Cari Berita

Breaking News

Status PTPN Grup Berubah, PTPN VII Sinkronkan Harga Pokok Produksi

INILAMPUNG
Rabu, 22 Desember 2021

PTPN VII Sosialisasi Standarisasi Harga Pokok Produksi (HPP).

INILAMPUNG, Bandarlampung -- Perubahan status PTPN Grup dari Strategic Holding menjadi Operational Holding mengharuskan seluruh anak perusahaannya melakukan penyesuaian sistem manajemen.

Salah satu yang paling mendasar adalah standarisasi harga pokok produksi (HPP) menggunakan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) SAP yang dipakai PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII.

“Perlu pemahaman yang mantap bagi semua karyawan yang setiap hari bergelut dengan sistem pelaporan di PTPN VII sesuai standar baru mandatory dari Holding (PTPN Grup). Maka, seluruh asisten Unit Kerja PTPN VII kami berikan sosialisasi selama dua hari di sini,” kata Mario Ellyando Zein, Kabag Akuntansi dan Keuangan (ANK) PTPN VII di sela Sosialisasi Standarisasi Harga Pokok Produksi (HPP) di Ruang Kolaboratif PTPN VII Bandarlampung, Rabu (22-12-2021).

Acara yang diikuti 118 peserta dari Lampung, Sumsel, dan Bengkulu itu dibuka Senior Executive Vice President (SEVP) Business Support PTPN VII Okta Kurniawan. Forum yang dikemas dengan konsep pelatihan dan ruang konsultasi itu berlangsung serius karena semua peserta menggunakan laptop sebagai alat kerja. Pemateri dari Bagian ANK juga membuka ruang diskusi sekaligus simulasi untuk membedah setiap item sistem yang akan mulai diberlakukan pada Januari 2022 itu.

Dalam pengarahannya, Okta mengatakan setiap insan utama PTPN VII harus siap berubah untuk suatu perubahan. Ia menegaskan, perubahan sistem manajemen yang dilakukan oleh PTPN Holding adalah upaya untuk mengefektifkan seluruh proses pelaporan di semua anak perusahaan. Perubahan ini, menurutnya agar PTPN VII terus eksis dalam percaturan bisnis agro yang mengadopsi teknologi modern.

“Salah satu yang berubah adalah standar baru soal harga prokok produksi (HPP) yang di dalamnya mencakup semua aspek pembiayaan. Semua kebijakan dan manajemen kita harus selaras dengan holding,” katanya.

Secara umum, Okta menginformasikan kabar baik sekaligus menyampaikan apresiasinya kepada seluruh karyawan PTPN VII. Kinerja keuangan yang fondasinya adalah produksi, produktivitas, dan proses manajemen yang efisien pada PTPN VII tahun 2021 menunjukkan angka pertumbuhan positif. Meskipun demikian, ia meminta semua lini untuk bekerja lebih baik lagi karena tantangan ke depan yang masih harus dihadapi.

“Kami manajemen mengucapkan terima kasih kepada semua insan utama PTPN VII yang bekerja keras sehingga tahun ini kita bisa bangkit. Terutama untuk komoditas kelapa sawit yang hingga November 2021 mencatat 120% dari RKAP. Karet juga mendekati RKAP, gula juga sudah jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Demikian juga teh, sekarang sudah kita Kelola Kembali dan membaik,” kata dia.

Kinerja yang membaik ini, menurut Okta, tidak lepas dari strategi bisnis yang dijalankan PTPN Holding. Ia mengatakan, PTPN secara keseluruhan, termasuk PTPN VII bisa lebih cepat bangkit karena program-program strategis yang dimotori PTPN Holding sebagai pemegang saham dan pengendali operasional.

Program yang paling menolong adalah restrukturisasi keuangan yang memberi relaksasi kepada manajemen untuk bisa lebih leluasa menjalankan bisnisnya. Kedua, restrukturisasi organisasi dan sumberdaya manusia sebagai modal dasar membangun spirit bangkit. Dan yang paling berperan kemudian, kata dia, adalah Operational Excellence.

“Kita sangat terbantu oleh peran Holding sebagai pemegang saham sekaligus pengendali operasional perusahaan. Dengan beberapa program transformasi di bidang finansial, human capital, dan operational excellence, Alhamdulillah kita bisa bangkit,” kata dia.

Di lapangan, Manajemen PTPN VII sebagai anak perusahaan yang kini fokus kepada produksi komoditas dan operasional lapangan terus memacu diri. Menurut Okta, bidang SDM dengan komitmen baru telah menumbuhkan semangat spartan yang kuat. Hal itu paralel dengan pemenuhan hak-hak normatif karyawan yang lebih baik.

Selain itu, infrastruktur, alat, dan bahan kerja yang telah dipenuhi perusahaan terbukti menaikkan produksi dan produktivitas. Di komoditas kelapa sawit, misalnya, Okta menyebut produktivitas rata-rata kebun saat ini sudah menyentuh 23 ton per hektare. Hal ini, menurut Okta adalah efek positif dari treatment, seperti pemupukan, perawatan, pembersihan, dan perlakuan lainnya.

“Dan yang pasti, kuncinya ada pada sumber daya manusia. Seluruh karyawan, terutama yang berada di lini lapangan seperti penyadap, pemanen, dan para Asisten yang bertugas di lini depan sangat berjasa atas pencapaian ini. Sekali lagi, atas nama manajemen saya menyampaikan terima kasih. Mudah-mudahan, jerih payah ini bisa ada bonus tahun depan,” kata dia yang disambut tepuk tangan peserta.

Sementara itu, Muhammad Hafidz sebagai pemateri pertama pada sosialisasi itu mengatakan forum ini sangat krusial bagi seluruh asisten yang salah satu tugasnya adalah mengelola pelaporan. Menurut Staf pada Bagian Akuntansi dan Keuangan PTPN VII ini, ada beberapa perubahan mendasar dari sistem pelaporan dari Holding yang akan diberlakukan awal tahun 2022 itu.

Namun demikian, ia meyakini semua asisten tidak akan mendapat kesulitan berarti dengan perubahan ini. Sebab, kata dia, sistem yang dipakai oleh PTPN Holding masih sama dengan yang digunakan PTPN VII.

“Pembaruan atau perubahan dari Holding ini bersifat menyempurnakan, mempercepat reporting, dan penyamaan report di seluruh anak perusahaan, dan mempermudah pembacaan report,” kata dia.

Selain dalam kelas, pelatihan ini juga membuang ruang konsultasi kepada peserta yang membutuhkan pendampingan dalam pelaporan. (mfn/rls)

LIPSUS