Cari Berita

Breaking News

IN MEMORIAM: Selamat Jalan Conie Sema

Dibaca : 0
 
Kamis, 08 September 2022


KABAR duka bakda magrib saya peroleh dari seniman tari Diantori Dihan. Sepuluh menit sebelumnya penyair yang pernah satu komunitas di Jakarta, Nunung Noer El, menanyakan kepastian berpulangnya Conie Sema, teaterwan-penyair ini.


Ternyata benar, dan rasanya terlalu cepat Conie meninggalkan kita -- juga dunia kesenian ini -- "hidup yang fana," desisku.

Conie Sema yang beberapa tahun belakangan ini kembali menekuni dunia seni, khususnya teater dan sastra. Pemimpin Teater Potlot Palembang "harus ia hidupkan" lagi di tanah aliran Sungai Musi. Otomatis Conie yang juga dikenal wartawan senior ini, banyak menetap di Palembang.


Conie Sema meninggal dunia di Rumah Sakit Hermina Palembang, Kamis (8/9), pukul 17.20 WIB.


Sebelumnya, dalam postingan di face book (FB) bahwa dirinya pada 15 Agustus 2022 akan menjalani operasi laparascopy, penyedotan cairan di sekitar hati di RSUD Muhamad Husein Palembang. 


Lalu postingan berikut, mengabarkan kalau ia mulai membaik dan mengucapkan terima kasih kepada kawan di FB untuk doanya. 


Saat ini Conie tengah menyiapkan pertemuan teater se Sumatera di Taman Budaya Sriwijaya. Dari Lampung yang siap tampil, Komunitas Berkat Yakin.


Conie terjun dalam kesenian bersama Teater Potlot. Sejak menikahi Bisri Merduani yang juga wartawan, Conie menetap di Lampung. Dunia teater hampir ia lupakan. Masa orde baru, ia bekerja sama dengan Teater Satu. Conie sebagai penulis naskah "Orang-Orang Barunta" dan Iswadi Pratama selaku sutradara. Dipanggungkan di sejumlah tempat/kota.


Kemudian kesenian Conie terasa senyap. Ia suntuk dengan dunia jurnalis di RCTI. Selain penerbitan dengan nama Pustaka Melayu di Jl Imam Bonjol, Kemiling, Bandarlampung.


Rumah Pustaka Melayu ini kemudian dikontrakkan ke Lamban Sastra pada 2016-2017. Bersama di sini, Conie kembali bergeliat dalam teater. Potlot ia coba hidupkan di Lampung. Ada Dian--penari, Robi Akbar, Joned, dan anak-anak muda lain. 


Potlot (Lampung) beberapa kali mementaskan lakon: di Paĺemhang dan Lampung. Tetapi tidak tahan lama.


Teater Potlot dibawa Conie ke Palembang, tanah kelahiran teater ini bersama dibidani T. Wijaya. Dan, Potlot tumbuh di lahan subur. Bahkan menjadi "motor" kegiatan teater di Sumatera. 


Conie akhirnya banyak menetap di Palembang. Untuk kesenian yang telah lama mengalir dalam dirinya.


Magrib ini saya dapat kabar, Conie Sema telah berpulang. Untuk selama-lamanya. 


Teringat saat kami bermalam-malam, sewaktu Lamban Sastra atas bantuan Bachtiar Basri mengontrak setahun Pustaka Melayu milik Conie. Menggagas kegiatan seni: baca puisi, diskusi, dan teater 


Selamat jalan Conie. Semoga Allah memberi tempat terbaik dan kasih sayang. (isbedy stiawan zs)

LIPSUS