Cari Berita

Breaking News

Curhat Istri Terduga Teroris Lampung

Dibaca : 0
 
INILAMPUNG
Minggu, 07 November 2021

Pengurus LAZ ABA Lampung yang diduga penyokong teroris/Ist

INILAMPUNG.COM- Banyak komentar yang bernada kaget, terkait penangkapan terduga teroris oleh Tim Densus 88 Mabes Polri yang menimpa jajaran pengurus Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan Baitul Mal (BM) Abdurahman Bin Auf (ABA) Lampung. 


Sebab, semua dianggap orang baik oleh tetangganya. Termasuk dari kalangan terpandang di lingkungannya. Ada yang berprofesi sebagai guru ngaji, guru PNS, ustazd, dan ada yang dikenal sebagai pengusaha sukses. Baik yang berada di Pesawaran, Metro, Pringsewu maupun yang berada di Lampung Selatan.


"Pak S itu guru ngaji di rumahnya dan banyak membantu pendirian pondok tahfizd di banyak tempat," kata Kepala Desa Bagelen Merdi Pramanto.


Selain dikenal cukup baik oleh warga, jelas Merdi, tidak ada gerak-gerik yang mencurigakan. "Ramah kalau sama tetangga, sering bersosialisasi juga, kalau saya mengetahui kesehariannya itu sebagai guru mengaji," ujar dia.


Begitu juga DRS, terduga teroris yang juga guru PNS itu. Selain dikenal baik dan dermawan, juga banyak bergiat di sosial kemasyarakatan. "Saya kenal akrab dengan DRS dan istrinya, semuanya orang baik, semoga lekas bebas," ucap Ranto (36), tetangga DRS ketika dihubungi inilampung, Sabtu, 6 November 2021.


EM, istri DRS bahkan, langsung menulis curahan hati, yang mengisahkan menunggu suaminya pulang. Ternyata sampai tertidur, tak juga datang. Ditangkapnya suami oleh Tim Densus 88 Polri di Pringsewu, dianggap sebagai takdir dari Allah. Namun hal itu diakui EM, sebagai ujian terberat dalam hidupnya.


 "Tak pernah ku menghadapi ujian seberat ini," tulis EM di medsosnya, Sabtu, 6 November 2021. Selain memajang foto berdua, berikut teks lengkap tulisan EM; 

BADAI

Kamu paling senang mendengar lagu 'Badai Pasti Berlalu'. Tak menyangka, kalau kita bakal menemui badai besar itu.

Tubuh ini lunglai, batin ini hancur, jiwaku terguncang hebat.

Tak pernah ku menghadapi ujian seberat ini. Aku tak tau, takdir baik apa yang nantinya akan aku dapatkan setelahnya.

Ya, siang itu kau berjanji akan pulang lebih cepat karena kita panen lele yang siap didistribusikan.

Setelah waktunya tiba sampai malam hari, ku tak mendengar klakson motormu yang menandakan kau telah tiba.

Kau akan selalu membunyikan itu sampai aku muncul di pintu sambil pasang senyum mengembang.

Tapi hari itu tak demikian, sosokmu ku nantikan diujung jalan. Sampai malam hari, sampai kami tertidur, sampai kami terbangun lagi kau tak kunjung pulang.

Ya Tuhan..detik demi detik mencekam, setiap hari berderai air mata. Sesak rasanya.

Ini adalah proses pendewasaan kamu dan aku juga anak-anak. Membuat kita makin solid, makin saling menyayangi dan mencintai serta saling membutuhkan.

Aah sudahlaah..saat ini hanya rengkuhan Sang Kuasa yang paling aku harapkan. Laaa hawlaa quwata illa billahil 'aliyin 'adziim. (*)

LIPSUS