Cari Berita

Breaking News

In Memoriam: TJAHYO KUMOLO, DIGITAL LEADER DAN TEMAN YANG LOYAL

Jumat, 01 Juli 2022




Oleh: Denny JA

“Birokrasi di Indonesia harus disiapkan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi.  Karena teknologi  berubah cepat, maka harus cepat pula  individu dan organisasi birokrasi menyesuaikan diri.”

“Ini era siapapun di dunia birokrasi, terutama pimpinannya untuk menguasai digital talent, dan menjadi digital leader. Digital transformation adalah kunci untuk berhasil di zaman ini.”

Itulah pesan yang saya susun dari memori, yang disampaikan Tjahyo Kumolo, selaku Menteri  Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.  Ia sampaikan itu di minggu ke empat bulan Juni 2022.  Narasi  itu ia nyatakan ketika membuka Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I (Diklatpim I) Angkatan L di Lembaga Administrasi Negara (LAN).

Saya mendengar info ini hanya dari percakapan orang lain dan berita media. Ini hanya beberapa hari dari kabar wafatnya Tjahyo Kumolo, 1 Juli 2022. 

-000-

Di tahun 2002-2004 saya sangat intens berjumpa dengan Tjahyo Kumolo. Penyebabnya, itu era saya sangat intens berjumpa dengan Taufik Kiemas. Saat itu Tjahyo Kumolo dikenal sebagai tangan kanan, orang kepercayaan Taufik Kiemas.

“Mas Denny, diminta bapak secepatnya merapat.” Itulah teks atau telefon langsung yang acap saya terima dari Tjahyo Kumolo. Tahulah saya. Secepatnya saya menyiapkan diri berjumpa Taufik Kiemas, entah di Tengku Umar, atau tempat manapun yang ditunjuk.

Di tahun 2002, saya baru saja pulang dari Amerika Serikat menyelesaikan Ph.D di bidang Compative Politics.  Walau saya tinggal di Amerika Serikat sekitar 7 tahun (2 tahun di Pittsburgh, 5 tahun di Columbus), namun saya tetap rutin menulis kolom di Kompas dari sana.

Taufik Kiemas, menurut pengakuannya, acapkali melihat kolom saya itu. Taufik dikenal sebagai tokoh yang menyenangi anak- anak muda yang ia anggap potensial.

Favoritism Taufik ke saya bertambah karena kita sama sama “Wong Kito Galo.” Walau di depan banyak orang,  Pak Taufik, begitu saya memanggilnya, jika berbicara dengan saya lebih memilih menggunakan bahasa Palembang.

Tjahyo Kumolo acapkali ikut membantu informasi kapan saya harus menemui Taufik Kiemas.  Saya pun beberapa kali ikut rombongan Presiden Megawati melawat ke manca negara.

Pernah saya ikut Taufik Kiemas dan rombangan Presiden Megawati ke Itali, Mesir, hingga ke  Korea Utara. 

Kehadiran saya dalam rombongan resmi sering menjadi pertanyaan. Saya tak memiliki jabatan resmi apa- apa.

Selintingan saya mendengar orang bergunjing. Kok Denny JA ikut rombongan Presiden ke luar negeri ya? Mereka sendiri yang menjawab: Denny JA sedang dikader pak Taufik Kiemas.0

Dalam aneka momen perjalanan yang Taufik tak ikut acara resmi kenegaraan, Taufik mengajak saya bercakap soal banyak hal.

Tjahyo Kumolo pernah ikut pula mengatur kunjungan Taufik Kiemas ke rumah saya. Saat itu, anak saya yang kedua, akan cukur rambut 40 harian. Pak Taufik sendiri yang minta, “Den, kagek anak kau cukur rambut, aku bae yo yang cukur rambutnyo.”

Tak lama setelah itu, peran Tjahyo Kumolo untuk mengkontak saya digantikan oleh Mohamad Yamin.

-000-

Saya masih teringat ucapan Tjahyo Kumolo mengenai Taufik Kiemas. Juga ucapan Taufik Kiemas mengenai Tjahyo Kumolo.

“Di PDIP itu, Megawati memang Ketua Umum Partai. Tapi Taufik Kiemas itu Bapak Partai.”  Memang Taufik Kiemas yang sangat lincah sekali reaching out, merangkul banyak tokoh untuk bersama menyatukan kekuatan.

Taufik Kiemas pun memberi kesan yang bagus kepada Tjahyo Kumolo. Ketika saya bertanya, “Pak Taufik, ngapo sekarang Yamin yang kontak aku, bukan Tjahyo lagi?”

Kata Taufik: “Tjahyo sekarang sudah tambah sibuk. Dio kawan yang setia. Dio perlu jabatan lebih tinggi.”

Setelah itu kita tahu. Tjahyo kumolo pun menjadi Sekjend PDIP, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Selamat jalan, kawan. Selamat jalan Tjahyo Kumolo.***

1 Juli 2022

LIPSUS