Menurut Nyoman Nuarta, “Speed” akan dipasang di gerbang masuk Sirkuit Internasional Mandalika Lombok dan akan menjadi ikon di kawasan ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation).
Di
lokasi pemasangan, lanjut Nuarta, akan ditangani oleh para tenaga ahli dari
Bandung sebanyak 6 orang. “Tetapi yang mengerjakan patung semuanya ada 20 orang
di workshop Bandung, selama kurang
lebih sebulan,” kata seniman yang juga mendesain Istana Garuda di Ibukota
Negara (IKN) baru.
Kecepatan dan
akselerasi
Seniman Nyoman Nuarta (70), sejak
beberapa minggu terakhir terlihat sangat sibuk di bengkel kerjanya di Bandung.
Ia berkonsentrasi penuh untuk menyelesaikan sebuah karya baru berjudul “Speed”
berukuran 670 x 185 x 390 cm dari bahan tembaga dan kuningan. Bukan main-main,
patung logam ini menggambarkan sosok Presiden Joko Widodo sedang mengendarai
motor yang melesat meninggalkan kepulan angin di belakangnya.
“Kecepatan dan akselerasi, dua
aspek yang saya simbolisasikan dalam karya Speed. Seperti itulah tafsir saya
terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi selama ini. Sebagai pemimpin beliau
selalu mendorong percepatan pencapaian cita-cita bangsa,” ujar Nyoman Nuarta di Bandung.
Patung monumental ini, kata Nuarta,
akan menjadi ikon di Sirkuit Internasional Mandalika Lombok (nama resminya
Pertamina Mandalika International Street
Circuit). Ia mengatakan sebagai ikon, “Speed” tak hanya mewakili area sirkuit
baru dan era baru olah raga otomotif di Tanah Air, tetapi lebih-lebih adalah representasi
dari karakter seorang pemimpin. Selain suka blusukan, sosok Jokowi juga populer
sebagai presiden yang suka mengendarai motor custom bikinan anak bangsa.
Sebagai seniman, menurut Nuarta, ia mencatat apa yang telah dilakukan Presiden
Jokowi dalam masa kepemimpinannya selama 2 (dua) periode.
“Saya kira bisa disimpulkan dalam dua kata kecepatan dan akselerasi. Beliau punya kecepatan dan punya juga percepatan dalam mewujudkan cita-cita bangsa,” kata Nuarta.
Pencatatan itu, tambah seniman kelahiran Tabanan ini, pengamatan yang jujur dari dirinya sebagai seorang seniman. “Salah satu ukuran penting bagi seorang seniman adalah integritas dan kejujuran. Saya selalu memegang itu,” katanya.
Oleh sebab itu,
tambahnya, pengamatannya terhadap kinerja kepemimipinan Presiden Jokowi, ia
wujudkan dalam sebuah karya patung secara jujur.
Dalam karya “Speed”, kata Nuarta, Presiden RI ke-7 itu, direpresentasikan sebagai pengendali kecepatan dan pendorong kemajuan.
“Mengendarai motor modifikasi itu, secara implisit bermakna
sebagai penanda utama pembangunan bangsa,” ujarnya.
Apalagi pada masa krisis global
akibat merebaknya pandemi Covid-19, hampir seluruh bangsa di dunia membutuhkan
kekuatan dari sosok-sosok yang tak hanya memberi solusi, tetapi juga mendorong
lahirnya inovasi. “Saya berusaha menangkap kesan sosok seorang pemimpin yang
terus berusaha membangun bangsa, tanpa menghilangkan kesan sederhana dan
kesukaannya mengendarai motor,” ujar Nuarta.
Sebagaimana telah menjadi ciri khas patung-patung Nyoman Nuarta, ia selalu berhasil menggambarkan karya-karyanya terlihat ringan dan bergerak. Logam yang memiliki sifat dasar kaku dan keras di tangan pencipta patung Garuda Wisnu Kencana ini, menjadi berkesan “plastis” sehingga mudah dibentuk.(*/bdy/inilampung)