Cari Berita

Breaking News

Pilkada, Jalan Kekuasaan untuk Rakyat

Sabtu, 20 April 2024

Tino Sujadi.

INILAMPUNG -- Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada 2024 akan digelar pada 27 November. Hajatan pesta demokrasi lima tahun untuk memilih gubernur, bupati dan walikota ini, akan dilaksanakan sejumlah daerah di Indonesia. Termasuk di Lampung, yang akan menggelar pemilihan gubernur dan pilkada di delapan kabupaten/kota.


Pemilihan kepala daerah atau pilkada, tentu, bukan hanya soal kontestasi elektoral. Jauh lebih penting dari itu adalah bagaimana pilkada bisa melahirkan pemimpin yang memiliki gagasan besar untuk mengatasi berbagai persoalan kesulitan rakyat. Mulai dari kemiskinan, pengangguran, melambungnya harga berbagai kebutuhan pokok yang dalam beberapa bulan terakhir terus naik.


Kemudian, soal akses pendidikan dan kesehatan yang belum bisa dinikmati secara menyeluruh. Juga, kesenjangan sosial yang terus melebar, serta berbagai persoalan lainnya. Termasuk 11,44 persen masyarakat Lampung yang masuk dalam kategori miskin.


Hal tersebut harus disikapi serius oleh para calon gubernur Lampung periode 2024-2029. Jangan sampai berbagai potensi pertumbuhan yang kita miliki tidak bisa terwujud akibat salah memilih pemimpin.


Di sinilah pentingnya masyarakat Lampung  memiliki calon pemimpin yang memiliki gagasan besar untuk bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengerti kesulitan masyarakat dan akan dibawa ke mana arah Sai Bumi Ruwa Jurai. 


Berbagai elemen masyarakat selalu memunculkan tokoh-tokoh karena popularitas atau elektabilitas. Namun minim gagasan terkait dengan upaya memajukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


Dalam pertemuan elite masyarakat menjelang pemilukada seperti sekarang, misalnya, topik pembicaraan umumnya hanya sebatas soal popularitas dan dukungan finansial dari dukungan korporat calon. Tapi, minim bicara soal gagasan-gagasan besar yang dimiliki para calon untuk masa depan kemajuan daerah.


Pemilukada seharusnya menjadi entry point  untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Pemilukada bukan permainan para calon gubernur dan calon wakil gubernur. Bukan pula permainan pemilik modal . 

Pemilukada adalah pesta rakyat yang hasilnya harus bisa dinikmati oleh rakyat. Bukan pesta rakyat yang hasilnya untuk segelintir orang.


Bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur, yang muncul seharusnya dengan modal gagasan dan muncul dari bawah, dari desa, yang mengetahui kesulitan yang dialami rakyat, terutama mereka orang-orang desa.


Lampung butuh pemimpin yang dihasilkan dari bawah  yang ikut bersama rakyat, yang lahir dari denyut nadi rakyat. Pemimpin yang lahir dan tumbuh serta berfikir untuk rakyat. 


Mereka yang menyatakan siap maju sebagai gubernur  mendatang, bukan maju untuk kepentingan pribadi atau kelompok, apalagi keluarga. Namun maju untuk meneruskan apa yang menjadi amanat rakyat.


Kekuasaan tidak ada artinya jika tidak bernilai ibadah. Dan tidak bisa dijadikan sebagai jalan untuk mengangkat kepentingan rakyat. (**)


Oleh Tino Sujadi - Alumni Tenaga Ahli Anggota DPR RI

LIPSUS