Cari Berita

Breaking News

Anugerah Jembia Emas dan Tradisi Menghargai Budaya. Inilah nomine 2022

Minggu, 14 Agustus 2022

Dato Rida K Liamsi, penggagas AJE Kepulauan Riau/FB



INILAMPUNG, TANJUNGPINANG -- Dalam serangkaian acara sastera  dan budaya pada perhelatan Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB),  ada satu acara yang selalu hadir pada acara pembukaan FSIGB, yaitu Anugerah Jembia Emas (AJE).

Dato Rida K Liamsi mengatakan itu. Penggagas penghargaan bagi seniman dan budayaan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) itu menambahkab, AJE adalah sebuah anugerah budaya untuk para budayawan yang bermastautin dan berkarya  di Kepulauan Riau. 

Tahun ini, insyaallah masih ada, dan akan ditaja juga pada acara pembukaan FSIGB 2022, pada 24 September malam di pelataran Gedung Daerah.

"InsyaAllah akan diserahkan oleh Gubernur Kepri, Ansar Ahmad," katanya, Sabtu (14/08/2022).

Anugerahnya tidaklah terlalu besar, mewah dan megah. Tapi lebih pada pemberi semangat dan  menghargai pengabdian dan prestasi para seniman dan budayawan. Hanya seperangkat pakaian adat Melayu (kain samping songket. Sebuah tanjak atau tudung manto), sebuah tropi, piagam perhargaan.

"Dan uang sagu hati sejumlah Rp25 juta. Itulah yang setakat ini baru dapat diberikan oleh pihak penaja, yaitu Yayasan Jembia 3mas yang dudukung oleh Dinas Kebudayaan Kepri," jelas Rida lagi. 

Ditambahkan, Anugerah Jembia Emas ini mulai diberikan tahun 2016. Jadi lebih dulu dari FSIGB. Kenapa begitu? Karena Anugerah Jembia Emas ini diilhami oleh perhelatan Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XI yang diadakan di Tanjungpinang. Selain untuk memeriahkan dan mengisi acara yang pesertanya para penyair yang datang  dari berbagai daerah dan juga dari rantau Asean, anugerah ini juga untuk menunjukkan komitmen dan penghargaan Kepri terhadap dunia sastera dan budaya.

Artinya, masih kata Rida, pada acara  PPN XI itu berlangsung, ada satu  acara khusus yaitu malam penghargaan AJE ini. Dan setelah itu, tahun berikutnya terus diadakan, meski PPN sudah tidak di Kepri. Tahun 2018, AJE ini menjadi bagian dari acara FSIGB dan digelar pada malam pembukaan. 

Selama 6 tahun ini sudah ada 6 seniman dan budayawan yang menerimanya. Dari berbagai bidang, meski kebanyakan sastera. Antara lain, Husnizar Hood, Sastrawan (2016), Aswandi Syahri, Sejarawan (2017), Abdul Malik, Budayawan (2018), Abdul Kadir Ibrahim, Sastrawan (2019 ), Ramon Damora, Sasterawan (2020), dan Pepy  Chandra, Koreografer (2021). 
Tahun ini, 2022, sudah diumumkan 10 nomine calon penerima  anugerah ini.

Tahun ini  ada 10 nomine, imbuh Rida, adalah Adi Lengkepin (Musisi), Dedy Junizar (Perupa), Mohd Natsir  Thahar (Budayawan), Raja Malik Hafizan (Budayawan), Rendra Setyadiharja (Budayawan), Riawani Elyta (Sastrawan), Ruki Daryudi (Koreografer), Tarmizi Rumahitam (Sastrawan), Teja Alhabd (Budayawan), dan Yuanda Isha (Sastrawan). 

Siapa penerima tahun ini?  "Tunggu pada 15 September 2022, baru akan diumumkan." 

Tapi, terus Rida, siapapun nanti yang dipilih oleh dewan juri, inilah bagian dari cara membangun tradisi menghormati dan menghargai kebudayaan sebagai bagian dari upaya pembangunan harkat dan martabat kemanusiaan melalui budaya. 

"Bangsa yang tidak menghargai budayanya, akan jadi bangsa yang malang," tandas Rida. (bdy/inilampung)

LIPSUS