Cari Berita

Breaking News

Soal Pilres, Pengamat: Yang Tidak Punya Tiket Sebaiknya Bersatu

Dibaca : 0
 
INILAMPUNG
Minggu, 12 Desember 2021

INILAMPUNG.COM, Jakarta - Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan saat ini Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan masih memiliki elektabilitas tertinggi untuk Pilpres 2024. Namun keduanya dalam posisi tersandera.

"Yang berpotensi menang kan dua kepala daerah tuh, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Tapi keduanya masih tersandera untuk ikut pilpres karena belum punya tiket nyalon karena tiketnya dikuasai parpol," kata Hendri, dikutip dari detikcom Sabtu (11/12/2021).

Pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini mengatakan Ganjar dan Anies tersandera keinginan elite parpol yang juga ingin maju di Pilpres 2024. Dia menyebut bisa saja Ganjar dan Anies tak mendapatkan tiket maju pada Pilpres 2024.

"Tapi bisa saja skenarionya adalah dua-duanya nggak dapat tiket. Jadi akan dilihat nih, kalau misalnya, Ganjar Pranowo pasti nggak dapat tiket, maka kemungkinan Anies Baswedan juga nggak dicalonkan parpol karena yang bisa mengalahkan Ganjar itu cuma Anies Baswedan, saingan terdekatnya versi lembaga survei," ujar Hensat sapaan akrabnya.

Menurutnya, saat ini para pendukung calon presiden yang belum bertiket ini sebaiknya tidak saling serang. Dia meminta agar para pendukung dari berbagai tokoh itu bersatu.

Hendri mengatakan ada dua hal yang dapat dilakukan para pendukung dari masing-masing tokoh, yakni mendorong parpol dan menggugat ambang batas calon presiden (presidential threshold) menjadi 0 persen.

"Menurut saya, para pendukung ini, baik Ganjar, Anies, Ridwan Kamil, Khofifah, Erick Thohir, yang nggak punya tiket, ini mestinya bersatu untuk menekan orang-orang atau kelompok-kelompok yang bisa menentukan nasib bangsa melalui parpol," ujarnya.

"Atau sekalian ke MK untuk bisa menurunkan ambang batas pencalonan presiden dari 20 persen jadi 0 persen atau tidak ada sama sekali," imbuhnya.

Dia mengatakan kalaupun nantinya presidential threshold sudah 0 persen, diperkirakan tak akan banyak pasangan capres-cawapres yang maju pada Pilpres 2024. Sebab, lanjutnya, sejarah mencatat pilpres paling banyak diikuti lima pasang capres-cawapres dan untuk maju ke pilpres membutuhkan biaya yang mahal.

"Tapi kalau (presidential threshold) 20 persen ini, semuanya tersandera. Lupakan jagoan-jagoan misalnya menjagokan Rizal Ramli, Anies, Emil, atau Ganjar. Tapi bersiaplah kita untuk melihat petinggi parpol berlaga," katanya.(dbs/inilampung)

LIPSUS