Cari Berita

Breaking News

Kiprah LAZ ABA dalam Skripsi Mahasiswa UIN Raden Intan

INILAMPUNG
Kamis, 04 November 2021


LAZ ABA ketika Menggelar Jalan Sehat di Pringsewu, 2019

INILAMPUNG.COM-
Terduga pelaku terorisme yang juga pengurus di Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan Baitul Mal (BM) Abdurahman Bin Auf (ABA) Cabang Lampung, yang baru dibekuk Tim Densus 88 Antiteror Polri, ternyata dianggap amanah dan punya sumber daya manusia profesional serta berkualitas dalam mengelola zakat. 


Selain banyak menggelar bakti sosial, juga punya laporan keuangan setiap bulan bagi para muzaki. 


Demikian disimpulkan dalam skripsi mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Raden Intan Lampung, 2018. 


Adalah Lela Pipit Fitrian, mahasiswa asal Seputih Banyak, Lampung Tengah yang menulis skripsi dengan judul; "Manajemen Pendistribusian Zakat dalam Membangun Kepercayaan Muzaki di LAZ ABA" dan sudah dinyatakan lulus oleh Pembimbing 1, Hj Susliana Sanjaya dan Pembimbing II, Badaruddin, S.Ag.,M.Ag.


Selain kesimpulan dan saran yang memuji kiprah dan keberhasilan LAZ ABA, disertakan juga dalam skripsi itu, hasil wawancara dengan beberapa muzaki (pembayar zakat) yang mengaku puas dengan transparansi dan beragam kegiatan seperti sunatan massal yang digelar LAZ ABA.

Selain karya Lela Pipit Fitrian, mahasiswa UIN Raden Intan juga ada yang menulis skripsi dengan penelitian utamanya di LAZ ABA Lampung pada 2007. Yakni, Nurhadija. Skripsi itu berjudul,; "Strategi Pemimpin dalam Meningkatkan Loyalitas Sumber Daya Manusia pada Lembaga Amil Zakat Abdurahman Bin Auf."


Bukan di kalangan akademik saja, pujian dan beragam kiprah sosial LAZ ABA, banyak menggaet dan melibatkan masyarakat luas. Salah satunya, kegiatan jalan sehat di Gadingrejo, Pringsewu, Lampung pada 1 September 2019 sebagai puncak peringatan tahun baru islam. 


Beberapa tetangga Ir Suprihadi di Begelen, Pesawaran juga menyatakan, tidak menyangka jika orang yang rajin ikut pengajian dan mengajar ngaji anak-anak itu ternyata teroris. 


Seperti dilansir Kantor Berita Rmollampung, Teguh tetangga S mengatakan, sudah 6 bulan terakhir ini tersangka tidak pernah ikut salat berjamaah dan pengajian lingkungan bersama tetangga sekitar.


Teguh menjelaskan, warga sekitar cukup terkejut dengan penangkapan yang dilakukan Densus 88 terhadap tetangganya tersebut karena selama ini dikenal baik dalam kesehariannya. 


"Kalau kesehariannya sih baik ya sama tetangga, tidak ada kecurigaan sekali lah kalau dia ini masuk ke dalam komplotan seperti itu, dia ini kalau ketemu sama tetangga ramah sering negur tidak tertutup sama sekali," kata dia.


Kepala Desa Bagelen Merdi Pramanto membenarkan salah satu warganya diamankan oleh Densus 88 karena diduga terlibat aksi terorisme. "Dikenal cukup baik oleh warga sekitar dan tidak ada gerak gerik yang mencurigakan. Ramah kalau sama tetangga, kemudian hubungan dengan warga lainnya baik, sering bersosialisasi juga, kalau saya mengetahui kesehariannya itu sebagai guru mengaji," ujar dia.


Diketahui, selama tiga hari berturut-turut, Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri menangkap tiga tersangka teroris di Lampung yang semuanya pengurus LAZ ABA. 


Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Ahmad Ramadhan mengatakan, kelompok tersebut memiliki program Jihad Global JI. 


"Program penggalangan dana ini merupakan sebuah kebutuhan organisasi JI, yaitu pengkaderan atau menyiapkan kader-kader dari generasi JI," kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (3/11/2021).


Pada 31 Oktober 2021, Densus 88 menangkap tersangka S di Bagelen, Pesawaran.


S merupakan anggota JI sejak 1997 dan pernah menjabat sebagai Ketua BM ABA Lampung. Ia kemudian menjabat sebagai Ketua BM ABA pusat sejak 2018 sampai sekarang. 


Kemudian, pada 1 November, Densus menangkap tersangka SU di Hajimena, Lampung Selatan. SU menjadi anggota JI sejak 1998. 


SU juga menjabat sebagai Bendahara LAZ BM ABA Lampung sejak 2012 hingga sekarang. 

Berikutnya, pada 2 November, Densus menangkap tersangka DRS di Pringsewu, Lampung. 


Dwi Raditya Susilo, S.Pd sendiri diketahui, pernah menjabat sebagai Sekretaris LAZ BM ABA Lampung dan Wakil Ketua LAZ BM ABA Lampung. 


Kemudian, dia menjadi Ketua LAZ BM ABA Lampung pada 2018-2019 dan 2020. 


Ramadhan mengatakan, DRS mengetahui penggunaan uang yang dikumpulkan lewat LAZ ABA. "Yang bersangkutan mengetahui benar aliran dana penggunaan uang-uang yang dikumpulkan oleh yayasan tersebut," tuturnya.


Waspada Rumah Tahfizd


Tertangkapnya pengurus LAZ ABA yang juga banyak mengelola rumah tahfizd itu, membenarkan pernyataan DR. Arrazi Hasyim. 


Belakangan, munculnya banyak rumah tahfizd Al Quran, disebut sangat mencurigakan. Demikian diucapkan Buya Arrazi Hasyim dalam beragam ceramahnya yang viral di Youtube. Terlebih, jika rumah-rumah tahfizd itu tak punya sanad dan bersambung sampai Rosulullah Muhammad SAW. 


"Terkesan hanya jadi agenda akhir zaman," kata dia.


Inilah zaman, lanjut dia, adanya bagian dari ummat islam yang bacaan Al Quran hanya sampai tenggorokannya. 


"Kita tidak anti dengan rumah tahfizd, saya orang tahfizd juga, tapi ada di banyak tempat belakangan ini, tiba-tiba muncul rumah-rumah tahfizd baru tanpa adanya kejelasan sanad para pengajarnya, ini agenda terorisme," ujar Buya Arrazi Hasyim di kanal Youtube Masjid Bintaro.


Di Pondok Alquran Magelang, DR. Arrazi Hasyim juga menyinggung, jika benar belajar Al Quran, tarikat makhroj huruf itu, salah satu ilmu yang sanadnya paling sahih dan terjaga sampai Rasulullah Muhammad SAW. 


"Tapi kalau tidak jelas siapa gurunya, sanadnya, yakin tidak Al Quran yang Anda ajarkan itu dari Rosulullah?" kata dia.(tim/inilampung)

LIPSUS