Cari Berita

Breaking News

Walimurid SMAN 1 Karyapenggawa Pertanyakan Realisasi Seragam Sekolah

Dibaca : 0
 
Selasa, 07 Mei 2024

 Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Barat, Hendrik Gunawan menunjukkan surat kelurahan walimurid SMAN 1 Karyapenggawa. Foto. Ist.


INILAMPUNG, Pesisir Barat -- Sejumlah walimurid di SMAN 1 Karyapenggawa Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) mempertanyakan realisasi satu dari empat stel pakaian sekolah yang belum juga diserahkan ke murid hingga menjelang tahun ajaran baru.


Salah seorang walimurid, Nasyanto mengatakan hingga saat ini, pelajar kelas X SMAN 1 Karyapenggawa belum menerima realisasi pakaian olahraga. 


"Kami bayar bukan gratis, tapi sampai sekarang tidak ada realisasi pakaian olahraga tersebut," kata Nasyanto, Senin 6 Mei 2024.


Ia menjelaskan, sebelumnya walimurid sudah membayar Rp1 juta lebih kepada pihak sekolah untuk pembuatan seragam sekolah berupa: satu stel seragam putih abu-abu, satu stel seragam batik, satu stel seragam pramuka, dan satu stel pakaian olahraga. "Bahkan tiga stel seragam yang sudah dibagikan juga sempat dicicil oleh pihak sekolah," terang Nasyanto.


Persoalan tersebut juga disampaikan secara tertulis kepada salah satu anggota DPRD Kabupaten Pesisir Barat, Hendrik Gunawan yang juga merupakan warga Kecamatan Karyapenggawa. 


Dalam surat tertulis dari para siswa tersebut bukan hanya terkait realiasi salah satu seragam. Melainkan terdapat empat poin. Pertama, kepala sekolah sering tidak hadir disekolah, selalu datang terlambat dan tidak tepat waktu.

Kedua, baju olahraga yang hampir satu tahun belum juga dibagikan. 


Ketiga, adanya janji pembagian empat seragam gratis bagi siswa yang tidak mampu dan adanya dua stel seragam gratis untuk siswa berprestasi. Keempat, adanya janji fasilitas seperti bus sekolah untuk siswa SMAN 1 Karyapenggawa.


Menanggapi surat tertulis yang ditujukan kepada DPRD Pesisir Barat tersebut, Hendrik Gunawan menyayangkan adanya permasalahan tersebut. Khusus adanya keterlambatan pembagian satu dari empat seragam yang diperuntukkan untuk siswa kelas X tersebut.


"Saya sangat menyayangkan adanya hal ini. Bahkan dari informasi yang saya dapat, para siswa ini akan kompak untuk mengundurkan diri dari SMAN 1 Karyapenggawa dan mengajukan pindah sekolah. Hal ini jangan sampai terjadi, karena bagaimanapun, SMAN 1 Karyapenggawa ini adalah satu satunya sekolah menengah harapan yang akan melahirkan bibit-bibit unggul SDM dari daerah sendiri," jelas Hendrik.


Dia berharap, pihak terkait bisa segera turun ke lapangan untuk melakukan kroscek serta pembenahan terhadap permasalahan yang ada saat ini. Jangan sampai keluhan yang disampaikan oleh anak anak tersebut menjadi bom waktu yang akan menambah gambaran buruk dilingkungan pendidikan di Pesisir Barat.


"Apabila perlu, copot dan ganti kepala sekolah yang sekarang, Masih banyak putra putri Pesisir Barat yang bisa memimpin sekolah itu yang diharapkan bisa lebih maju dan berkembang," tukasnya. 


Sementara, kepala SMAN 1 Karyapenggawa saat dihubungi melalui nomor telepon selulernya tidak menjawab meski dalam keadaan aktif. (eva)

LIPSUS