Cari Berita

Breaking News

Aplikasi Uang Digital Mendorong Prilaku Konsumtif

INILAMPUNG
Sabtu, 16 Oktober 2021

Literasi Keuangan Pasca Pandemi bagi Remaja yang digelar Institut Teknologi Nasional (Itenas) dan Universitas Aisyiah (Unisa)

INILAMPUNG.COM- Memakai uang digital atau digital payment, terutama lima aplikasi yang populer di Indonesia seperti Ovo, Gopay, Dana, Link Aja, dan ShopeePay, dimana salah satunya pasti ada yang terinstal di ponsel kita itu, bisa mendorong prilaku konsumtif. 


Demikian terungkap dalam serial Talkshow Edukasi Digital. Dimana beragam hasil riset mahasiswa prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) bertajuk Literasi Keuangan Pasca Pandemi bagi Remaja yang digelar Institut Teknologi Nasional (Itenas) dan Universitas Aisyiah (Unisa) Bandung, dilaksanakan melalui aplikasi zoom, Sabtu, 16 Oktober 2021.


Serial talkshow Edukasi Digital tersebut, dimaksudkan sebagai upaya menjawab tantangan populasi generasi z (Gen Z) dengan rentang usia 8-23 tahun di Indonesia yang sangat besar. Yang jumlahnya mencapai 74,93 juta jiwa atau 27,94 persen dari total populasi. 


Sayangnya, indeks literasi keuangan remaja umur 15-17 tahun masih rendah. Yaitu di angka 16 persen. Data tersebut merupakan hasil Sensus Penduduk 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa waktu lalu. Secara umum, indeks literasi keuangan nasional ada di angka 38,03 persen. 


Kondisi ini harus ditangani serius oleh banyak pihak karena literasi keuangan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat.


Hal itu dijelaskan panita Edu-Talkshow dari DKV Itenas, Agustina Kusuma Dewi dalam sambutannya. 


Ia menjelaskan, diskusi itu diharapkan menjadi tamasya kognisi. Selain menambah wawasan, juga menjalin silaturahmi. Sementara itu, mengenai pentingnya Literasi Keuangan bagi Remaja, disampaikan Irsyad Maulana dan Radiyansyah Hakim. 


Irsyad menjabarkan analisis SWOT, dimana kendala utama pada soal keuangan bagi remaja, seringkali terhambat dengan gaya hidup yang berbeda dan malas untuk memulai.


Pentingnya berpikir kritis dan kreatif, menurut Radiyansyah, mengambil contoh beragam marketplace termasuk kemampuan mengatur keuangan dan bijaksana ketika belanja sesuai dengan kebutuhan.


Sementara perwakilan dari Unisa Bandung, Achyar Riyadh menyampaikan acara yang ditaja Itenas dan Unesa diharapkan mampu menjadi manfaat bagi semua remaja untuk lebih sadar akan pentingnya literasi keuangan.


Senna Rahma, mahasiswa Prodi Perdagangan Unisa Bandung menjelaskan, pengalaman sebagai mahasiswi di masa pandemi, ada kesan awalnya bakal lebih mudah karena menghemat akomodasi. Sebab, kuliah dari rumah. 


Namun lebih lama, jelas Rahma, banyak pengeluaran yang tak terduga. Apalagi, jika orang tua bekerja swasta, dimana pasti terdampak langsung akibat pandemi, di sisi lain, pengeluaran tetap seperti biasa namun pendapatan berkurang. 


Persoalan itu diulas lebih detail oleh Rivaldi Arissaputra yang mendedah perubahan pola prilaku konsumen di masa pandemi. Salah satunya, kebutuhan kuota untuk internet pasti meningkat. Sehingga dibutuhkan kecerdasan mengelola keuangan termasuk pengertian mengendalikan prilaku konsumtif yang banyak didorong oleh digital payment. 


"Jika pakai uang digital, baik itu Ovo, Dana, Gopay, dan semacamnya meski belanja lebih murah tapi cenderung mendorong prilaku konsumtif," jelas dia. (dre/inilampung)


LIPSUS