Cari Berita

Breaking News

FKPPIB Pertanyakan Kepastian Pencairan Dana Tertahan Nasabah BRI Gedongtataan

Minggu, 31 Maret 2024

 Pimpinan Bank BRI Cabang Pringsewu, Syarifudin bertemu karyawan PTPN I Regional 7 Unit Wayberulu. Foto. Ist.

INILAMPUNG, Bandarlampung -- Pimpinan Bank BRI Cabang Pringsewu, Syarifudin bertemu karyawan PTPN I Regional 7 Unit Wayberulu yang menjadi nasabah BRI Unit Pembantu Gedongtataan, Kabuapten Pesawaran, pada Selasa 26 Maret 2024.


Pertemuan itu dihadiri Manajer PTPN I Regional 7 Unit Wayberulu beserta jajaran dan karyawan sekaligus nasabah Bank BRI Unit Pembantu Gedongtataan. Pertemuan kembali menyoal belum bisa dicairkannya dana tertahan milik karyawan PTPN tersebut. Meski pinjaman telah lunas.


Pengurus Forum Komunikasi Putra Putri Indonesia Bersatu (FKPPIB), mengapresiasi pertemuan tersebut. 


Menurut Ketua Harian FKPPIB, Alinda Buhori, pimpinan pihak BRI Pringsewu disebut hadir bersama tim audit untuk merekap data debitur tahun 2016-2017 yang masih belum dapat terbuka untuk dikaji lebih dalam kebenarannya.


Memperhatikan perkembangan permasalah ini, Alinda mengapresiasi langkah Syarifudin berdiskusi dengan nasabah terkait dana tertahan direkening Bank BRI. "Ini pertemuan yang kedua," terang Alinda Buhori, Ahad 31 Maret 2024.


Sebelumnya, pada 21 Maret 2024, Syarifudin, pemimpin cabang Bank BRI Pringsewu, telah bertemu dengan manajemen PTPN I Regional 7 Unit Wayberulu dan nasabah yang mengeluh atas pembekuan uang nasabah. 


Dalam pertemuan tersebut, telah disepakati penyelesaian keluhan nasabah secara cepat dan tepat, berdasarkan dokumen-dokumen yang berada di BRI dan/atau PTPN I Regional VII. Adapun BRI telah menyelesaikan seluruh keluhan nasabah dimaksud, kutipan statmen yang terpublikasikan pada media online.


Pernyataan Syarifudin berkesan ambigu, dikatakan telah menyelesaikan seluruh keluhan nasabah akan tetapi masih ada pertemuan lanjutan dengan nasabah yang belum terselesaikan merupakan karyawan Unit Wayberulu. "Singkat kata, permasalah ini belum selesai. Toh masih ada yang ditemui dan nasabah belum mendapatkan haknya," urai Alinda.


”Kami sangat menyangkan manajemen sekelas Bank BRI membuka data nasabah lima tahun kebelakang membutuhkan waktu lama. Bukannya transaksi telah menggunakan digitalisasi, ataukah memang di Unit Pembantu Bank BRI masih menggunakan sistem manual”, kata Alumni UIN Lampung.


Dapat disampaikan dalam mengurai permasalahan ini dan sebagai data pihak manajemen Bank BRI. Pertama, karyawan PTPN I Regional 7 Unit Way Berulu, Kreditur (peminjam) dengan fasilitas KUPEDES yang terkolektif oleh Koperasi Ruwa Jurai Unit Way Berulu.


Kedua, peran koperasi Ruwa Jurai Unit Way Berulu memberikan pedampingian pada karyawan yang akan mengajukan pinjaman dan melakukan penarikan angsuran  nasabah meskipun pembayaran sudah dilakukan dengan skema Pay roll. 

  

Ketiga, pinjaman tersebut nasabah dikenakan saldo tertahan (Hold Amount) yang jumlah sesuai dengan pembayaran satu bulan angsuran. Saldo tertahan ini yang fungsi awalnya untuk satu kali angsuran, digunakan untuk pembayaran angsuran bila perusahaan mengalami keterlambatan pembayaran salary karyawan. 


Keempat, saldo tertahan yang bisa dicairkan apabila pinjaman nasabah lunas atau Top Up sama dengan halnya nasabah secara otomatis menabung dengan sistem sama persis dengan deposito. Definisi deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu.  


Kelima, dana tertahan nasabah hanya mendapatkan uang pokok tidak berikut bunga deposit, padahal uang tersebut disimpan dan dikelola oleh Bank BRI sehingga sudah sepatutnya terhadap dana tertahan harus diberikan bunga setara dengan bunga deposito sebagaiman ketentuan Suku Bunga Bank Indonesia.


Keenam, Dana tertahan juga tidak otomatis dapat dicairkan perlu melakukan konfirmasi kepada pihak Bank dan Koperasi. Dan berdasarakan fakta dilapangan diduga dalam setiap pengajuan kredit, nasabah yang cair dari Bank-BRI Unit Gedong Tataan nasabah memberikan tanda terimakasih kepada pengurus koperasi dengan jumlah beragam.


"Kami berharap pertemuan kali kedua dapat mempercepat penyelesaian permasalahan, jangan sebaliknya membuka celah memperpanjang waktu dan birokrasi. Nasabah butuh kepastian dan percepatan. Dan perlu diingat dana dibutuhkan untuk keperluan menjelang Idul Fitri 1445 H", harapnya.


Miris ditengah permasalahan ini, dimana buruh anak perusahaan BUMN menunggu kepastian dapat menarik dana milik mereka untuk keperluan Ramadhan dan Idul Fitri 1445, dengan Region Head Bank BRI Bandar Lampung bagi bagi 1500 paket sembako, tegas Alinda. 


”Kami ini karyawan kecil mas enggak ngerti harus gimana lagi yang pasti woh-woh duwur sing ngurus, (orang-orang atas yang urus) semoga cepat selesai, sebelum lebaran”, ungkap karyawan yang tidak ingin identitasnya disebutkan. (mfn/rls)

LIPSUS