Cari Berita

Breaking News

Siapa yang Layak Pimpin IMM Lampung?

INILAMPUNG
Jumat, 11 Maret 2022

Oleh, Hasbullah 
 
PERGANTIAN kepemimpinan dalam sebuah organisasi merupakan keniscayaan. Dari keniscayaan ini akan tergambar dua pilihan yaitu organisasi menjadi lebih baik atau lebih buruk. 

Memilih pemimpin bukan saja sekedar mencoblos atau mencontreng,  bagi kaum intelektual, relegius serta mengedepankan nilai-nilai perbedaan untuk kemajuan pasti akan banyak pertimbangan atas pilihannya. Pertimbangan bukan karena suka tidak suka, karena enak tidak enak namun kepemimpin yang dipilih karena ada harapan besar dapat memajukan organisasi dengan indikator jelas.

Selain itu, memilih pemimpin juga bukan sekadar dipertanggung jawabkan ke organisasi dan kader. Sebagai ikatan yang memiliki kompentensi relegius, memilih itu tentunya akan di pertanggung jawabkan dihadapan Sang Maha Pencipta sebab di dalamnya ada nilai ibadah.

Dari sini, penting untuk setiap kader yang memiliki hak suara mengetahui latar belakang calon ketua umum maupun formatur. Sehingga musayawah, bukan saja sebagai ajang suksesi kepemimpinan melainkan juga mensukseskan derab-derub langkah gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. 

Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah (IMM) Provinsi Lampung akan mengadakan perhelatan Musyawarah Daerah (Musda) IMM ke XII di Kabupaten Tanggamus. Musda ini menjadi satu ajang perumusan program kerja untuk dua tahun kedepan, memilih kepemimpinan DPD IMM Lampung dan paling penting bawah forum ini juga merupakan wadah perkaderan untuk kader IMM se-provinsi Lampung. 

Oleh karena, perjalanan musda tidak akan terlepas dari mengutamakan nilai-nilai kebaikan dan keutamanaan bukan saja bagi IMM itu sendiri melainkan untuk persyarikatan dan umat. 

Musda XII mengusung tema “Spirit Moderasi, Membangun Peradaban”, tema yang menjadikan titik temu dari seluruh kader yang saat ini mencalonkan diri sebagai ketua umum dan formatur. Tema ini akan di wujudkan dalam setiap gerakan IMM Lampung dua tahun kedepan. 

Kata moderasi dibingkai dengan spirit, itu artinya moderasi bukan hanya berhenti pada tutur kata dan tulisan melainkan akan ada dan ternilai dari setiap gerakan IMM. Peradaban yang diawali dengan membangun, itu artinya bawah seluruh kader IMM Lampung harus bergerak dan menjadi agen gerakan berkemajuan. 

Untuk sementara ini ada 2 calon ketua umum dan 32 calon formatur yang akan mengisi kepemimpinan IMM Lampung dua tahun kedepan. Mereka tentunya merupakan kader terbaik Lampung yang telah mengukur diri sanggup dan mampu memajukan IMM, bukan sekadar mencalonkan serta menjadi penggembira pencalonan.

Hari ini, IMM Lampung yang memiliki 7 Cabang dan 41 komisariat merupakan potensi yang harus di nahkodai oleh seorang kader yang telah teruji secara perkaderannya, memiliki karakter dan prinsip kepemimpinan, serta komitmen untuk memajukan ikatan dan kader. 

IMM, merupakan organisasi otonom  yang keberadaannya, gerakannya mewujudkan tujuan Muhammadiyah. Di tengah tekanan dan progresifitas gerakan organisasi mahasiswa lainnya tentunya IMM Lampung harus dipimpim seorang kader yang memiliki kapasitas dan kompetensi yang teruji dan terbuki. 

Seorang ketua umum (Ketum) yang memiliki gaya komunikasi yang mampu diterima ikatan, persyarikatan dan umat. Selajutnya tentunya ketum itu adalah kader yang bisa membawa ikatan mampu berkolaborasi dengan persyaritakatan, ortom dan organisasi gerakan mahasiswa lainnya. 

Berfikir kritis yang ini adalah ciri dan indentitas ketum IMM, dari sini paradigma pergerakan ikatan akan senantiasa berdasar dan memiliki landasan keilmuan. Ketum tentunya adalah seorang yang akan senantiasa dicontoh dan menjadi uswah bukan saja untuk kader namun untuk semua mahasiswa Muhammadiyah. 

Dari sini ketum IMM Lampung harus konstruktif dalam berfikir, menulis dan berkata. Terakhir bahwa ketum itu juga harus memiliki kreativitas dalam memimpin dan menggerakan ikatan, maka IMM akan senantiasa ada inovasi menjadi gerakan mahasiswa yang menggembirakan dan membahagiakan. 

Kepemimpinan IMM Lampung kedepan, dalam rangka mewujudkan tujuan ikatan serta menjalan spirit moderasi dan membangun peradaban, setidaknya ada enam hal harus dijalankan. 

Pertama, penguatan kompetensi. Penguatan yang harus dilakukan adalah kompetensi intelektualitas, keIslaman dan jiwa kemanusiaan. Sehingga organisasi hanya tinggal memberikan fasilitas dalam menyalurkan semua kompetensi yang dimiliki oleh pimpinan. 

Kedua, merawat soliditas. Dalam organisasi sebuah keniscayaan adanya perbedaan baik latar belakang maupun pemikirian. Semua itu merupakan potensi yang harus dijaga sehingga semua keunggulan organisasi dapat dimunculkan. 

Ketiga, memperluas jaringan. IMM sebagai organasi tentunya tidak bisa bediri dan berjalan sendiri. Jaringan adalah satu kepastian yang semestinya dibangun oleh kepemiminan kedepan. Jaringan ini lah yang akan juga membantu semua gerak dan perjuangan ikatan. 

Keempat, membuat dan menguasai media informasi. Penting kirinya kepemimpinan kedepan harus memiliki media baik itu informasi maupun media keilmuan. Media informasi adalah tempat untuk mengkabarkan semua kegiatan kader IMM se-Lampung dan media keilmuan adalah tempat untuk menyalurkan tulisan berpuka artikel maupun jurnal ilmiah.  

Kelima, penegasan atas politik nilai. Sudah saatnya IMM Lampung untuk tegas atas prilaku politik, terutama politik kepentingan dan kekuasaan untuk kemaslahatan. Politik nilai tentunya bukan tidak berpihak, tapi keberpihaknya itu melalui pendekatan keilmuan dan kemampuan. Artinya kepemimpinan IMM Lampung harus berani tegas tetang arah politik kader, sehingga tidak lagi diberi janji dan harapan palsu. 

Keenam, menguatkan perkaderan ikatan. Perkaderan menjadi satu kewajiban bagi IMM, maka kepemimpinan IMM Lampung harus diisi oleh kader berkualitas baik secara gerakan, ideologi maupun struktural. Kader harus di rawat, diperhatikan dan dihidupkan melalui perkaderan formal, informal dan nonformal. 

Akhirnya, selamat bermusyawarah. Ini adalah proses perkaderan, forum bermartab dan mulia untuk kemajuan ikatan, persyarikatan dan umat. Semoga berjalan dengan baik dan bijaksana, menghasilkan keputusan organisasi serta kepemimpinan sesuai dengan konstitusi namun tidak terlepas dari retorika gerakan dan kemahasiswaan.(*)


Hasbullah 
Dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu, 
Masiswa Program Doktor UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu

LIPSUS