Cari Berita

Breaking News

Bupati Agam Tetap Bangga dengan Adat-Budaya Minangkabau

Sabtu, 25 Februari 2023




INILAMPUNG, AGAM--international Minangkabau Literacy Festival (IMLF) yang dihelat lima hari yakni 22-27 Februari 2023 terpusat di Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Pembukaan IMLF di Padang pada 22 Februari malam, lalu esoknya safari ke Kota Padangpanjang dan Bukittingi. Seusai di dua kota ini, IMLF dipusatkan di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Dalam Negeri Regional Bukitting di Baso Agam. Di tempat terakhir ini akan berlangsung hingga selesai.

Para peserta diinapkan di Asrama Mutiara berlantai tiga. Seminar berlangsung di kelas yang terbagi tiga ruang. 

IMLF didesain sangat ciamik. Para tamu layaknya pegawai yang sedang menjalani pendidikan. Untuk sarapan disediakan di dapur asrama, sedangkan makan siang dan malam dapat menukarkan kupon kepada pedagang dari berbagai UMKM yang ada di Kabupaten Agam. 

Peserta dapat memilih makanan yang disukai. Makanan yang tersedia serba masakan khas Minang. Ini cara membersayakan dan menghidupi UMKM setempat. Makanan yang disediakan UMKM tidak termasuk kopi. 

"Bagi yang ingin minum kopi bayar enam ribu rupiah," kata salasatu peserta. 

Sepanjang siang diisi dengan seminar, sementara malam hari digelar pertunjukan senibudaya; musik, nyanyi, tari, teater, musikalisasi puisi, dan pembacaan puisi. Tercatat pembaca puisi dan penyair yang tampil di antaranya Sandria C Tamsin, Boy Sulaiman, Isbedy Stiawan ZS, D Kemalawati, Din Saja, dan Roslan Madun.

 
Tetap Bangga "Orang Minang"

Bupati Agam Dr H. Andri Warman, MM., dalam sambutan tertulis terkait penyelenggaraan IMLF mengatakan keterbukaan informasi hendaknya tidak menghilangkan jati diri. Tetapi tetaplah bangga tampil sebagai orang Minangkabau dengan adat dan budaya Minangkabau. 


Ia mengatakan itu saat menyambut kehadiran para tamu dalam negeri dan manca negara, Kamis (23/02/2023).

Andri Warman menyatakan, pemerintah Kabupaten Agam merasa bangga dan berterima kasih bahwa Satupena Sumatera Barat yang menggelar IMLF.  Acara ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kondisi sosial budaya serta ekonomi masyarakat Minangkabau.

“Yakni, agar tetap menjadi rujukan dalam bersikap dan berperilaku bagi orang Minangkabau, di tengah maraknya pengaruh budaya negatif, yang tersebar dengan mudah di era teknologi informasi seperti sekarang ini,” lanjut Andri.

Andri mengharapkan, acara ini bisa membuka cakrawala berpikir para peserta, bahwa kemajuan teknologi hendaknya membawa kemajuan dalam peningkatan taraf hidup. Bukan membawa keterpurukan akhlak dan moral.

“Di samping itu, acara ini diharapkan bisa memberi pemahaman yang lebih baik tentang literasi, dan pentingnya literasi untuk peningkatan kesejahteraan,” lanjutnya.

Penyerahan kenang-kenangan dari Perpustakaan Museum Bung Hatta, Bukittinggi, Kamis (23/02)

Acara ini juga menjadi ajang promosi bagi produk UMKM Kabupaten Agam. Diharapkan, IMLF berdampak pada pengembangan dan pemasaran produk UMKM tersebut.(bdy/inilampung)
.

LIPSUS