Cari Berita

Breaking News

Bachtiar Basri, Tokoh Flamboyan itu Kembali ke Pangkuan Ilahi

Dibaca : 0
 
INILAMPUNG
Kamis, 15 Mei 2025

Innalillahi wa innailaihi rojiun. Baru saja adzan Ashar usai menggema di masjid-masjid sekitar RSUDAM Tanjungkarang, suara tangis haru melengking kuat dari sebuah ruangan perawatan inntensif. Menyemburkan rasa kehilangan yang begitu dalam.


Itulah ekspresi rasa duka nan mendalam atas kembalinya H. Bachtiar Basri, SH, MH, ke pangkuan Ilahi, Kamis (15/5/2025) petang.


Pria yang sejak muda dikenal memiliki beragam talenta kelahiran 30 Desember 1953 itu, menghembuskan nafas terakhirnya. Dengan tenang, dalam raut wajah tetap tergurat senyuman. Dalam dekap hangat penuh cinta kasih dan kebanggaan dari sang istri dan anak-anak kesayangan.


Bachtiar Basri –yang seumur hidup dikenal jarang sakit-, baru Rabu (14/5/2025) malam, dibawa ke RSUDAM. Ditengarai ada gangguan di jantungnya. Dalam perawatan medis belum lagi 24 jam, suami Hasiah yang dikenal selalu tampil bersahaja itu, mengakhiri perjalanan hidupnya di alam fana, untuk melakoni kehidupan nan panjang penuh kedamaian di pangkuan Sang Pencipta. Allah Robbul Izzati.


Kabar wafatnya mantan Wagub Lampung 2014-2019 ini pun sontak menyebar. Seluruh elemen masyarakat Provinsi Lampung terhenyak. Tiada yang menyangka, Bachtiar Basri yang 3 pekan silam bersama para mantan kepala daerah melontarkan ide perlunya pemekaran Lampung menjadi 3 provinsi, telah meninggalkan kita semua.


Tak pelak, Lampung kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Bachtiar Basri yang terus beraktivitas di semua lini kehidupan pasca pensiun dari jabatan Wagub Lampung, meninggalkan banyak ide, kenangan, dan ukiran penanda kehadirannya selama ini.


Lukisan-lukisan abstraksnya, adalah wujud nyata betapa alumni UII Jogjakarta tahun 1979 ini mempunyai berbagai bakat yang jarang dimiliki orang biasa.


Menjelang surup Kamis (15/5/2025) petang, jenazah Bachtiar Basri dibawa ke rumah duka. Di Kotabumi. Dekat Stadion Sukung. Lampung Utara. Ribuan orang dipastikan berdatangan ke rumah pribadinya. Melayat.


Melantunkan doa penuh keikhlasan. Air mata dan doa permohonan kepada Sang Khaliq untuk almarhum Bang Bachtiar. Husnul khotimah adalah titik akhir dari kepakan sayap kehidupan yang ia telah torehkan selama 72 tahun ini.


Jejak Karier PNS

Sebelum terjun ke pentas politik, diawali dengan menjadi Bupati Tulang Bawang Barat, Bachtiar Basri yang sejak muda dikenal sebagai aktivis –HMI, AMPI, KNPI, dan Pemuda Pancasila serta banyak lagi lainnya- adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS).


Jejak awalnya di dunia PNS dengan menjadi pegawai di lingkungan Pemkab Lampung Tengah. Tahun 1983, Bachtiar muda sudah menjabat Kepala Sub Bagian Tata Pemerintah & Hukum. Namun, ia kemudian “hijrah”. Lampung Barat menjadi tujuannya. Dimulailah kariernya.


Posisi Camat Sumberjaya, Lampung Barat, pernah diembannya. Berbagai jabatan lain pun disandangnya. Kemampuan Bachtiar Basri yang melebihi rata-rata ditambah pembawaannya yang familiar, membuatnya bisa masuk kemana saja. Jabatan Kepala Dinas PMD Provinsi Lampung pun, sempat diembannya. Di era Gubernur Sjachroedin ZP.


Seiring lahirnya Kabupaten Tulang Bawang Barat, Bachtiar Basri ditugaskan menjadi Penjabat Sementara Bupati setempat, mulai 14 Oktober 2009. Saat pilkada digelar, bergandengan dengan politisi muda potensial, Umar Ahmad, Bachtiar berhasil menorehkan catatan sebagai bupati pertama di kabupaten pecahan Tulang Bawang itu.


Dilantik sebagai Bupati Tulang Bawang Barat 14 November 2011, semestinya Bachtiar baru menyelesaikan tugasnya pada 14 November 2016. Tetapi, ia terlanjur “dijaring” sebagai calon wakil gubernur berpasangan dengan M. Ridho Ficardo. Maka, tugas sebagai bupati, ia sudahi pada 2 Juni 2014. Naik panggunglah Umar Ahmad menjadi Bupati Tulang Bawang Barat.


Menjadi Wagub Lampung ke-8 sejak 2 Juni 2014 hingga 2 Juni 2019 mendampingi Gubernur Ridho Ficardo, dijalani Bachtiar Basri dengan apik. Ia menjadi “tetua” yang amat bijak.


Konsistensinya dalam sikap politik sangat mengagumkan. Di saat Ridho Ficardo “dicuekin” banyak tokoh untuk maju lagi pada pilgub 2019, Bachtiar Basri tetap menasbihkan dirinya: Kembali menjadi pasangan Ridho Ficardo.


Baginya, kalah menang dalam sebuah perhelatan politik adalah sesuatu yang biasa-biasa saja. Diterima tanpa besar kepala atau pun gerundelan. Bachtiar Basri tetap hadir dengan pembawaannya yang bersahaja. Tiada segan menyapa siapa pun yang dikenal dan mengenalnya. Karenanya, saat didapuk menjadi Ketua DPW PAN Lampung dan beberapa saat kemudian digantikan orang lain, ia tetap biasa-biasa saja. Tiada ekspresi sakit hati apalagi dendam di relung hati.


Bachtiar Basri adalah sosok yang ikhlas dan tulus lahir batinnya.


Itu pula yang ia perlihatkan saat diminta menjadi Ketua Tim Pemenangan Mirza-Jihan dalam pilgub tahun 2024 lalu. Baginya, amanah harus dipertanggungjawabkan secara total. Ia pun menyusuri seluruh pelosok provinsi tanpa mengenal waktu. Tiada tampak kelelahan. Semangatnya terus membuncah. Dan ketika Mirza-Jihan memenangi pilgub, Bachtiar Basri tetap biasa-biasa saja. Tak ada sedikit pun terlontar kata bila ia telah berbuat banyak. Baginya; amanah adalah pertanggungjawaban personal dengan penilai nan akurat adalah Allah SWT.


Kini, tokoh besar nan bijak bestari penuh dengan kelembutan dalam pengucuran pengalaman dan menuturkan pelajaran kehidupan itu, telah kembali ke pangkuan Ilahi Rabbi. Selamat jalan, Bang Bachtiar. Jasa dan perjuanganmu untuk bumi dan masyarakat Lampung adalah jalan mulus yang membawamu hidup dalam kedamaian di surga Allah SWT. (fjr/inilampung)

LIPSUS