Cari Berita

Breaking News

Isu "Bohir" Pilkada Didedah Kampus UMITRA, Besok

Dibaca : 0
 
INILAMPUNG
Selasa, 07 Mei 2024

 

Andi Surya (ist)

INILAMPUNGCOM -- Kampus UMITRA (Universitas Mitra Indonesia) akan mendedah peran "Bohir" dalam pemilihan kepala daerah (PILKADA) di Lampung.  Acara tersebut dibuka untuk umum di Gedung Rektorat UMITRA, di Jl. ZA Pagar Alam, Gedongmeneng, besok Rabu 8 Mei 2024.


Menurut panitia, Agus Setiyoso, sub topik dialog adalah keberadaan bohir yang selama ini sangat mempengaruhi calon kepala daerah. "Isu ini menarik karena sudah menjadi fenomena pada setiap ada Pilkada," kata Agus Setiyoso, Selasa (7/5).


Direktur yayasan Andy Surya mendukung gagasan diskusi tersebut.  Salah satu peranan kampus adalah ruang dialog bagi mahasiswa, masyarakat dan pengajar (ilmuan).  Menjadi tempat para politisi untuk transfer ide dan gagasan, sementara mahasiswa dan dosen adalah para intelektual yang terbiasa berpikir akademis.


"Tidak ada salahnya jika politisi dan kalangan akademis bertemu dan berdebat, karena kampus merupakan tempat berkembangnya ilmu dan dialektika"," ujar Andy Surya.


Untuk mengulas persoalan itu, pihaknya telah menggundang beberapa tokoh yang selama ini punya kompetensi untuk berbicara;


Dr. H. Ike Edwin, SIK, SH, MH (Mantan Kapolda Lampung/pernah calon walikota Bandar Lampung), MM., Dr. Andi Surya (mantan anggota DPR RI/Anggota DPD RI/pernah gagal calon walikota Metro), dan Dr. Wendy Melfa (mantan Bupati Lampung Selatan), dan Ahmad Muslimin, aktivis sosial politik yang kini sedang mendaftar calon gubernur Lampung.


DR Wendy Melfa, Direktur Ruang Demokrasi

Agus Setiyoso berharap diskusi tersebut mampu membangun kesadaran publik, bahwa Pilkada di Lampung punya peran strategis dalam menciptakan iklim berdemokrasi yang ideal. "Dinamika politik didaerah harus berjalan secara demokratis dan rakyat bisa mengambil hikmah dari pilkada nantinya." ujar Agus menerangkan.


Bohir 

Peran atau keberadaan bohir dalam peta politik, sering muncul pada Pilkada Lampung. Bahkan, kosa kata "bohir" sempat menjadi isu sensitif yang menjurus pada hal negatif -- money politics. 


Dalam konteks politik, bohir diartikan sebagai pemberi atau pemilik modal yang membiayai kegiatan politik. Arti bohir sesungguhnya berasal dari kata Bouwheer berasal dari bahasa Belanda yang berarti pemberi tugas, atau pemilik proyek (owner).


Di Lampung, dalam percakapan sehari-hari Bohir dimaksud adalah sebuah perusahaan besar, yang menguasai ratusan hektar kebon tebu di Tulang Bawang, dan beberapa wilayah lainya.


Dan, diakui atau tidak -- kata "kebon" atau "bohir Pilkada" kini menjadi renyah diucapakan oleh  politisi dan rakyat jelata diruang ruang publik. (**)


LIPSUS