Cari Berita

Breaking News

In Memoriam: Handry TM dan 'Ruang Tunggu' Itu

Sabtu, 25 Februari 2023


Oleh Isbedy Stiawan ZS

SAYA masih mengikuti International Minangkabau Literacy Festival (IMLF) di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kemendagri Regional Bukittinggi, Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Ketika membuka media sosial di telepon pintarku, kabar duka atas kepergian Handry TM selamanya berseliweran di beranda.

Handry TM -- kependekan dari nama yang kalau tak salah: Handritomo -- adalah sastrawan dan jurnalis. Ia pernah berhikmat di Suara Merdeka cukup lama. Sejak saya mengenalnya, kami saling bersapa dengan didahuli "mas" untuknya dan ia menyapaku "abang". Namun, setelah saya meluncurkan buku puisi Kepada Para Toewan dan di dalamnya ada pula puisi "Kepada Toewan Hand" saya pun selalu memanggilnya Toewan Hand. 

Perkawanan kami kian akrab sejak sama-sama terlibat di puisi esai. Bahkan, kami saling bersaing sehat setiap ada even lomba puisi esai. Walaupun ia kerap terdepan.

Pada pertemuan komunitas puisi esai Indonesia-Malaysia di Kinabalu, kami bertemu lagi. Bersama dalam perjalanan rombongan "kafilah" Indonesia. Hanya beda dalam perjalanan pergi, Handry TM dan Fatin Hamama transit ke Kuala Lumpur, sedangkan kami Cengkareng-Kinabalu. 

Saat di Kinabalu ternyata kian mempererat persaudaraan kami. Seakan adik-kakak, dan kami selalu bertukar kabar. Dan sejak ia dinyatakan sakit dan berulang masuk-keluar rumah sakit, ia memutuskan tak bisa hadir ke setiap acara sastra. 

Terakhir saya jumpa toewan Hand, ketika saya diundang Kiyai Mustofa Bisri dalam acara baca puisi haul Mbah Moen di kediaman kiyai kharismatik Gus Mus. Koordinator/editor buku puisi Mbah Moen, Gus Binhad Nurrohmat. Saya terbang ke Semarang. Di waktu inilah, pesan pendek melalui WA kami intens. Terutama karena ia kujadikan penunjuk jalan. Saya buta tentang Semarang! Handry begitu sabar memberi masukan atau saran. Agar saya tak tersesat di Semarang. 

Saya tiba di terminal di Semarang menuju Rembang. Lama sekali di dalam bus karena menunggu penumpang penuh. Saat itulah, Tuhan amat baik. Handry TM memberi kabar bahwa penyair Timur Sinarprabama sedang menuju ke kediaman Gus Mus dengan kendaraan pribadi. Saya diminta turun dari bus. Sekejap dari kabar itu, Timur pun meneleponku. 

Itulah keakraban kami. Sepulang dari haul Mbah Moen saya singgah di Semarang. Bertemu Handry di Taman Budaya Jawa Tengah. Kala itu ada acara kesenian; pameran lukisan. Handry sebagai Ketua Dewan Kesenian Semarang, saya ditodong baca puisi berkolaborasi musik keroncong oleh musisi Semarang. Saya benar-benar puas. Sebab kawan kolaborasi yang memang piawai.

Itulah kedekatanku dengan Handry TM. Kami saling bertukar buku. Ia memang penulis produktif dan karya-karyanya berkualitas baik. Terakhir aku mendapat kabar ia akan meluncurkan buku Ruang Tunggu. Menariknya buku itu akan dibagi kepada mereka yang memiliki penyakit yang sama, dan sama-sama di ruang tunggu.

Saya ingin mendapatkan bukunya itu, saya siap membayarnya. Tetapi, seakan ia tahu apa yang kumau. Ia mengirim pesan akan mengirim buku itu ke alamatku. Ia minta alamatku.

Tetapi Tuhan punya cara lain untuk memutuskan hubungan kami. Namun juga, saya percaya ini adalah kasih sayang Allah kepadanya.

Pagi ini, kabar duka dan ucapan doa buat Handry TM memenuhi beranda Face Book dan grup-grup WA. Ia kiranya telah pergi dari ruang tunggu. Dan air mataku mencair: kau telah tinggalkan ruang tunggu itu Toewan Hand. 

Entah, apakah buku Ruang Tunggu itu akan tiba ke alamatku. Aku sudah mengikhlaskan andaipun tak datang. Seperti kuikhlaskan kepeegian dengan harapan pada Allah semoga kau diakasih dan husnul khotimah. Khilaf dan segala kekuranganmu padaku selama berkawan, sudah kuhapus dan kuhaturkan maaf.

RUANG tunggu itu telah kosong. Begitu sepi. Kau tak lagi ada di situ. Seakan sudah jenuh atau malah sudah rindu pergi dari situ.

Selamat jalan toewan Handry Tm ke ruang tunggu sesungguhnya. Semoga Allah selalu mengasihimu. Dan aku sejak mengenalmu, bersaksi kau orang baik...

aku, rekanmu

Selamat jalan Handry TM... *

LIPSUS