![]() |
INILAMPUNGCOM -- Aksi unjukrasa petani singkong kembali terjadi, di depan kantor Gubernuran, Jl. Wolter Mangunsidi, Telukbetung, Bandar Lampung, siang ini, pada Senin (5/5/2025). Petani menuntut harga singkong di Lampung yang jeblok naik sesuai kesepakatan awal.
Menurut petani, perusahaan singkong yang tersebar diberbagai kabupaten, teruma Grup Bumi Waras dan lainya --- tidak mematuhi kebijakan pemerintah -- bahwa harga singkong yang disepakati bersama adalah sebesar Rp 1.350 per kilogram.
Petani singkong ingin realisasi Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Pj Gubernur dengan 29 pengusaha tepung tapioka akhir tahun lalu diberlakukan.
Karena, fakta dilapangan --- SKB tidak direalisasikan. Para pengusaha tetap membeli dengan harga sangat murah, jauh dari nilai yang disepakati dalam SKB.
Petani - Aparat Keamanan Ricuh
Rasa emosi petani sudah mulai tampak sejak awal mereka datang. Pihak aparat keamanan, dianggap pendemo terlalu berlebihan dalam melakukan penjagaan gedung.
Massa yang datang dengan maksud menagih janji pemerintah menaikan harga jual singkong, emosi karena dari depan pintu masuk halaman sudah dihadang kawat berduri. Mereka meminta agar kawat berduri dbuka, hingga mereka bisa berorasi dilapangan Korpri, tak jauh dari gedung DPRD Provinsi Lampung itu.
Puluhan massa yang datang dari berbagai kabupaten itu, akibat pemasangan pagar kawat berduri itu--- merangsek hendak memasuki-- pekarangan gedung kantor gubernur. Beberapa orang tampak terlibat cek-cok mulut dengan aparat.
Sekitar Pukul 13.50 WIB, massa aksi semakin panas mendapat perlakuan aparat keamanan. Mereka terus mendesak agar diizinkan masuk untuk ikut rapat bersama Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal bersama Pansus Tata Niaga Singkong DPRD Lampung di Ruang Abung.
Aksi lempar kayu pun terjadi. Lemparan pendemo dibalas water cannon dan tembakan gas air mata ke arat pengunjuk rasa.oleh
Pihak kepolisian berusaha memukul mundur para masa aksi. Polisi sempat mengejar beberapa orang yang diduga jadi provokator, hingga membuat massa menjadi beringas.
Suasana semakin panas saat terjadi lemparan batu ke arah petugas kepolisian, sehingga kepolisian membalas dengan tembakan water cannon ke arah massa. Massa berhasil dikendalikan setelah aparat kepolisian menambah anggota dan menghentikan tembakan water cannon.
Salah seorang petani, Solihin, mengatakan dia datang bersama para petani untuk menuntut janji pemerintah terkait kenaikan harga singkong di Lampung.
Menurutnya, perusahaan tidak mematuhi kebijakan kenaikan harga singkong sebesar Rp 1.350 per kilogram. "Kenyataan di lapangan tidak sebesar itu, perusahaan menentukan harga semau mereka," kata dia.
Pemantauan wartawan --- bertempat diruangan Abung, Kantor Gubernur -- perwakilan petani, hingga berita ini ditayangkan masih dialog dengan Gubernur Rahmat Mirzani Djausal bersama Pansus Tata Niaga Singkong DPRD Lampung. (kgm/inilampung)