakan perkaderan Muhammadiyah tetap memiliki tanggung jawab secara moral, mempersiapkan gerasi siap untuk menjawab tantangan baik yang terjadi di persyarikat, umat dan bangsa. Majelis Tarjih dan Tabliq, tetap menghidupkan kajian-kajian keIslaman. Meluruskan pemahaman keagamaan terutama kaitannya ibadah dimasa Pandemi Covid-19. Dilaksana secara online, yang jamaahnya lebih bahkan melapaui ketika pengajian ofline, proses pencerdasan dan pemahaman warga Muhammadiyah terus dipertajam sebagai Muhammadiyah tetap komitmen sebagai geraka dakwah Islam dan jauh dari kepentingan praktis.


Begitupun dengan majelis-majelis lainnya terus bergerak dengan tugas dan fungsi majelis itu majelis masing-masing dan tetap mengutamakan protokol kesehatan. Hal ini sebenarnya memperlihatkan serta menyampaikan bahwa Muhammadiyah akan tetap bergerak dalam keadaan apun semesta ini, sebab Muhammadiyah adalah orgnisasi Islam, dakwah dan Tajdid yang berkemajuan.


Sebagaimana yang ditulis oleh Mitsuo Nakamura peneliti dari Jepang, “Mengatakan muhammadiyah sebagai gerakan yang aktif dalam aktivitas sosial dalam bentuk amal usaha bidang kesehatan, dan bidang pendidikan”. Hal ini dibuktikan dengan gerakan kemanusiaan Muhammadiyah yang terus berjalan, dengan tidak mengharapkan pujian dan penghargaan. Tidak memandang siapa yang dibantu, karena bagi Muhammadiyah persoalan kemanusiaan harus diutamakan. Dan inilah yang menjadikan eksistensi Muhammadiyah tetap ada dan berjalan memasuki abad kedua usianya.


Gerakan kemanusiaan yang dijalan oleh Muhammadiyah tersistem dan terkontrol, yang digerakan melalui lembaga penanggulan bencana MDMC Muhammadiyah Disaster Management Center), MCCC (Muhammadiyah Covid-19 Command Center) lembaga khusus dibentuk Pimpinan Pusat Muhammadiyah khusus penanggulan Covid-19 dan LazisMu (Lembaga Zakat Infaq Sadaqoh Muhammadiyah). Dengan tiga lembaga ini, Muhammadiyah terus menjalankan misi kemanusiaan dalam rangka untuk kebaikan-kebaikan manusia.


Pimpinan, kader dan simpatian Muhammadiyah, sepertinya tidak memikirkan siapa yang akan memimpin persyarikatan ini kedepannya. Semua tokoh Muhammadiyah dan Angkatan Mudanya baik Nasional, lokal bahkan Internasional bahu membahu meperkuat dan satu kata untuk urusan amar ma’ruf dan nahi mungkar dalam bidang kemanusiaan. Dalam penangan pandemi covid 19 misalnya Muhammadiyah telah melibatkan 83 dari 116 rumah sakit, belum lagi klinik-klinik dan balai pengobatan yang dibawah naungan persyarikatan Muhammadiyah. Selain itu 75 ribu relawan yang terdiri dari relawan kemanusian, baik dalam bidang kesehatan maupun bidang layanan sosial dan keagamaan lainya. Semua diberikan oleh Muhammadiyah untuk rakyat Indonesia bahkan dunia tanpa melihat latar belakang siapa yang dibantu.


Akhirnya, diucapkan selamat Muktamar Muhammadiyah-'Aisyiyah ke 48 di Surakarta tahun 2022. Dengan tema "Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta", dan ditunggu aksi-aksi nyata Muhammadiyah sebagai organisasi Berkemajuan.(*)


Hassbullah

Dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Kadindat Doktor IAIN Bengkulu



LIPSUS