Cari Berita

Breaking News

Fraksi Golkar DPRD Sebut Struktur APBD, Jangan Ada yang "Dianaktirikan"

INILAMPUNG
Rabu, 30 Agustus 2023

Ferdi Ferdian Azis dan wakil ketua DPRD Ririn Kuswantari (ist)

INILAMPUNGCOM -- Fraksi Golkar DPRD Provinsi Lampung menyinggung soal pemerataan program pembangunan sejumlah kabupaten di Lampung.

Program pembangunan — kini sedang dibahas melalui usul APBD Perubahaan — hendaknya memperhatikan skala prioritas, dengan tidak mengabaikan pemerataan wilayah.

Semua kabupaten harus mendapatkan  perhatian sama oleh pemerintah daerah. 

Sehingga, tidak ada lagi daerah (kabupaten) yang merasa dianak-tirikan dalam mendapatkan penganggaran program pembangunan.

“Terutama pada pembangunan infrastruktur,” kata juru bicara fraksi Golkar, Ferdy Ferdian Azis.

Ferdy tidak menyebutkan, pemerintahan kabupaten/kota mana yang merasa dianaktirikan oleh kebijakan pemerataan pembangunan.

Ferdy Ferdian adalah Juru Bicara Fraksi Golkar DPRD Lampung yang ditugasi menyampaikan pandangan umum Fraksinya melalui Paripurna DPRD Lampung, membahas APBD Perubahan Tahun Anggaran 2023, Selasa (29/8/2023).


Ferdy Ferdian Aziz menyampaikan, anggaran memang tidak perlu disebar secara merata pada setiap OPD, jika kegiatan di OPD tersebut tidak mampu meningkatkan indeks kinerja utama.


Terlebih, menurut dia, capaian indeks kinerja utama tidak selaras dengan yang dirasakan masyarakat.

Karena itu, dia meminta, agar kontrol dalam indeks kinerja utama sangat dibutuhkan. “Sehingga, kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemprov Lampung nyata,” tambah anggota DPRD asal Lampung Tengah itu.
.

Rapat Paripurna Dewan kali ini, dipimpin Ketua DPRD Lampung Mingrum Gumay, dihadiri Gubernur Arinal Djunaidi, tujuh fraksi yaitu; PDIP, Gerindra, Golkar, PKB, PKS, Demokrat dan Nasdem. 

Hanya Fraksi PAN yang tidak menyampaikan pandangan langsung, melainkan dengan cara tertulis.

Dalam pemandangan umum beberapa fraksi memberikan saran dan masukan untuk Pemprov Lampung pada Raperda APDB Perubahan 2023.

Ragam Pendapat Fraksi

 Fraksi PKS melalui Juru Bicara Ismail Ja’far. “Fraksi PKS menyampaikan beberapa masukan dan saran yang bersifat konstruktif,” kata Ismail.


Pertama, dia minta Pemprov Lampung menyusun strategi dan program yang tepat untuk mengatasi dampak fenomena elnino terhadap sektor pertanian.

Kedua,  anggaran pengentasan kemiskinan, peningkatan SDM dan kualitas hidup masyarakat harus ditingkatkan.

Ketiga, harus diperkuat koordinasi stakeholder terkait untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan.
Keempat, pemprov harus memastikan anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, khususnya jalan provinsi dapat digunakan secara efektif dan efisien. “Fraksi PKS berharap bahwa Raperda APBD Perubahan 2023 dapat diperbaiki dan disempurnakan agar menjadi instrumen yang efektif dalam mencapai tujuan pembangunan Lampung,” tuturnya.


Sementara, Juru Bicara Fraksi PDIP Ketut Romeo meminta, gubernur dan jajarannya menjelaskan secara detail perbedaan asumsi dalam perubahan APBD 2023 dengan kebijakan umum anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Selain itu, APBD perubahan 2023 juga harus memprioritaskan serta memerhatikan kemanfaatan untuk kepentingan rakyat Lampung. “Jika titik tekan implikasi perubahan anggaran pada percepatan pertumbuhan ekonomi, maka pola penganggaran harus juga memperhatikan UMKM,” sarannya.

Menurut FPDIP, berdasarkan data Kemenko Perekonomian perbulan Oktober 2022, kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 60,5 persen dan penyerapan tenaga kerja 96,9 persen dari total nasional. Dia menilai, kondisi itu bisa dimanfaatkan provinsi Lampung dalam menggerakkan roda perekonomian daerah. “Tetapi program yang diusulkan dalam APBD Perubahan 2023 benar-benar mempertimbangkan adanya keterbatasan sisa waktu untuk tahun berjalan,” sebutnya.
Ketiga, Ketut meminta, agar mengidentifikasi kembali capaian program dan kegiatan serta menyesuaikan dengan APBDP 2023 yang di dalamnya terdapat perubahan asumsi-asumsi dalam pengolahan keuangan daerah. 


Terakhir, Ketut meminta agar SILPA tahun 2022 digunakan untuk hal yang penting dan mendesak. Seperti pembayaran bunga dan pokok utang atau oblikasi daerah. 

“Lalu pendanaan program dan kegiatan baru, serta pendanaan kegiatan-kegiatan dengan capaian target kinerja dan lainnya,” katanya.

Pertumbuhan Ekonomi Naik 5,0 Persen
Sebelumnya, Gubernur Arinal Djunaidi menyampaikan, secara umum target asumsi makro pembangunan daerah Provinsi Lampung Tahun 2023 berdasarkan hasil pembahasan bersama antara Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan Badan Anggaran DPRD.

Disepakati Asumsi Makro Ekonomi Provinsi Lampung pada Perubahan KUA-PASS Tahun Anggaran 2023 sebagai berikut:
1. Pertumbuhan Ekonomi Lampung diproyeksikan 4,5 hingga 5,0 persen.
2. Laju inflasi pada tingkat 2 sampai dengan 4 persen.
3. Pendapatan per Kapita Penduduk sebesar 46 hingga 47 juta rupiah.
4. Tingkat Pengangguran Terbuka diharapkan menurun pada level 4,2 hingga 4,0 persen.
5. Persentase Penduduk Miskin pada kisaran 11,11 persen sampai dengan 10,90 persen .
6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada angka 70,45 hingga 70,90.
7. Indeks Gini berada pada level 0,313 hingga 0,319.
8. Nilai Tukar Petani (NTP) pada kisaran angka 104 sampai dengan 105.
9. Kondisi Jalan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi 78 persen dalam kondisi mantap.
10. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD), telah disepakati menjadi 10,56 persen;
11. Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca pada besaran 7,066 persen. (*)

LIPSUS