INILAMPUNG, BANDARLAMPUNG -- Seperti turut merayakan ulang tahun kemerdekaan Indonesia, dua buku puisi karya Isbedy Stiawan ZS beredar.
Satu judul diterbitkan Siger Publisher Lampung, yakni "Ketika Aku Pulang", dan satu lagi bertajuk "Masuk ke Tubuh Anak-Anak" diterbitkan Pustaka Jaya Bandung.
Penyair berjuluk "Paus Sastra Lampung" itu mengatakan, kedua buku puisi itu kebetulan saja terbit bersamaan di bulan Agustus 2022.
"Padahal, seperti 'Masuk ke Tubuh Anak-Anak", saya kirim dan sudah disetujui tahun lalu. Tapi penerbit mengagendakan 2022, persisnya di bulan Agustus," jelas Isbedy, Rabu (10/08) sore.
Pengampu Lamban Sastra itu melanjutkan, "Masuk ke Tubuh Anak-Anak" juga terkendala saat pengajuan ISBN dari Perpustakaan Nasional RI. "Jadi lengkap sudah perjalanan penantian untuk biku puisi ini," imbuh dia.
Buku puisi "Masuk ke Tubuh Anak-Anak", dikatakan Isbedy, berisi 70 puisi dibagi dua bagian: Masuk ke Tubuh Anak-Anak dan Lelaki yang Pulang Sebelum Siang.
Ia menjelaskan, arus utama puisi-puisi dalam bukunya ini menekankan pada dunia anak-anak lebih polos, jujur, tiada kebohongan.
"Karena di luar itu ada milik orang tua sebagai pewaris sah," ungkapnya.
Buku puisi terbitan Pustaka Jaya, sebuah penerbit legend selain Balai Pustaka, rencananya akan diluncurkan di Perpustakaan Ajip Rosidi, Bandung.
"Pustaka Jaya sudah menyetujui, dan akan memfasilitasi tempat. Lainnya, dibebankan ke penyair karena mereka banyak agenda tahun ini."
Sementara "Ketika Aku Pulang" yang desain sampul dari lukisan Tatang Ramadhan Bouqie, pendesain grafis media dan perupa lulusan seni rupa ITB.
Buku ini memuat 11 puisi, tapi puisi "Pulang" terdiri dari 55 bagian puisi. Ke 11 puisi Isbedy itu ialah "Andai Aku Pulang, Adakah Masa Lalu", "Pulang", "Rawa Subur, 60 Tahun Kemudian", "63 Kali Berputar", "Berapa Umur", "Sepanjang Jalan", "Tapi Apa yang Harus Kukakatan", "Dalam Goa", "Dunia di Kepala", "Tentang Sepasang Sandal", dan "Aku di Sini".
Rawa Subur, tempat lahir Isbedy, adalah lokus utama dari puisi-puisinya dalan buku ini.
Dalam kata pengantar "Biografi Kecil", ia ungkapkan mengapa buku ini harus ada. Kenapa ia mesti bicara ihwal kampung kelahiran, Rawa Subur, yang berjiran dengan Kebon Jahe. Juga disebut Enggal itu.
"Saya bangga disebut dan menyebut anak Rawa Subur, anak Kebon Jahe, atau anak Enggal," ujar dia.
Kedua buku puisi Isbedy sudah dipesan banyak orang, masa preorder seharga Rp40 ribu ditambah ongkos kirim sampai 17 Agustus 2022.
"Selepas itu harga normal di pasaran," katanya. (zal/inilampung)
