INILAMPUNG.COM, Bandarlampung - Soal Taman Budaya Lampung (Tambud) yang siap "diboikot" seniman Lampung terus bergulir.
Alexander Gebe dari Komunitas Berkat Yakin (KoBer) Lampung pertama kali menyerukan pemboikotan terhadap Tambud melalu laman Facebook (FB) beberapa hari lalu.
Seruan pemboikotan tersebut mendapat respon berbagai pihak. Selain Halim HD, network kebudayaan, Direktur Artistik KoBer Ari Pahala Hutabarat, sastrawan Isbedy Stiawan ZS.
Hari ini seorang yang peduli senibudaya, Robby Laraya, juga menulis ihwal tambud. Status Robby yang mengetag anggota DPRD Provinsi Lampung Yozi Rizal itu mendapat tanggapan aleg Deni Ribowo sesama Demokrat yang duduk di Komisi V DPRD Lampung.
Robby mengatakan, ribut soal Tambud harusnya bisa merembet pada persoalan kebudayaan yang lebih luas, dimana perencanaan dan program kebudayaan ditetaskan dan dilaksanakan.
"Sekalian tuh bidang kebudayaan Disdik Lampung evaluasi," tulis Robby di status FB, Kamis (25/11) malam.
Masih kata Robby Laraya, bidang kebudayaan itu sekalianlah dibenahi sudah seperti kerajaan.
Status dan komentar Robby, ditanggapi Yozi Rizal dan Deni Ribowo.
Ketua Komisi I yang dikenal peduli pada senibudaya ini menegaskan, ini urusan Komisi V; Deni Ribowo, Garinca Reza Pahlevi, Suprapto, Aprilliati, Cs…
"Kalau mereka kurang berkenan, biar nanti Komisi 1 yang handle," tukas Yozi.
Sementara Deni Ribowo berkomentar, Kepala UPT-nya kemarin kuhubungi.
Kutanya soal bayar sewa. Ternyata tambud memang memungut retribusi untuk PAD. "Makanya ada sewa termasuk untuk kebersihan."
Pembatasan kegiatan di tambut? Menurut pengelola, selama pandemi, dimanfaatkan untuk memperbaiki beberapa gedung.
Ditegaskan Deni, "Bicara soa tambud, ayo kita benahi agar lebih produktif dan bisa melestarikan kreatifitas dan budaya di Lampung."
(zal/inilampung)