Cari Berita

Breaking News

100 Juta, Harga Lolos jadi Dosen UIN Raden Intan

INILAMPUNG
Kamis, 16 Desember 2021


INILAMPUNG.COM-
Selain disebut curang, semua titipan dan mainan pejabat dan petinggi di UIN Raden Intan yang sudah diumumkan lulus rekrutmen calon dosen tetap bukan PNS itu, belakangan juga disinyalir, adanya calo dan orang-orang yang lulus karena membayar Rp.100 juta.


Namun demikian, sejumlah calon dosen yang tidak lulus pada tes dan rekrutmen tanpa tolokukur penilaian, yang dianggap tidak transparan itu, enggan dijadikan narasumber. 


Termasuk sejumlah nama yang disebut mereka, lolos karena diduga mengeluarkan uang suap. 


Seperti misalnya, Sisca Novalia dan Idrus Alghifari, nomor urut 38 dan 39 dari 72 nama yang lolos sebagai dosen tetap bukan PNS itu. 


Keduanya, hingga berita ini diturunkan, Kamis, 16 Desember 2021, belum bisa dikonfirmasi tentang apakah mereka mengeluarkan uang pelicin pada salah satu petinggi di UIN Raden Intan atau memang hanya karena titipan pejabat saja.


"Kalau murni, jelas tidak mungkin, untuk formasi Asisten Ahli Dosen Hukum Perdata dan Hukum Pidana itu, banyak yang melamar dan memang terkenal anak-anak cerdas," kata Heriansyah.


Begitu juga Helmi, salah satu wisudawan dan lulusan terbaik pascasarjana UIN Raden Intan yang tidak lolos, juga enggan jadi narasumber. Dia lebih memilih menerima. "Sudahlah, mungkin bukan rezeki kita di situ," ucap dia singkat. 


Jupri, mantan KPU Mesuji yang lolos sebagai Asisten Ahli Dosen untuk Bahasa Indonesia, banyak disebut diterima bukan karena suap, melainkan memang dianggap mampu, sekaligus aktif di GP Anshor. 


"Titipan juga tidak cukup, apalagi hanya modal aktif di NU. Setor juga, Mas," kata Agung, peserta tes yang gagal diterima.


Sejumlah nama yang lolos memang, selalu punya hubungan dekat dengan dosen atau pejabat di UIN Raden Intan.


Misalnya, putri sulung Wakil Rektor 1 UIN Raden Intan, Prof Alamsyah yang bernama Nur Shofia, nomor urut 63. Dia lulus sebagai Asisten Ahli Dosen Ilmu Gizi. 


Nur Shofia yang memang alumni Fakultas Kedokteran di Undip dan UI itu, diketahui lolos sebagai dosen tetap bukan PNS setelah terjadi percekcokan di salah satu group alumni IAIN 2008 yang kini sudah jadi UIN Raden Intan. Cekcok bermula soal pernyataan alumni yang mengaku kenal dengan Abdul Latief Arung Arafah, M.Pd (anak Prof Siti Patimah) dan Nina Ayu Puspita Sari, M.Pd, (anak dari Prof Nasor). 


Kebanyakan, meragukan kemampuan akademik dari keduanya dengan membandingkan keahlian dan kemampuan Nur Shofia itu.


Namun demikian, semua yang lulus dan tinggal menunggu SK dari Menteri Agama, berbasis ujian wawancara selama 7 menit di aplikasi zoom itu, meski nilai dan skor tak dipublis oleh para penguji di bawah koordinasi Kepala Biro AUPKK Dr. Abdurrahman. Menurut Dosen UIN yang kerabatnya lolos, namun tidak mau namanya ditulis, menegaskan. "Jika merasa kurang puas, protes, dan lain semacamnya, bisa melapor ke Dirjen Pendidikan Islam," kata dia. 


Hal itu, lanjut dia, diatur secara tegas di Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pengangkatan Dosen Tetap Bukan PNS di Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri.(tim/inilampung)

LIPSUS