Cari Berita

Breaking News

Kisah Seklur si “Pejabat Kelincahan”

Dibaca : 0
 
INILAMPUNG
Jumat, 16 Mei 2025

 

 


ilustrasi; net


DI UJUNG daratan provinsi, terdapat sebuah wilayah yang relatif tersendat kemajuannya. Itulah yang dikenal sebagai Kelurahan Balung Tua. Sudah bergonta-ganti kepala kelurahannya, tetapi perkembangan daerahnya, begitu-begitu saja.


Yang mencuat justru cerita lain. Adanya perilaku sang sekretaris kelurahan alias seklur-nya. Berpostur tinggi besar dengan wajah yang lumayan ganteng, seklur dikenal sebagai tipe “pejabat kelincahan”.


Apa maksudnya? Sadar benar bila ia memiliki daya pemikat yang lumayan kuat –ditambah jabatan nan mentereng- praktik meruntuhkan kesetiaan perempuan pada pasangan pun menjadi hobinya.


Setidaknya ada 6 perempuan yang telah jatuh dalam pelukan sang seklur itu. Semuanya adalah pegawai di lingkungan Kelurahan Balung Tua. Bahkan, ada yang statusnya istri salah satu pejabat kelurahan setempat. Dan karena sang suami mengetahui bila sang istri telah “mereguk api asmara” dengan seklur, ia mengajukan gugat cerai ke Pengadilan Agama di kabupaten.


“Nanti, kalau sudah resmi cerai, aku mau bilang sama seklur; itu istriku sudah ku cerai, ayo nikahi sana. Toh, kamu sudah duda, walau belum lagi kering tanah kuburan istrimu,” kata pejabat di Kelurahan Balung Tua yang istrinya kena rayu seklurnya.


Saking “lincahnya” sang seklur, berembus kabar, sesprinya pun dikasih “tugas rangkap”. Menemaninya bobo siang. Di rumah dinasnya pula. Sial pun kejadian. Saat sang sespri hanya memakai handuk untuk mengambilkan air minum buat seklur yang masih leyeh-leyeh di tempat tidur, mendadak suaminya muncul. Mengintip dari jendela. Terbelalaklah dia.


Sang suami sepri yang hanya pegawai rendahan di urusan pegawai kelurahan, tak kuasa menahan geram. Tetapi, si istri meredam. Dengan alasan demi jabatan dan masa depan, suami pun terdiam. Apalagi, seklur menjamin semua kebutuhan keluarga yang baru menikah beberapa bulan itu. Janjinya, bulan depan suami sespri diberi posisi baru. Mencatet urusan uang masuk ke kelurahan.


Para “korban kelicahan” seklur lainnya relatif nyaman dengan jabatan yang diberikan. Posisi berbalas bodi yang digendangkan sang seklur. Bahkan –konon kabarnya- ada yang sampai melahirkan buah pergulatan dengan sang seklur. Tapi, perempuan itu tiada menuntut apapun. Karena diberi posisi plus uang bulanan yang mengucur deras.


Kisah seklur si “pejabat kelincahan” ini sudah menjadi buah bibir masyarakat Kelurahan Balung Tua. Tetapi, baik Pak Lurah maupun Wakil Lurah –tampaknya- menutup mata dan telinga. Toh, itu urusan pribadinya. Mungkin begitu alasannya. Apalagi, selama ini seklur memang piawai dalam ”berbagi rejeki”. Jadi, tiada alasan untuk itu cawe-cawe urusan “kelicahannya”.


Kisah seklur si “Pejabat Kelincahan” ini akan menjadi drama berseri, manakala para “pemuasnya” mau mengungkap skandal yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun tampaknya, semua hanya akan menjadi “kisah fiksi” hingga sang seklur pensiun nanti. (kgm-i/inilampung)

  

LIPSUS