Cari Berita

Breaking News

SaranMu Lampung Launching Desa Migran Hargomulyo Binaan Bersama UM Metro

Dibaca : 0
 
Editor: Rizal
Sabtu, 31 Mei 2025

  

SaranMu Lampung Launching Desa Migran Hargomulyo Binaan Bersama UM Metro (Ist/inilampung)

INILAMPUNG.COM, Lampung Timur – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung dengan komunitas Sahabat Migran Berkemajuan (SaranMu) Lampung gelar Launching Desa Migran Hargomulyo. Desa ini adalah binaan SaranMu Lampung dan Universitas Muhammadiyah Metro dengan tema Melalui Pemberdayaan Desa Migran Hargomulyo Berkemakmuran, Kita Wujudkan Desa Migran Emas Menuju Indonesia Emas 2045, pada 29 Mei 2025.


Acara tersebut didukung penuh Kementerian P2MI/BP3MI Lampung, Bupati Lampung Timur dan berbagai elemen strategis agar menjadi desa percontohan yang mandiri, inklusif, dan berkemajuan.


Turut hadir pula pada acara tersebut Budi Yul Hartono,S.IP., M.IP. Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Ketenagakerjaan Lampung Timur mewakili Bupati Lampung Timur, Ahmad Fauzi, S.E., M.M. Kepala Balai BP3MI Lampung, Cahya Maulana Ketua SaranMu Pimpinan Pusat, Mansur Hidayat, M.Sos.I. PWM Lampung, Eddy Waluyo Ketua MPM PWM Lampung, Ida Christina Ketua SaranMu Lampung, Muhamad Arif Setyawan Ketua JATAM Lampung, Drs. KH. M. Dimyati Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lampung Timur, Pimpinan Daerah Aisyiyah Lampung Timur, Camat Sekampung, Sektiyo Harsono, S.Pd. Kepala Desa Hargomulyo, tamu undangan dan peserta.


Dalam pembukaan acara Ida Christina mengapresiasi elemen persyarikatan Muhammadiyah di Lampung Timur. “Alhamdulillah di desa migran ke dua desa hargomulyo, kami didukung dari ranting sampai PDM. Akhirnya kami membalas kebaikan dengan balasan yang sangat istimewa dengan mendatangkan UM Metro, UM Kalianda, UM Lampung, UM Kotabumi, dan UM Pringsewu untuk pengabdian masyarakat di desa hargomulyo,” ujarnya.


Ia juga menyampaikan acara tersebut digagas SaranMu yang secara Nasional diprakarsai SaranMu Lampung. “SaranMu memiliki target dalam lima tahun harus ada 15 desa migran binaan, dan disetiap kabupaten ada satu desa yang dijadikan percontohan,” pungkasnya.


Lalu ia menegaskan upaya Muhammadiyah untuk pemberdayaan desa utamanya menjadikan desa migran yang berkemakmuran. “Di Hargomulyo ini tenaga kerja yang bekerja di luar negeri ratusan orang, jika dengan penghasilan masing-masing dapat diolah oleh keluarganya menjadi ekonomi kerakyatan desa dengan contoh, satu orang beternak unggas yang setiap bulannya dapat menambah perekonomian desa,” ujarnya.


Selanjutnya ia menambahkan terkait kerjasama SaranMu dengan 11 Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah yang berada di Luar Negeri. “Kami ingin mengangkat pekerja luar negeri di desa hargomulyo yang sebelumnya asisten rumah tangga menjadi tenaga-tenaga muda yang profesional, mereka di sana bisa bekerja, bisa kuliah, pulang menjadi pejabat membangun desanya, membangun daerahnya,” tambahnya.


Kemudian ia menyampaikan harapan pada BP3MI Lampung dapat mendukung dan memprioritaskan bagi tenaga kerja muda yang berangkat dari desa hargomulyo. “Setelah launching desa migran ini, insya’Allah tidak akan ada lagi tenaga kerja ilegal dari desa hargomulyo. Kami akan dampingi, advokasi, agar para pekerja migran bekerja secara resmi,” tutupnya.  


Dimyati dalam sambutannya menyampaikan mengenai Muhammadiyah yang sangat peduli terhadap umat. “Mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah Muhammadiyah memiliki Usaha Pembantu Pimpinan (UPP) yang semuanya bekerja dan bergerak dalam rangka terwujudnya negara kita menjadi negara yang makmu, damai dan sentosa,” ujarnya.


Ia kemudian mengharapkan pemerintah memberi jaminan keselamatan yang lebih baik bagi pekerja migran Indonesia agar merasa aman, nyaman dan puas. “Kerjasama yang dibangun muhammadiyah dengan pemerintah ini merupakan cara muhammadiyah untuk berpartisipasi di dalam penyelesaian masalah bangsa yang ada di Indonesia,” tambahnya.


Ditekankan pula olehnya dari semua UPP Muhammadiya dapat mendukung program tersebut agar berjalan lancar. “MPM hadir dalam rangka untuk meng-cover semua tenaga-tenaga kerja yang akan menghasilkan desa yang maju. Muhammadiyah berkemajuan, desa pun harus desa berkemajuan,” tutupnya. 


Ahmad Fauzi menyampaikan pentingnya organisasi keagamaan berkolaborasi Dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia terkait faktor penting yang dapat langsung menyentuh masyarakat. “Selaku pemerintah, kita ada keterbatasan. Saya tidak yakin informasi atau peraturan ataupun hal-hal yang penting kepada masyarakat itu bisa masuk pada elemen yang paling bawah di masyarakat. Oleh karena itu penting berbagai elemen, baik itu organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan, dan organisasi sosial lainnya dapat saling bersinergi,” jelasnya.


Ia pun menjelaskan bahwasannya Lampung Timur ada pada peringkat delapan angka penempatan Pekerja Migran indonesia (PMI) seluruh Indonesia dan provinsi Lampung menempati peringkat ke lima angka penempatan tertinggi seluruh Indonesia. “Tetapi ironisnya adalah menurut data BPS tahun 2024, angka pengangguran provinsi Lampung berjumlah dua ratus ribu lebih, yang didominasi oleh lulusan SMK yang pertama, SMA yang kedua, dan yang ketiga perguruan tinggi,” ujarnya.


Budi Yul dalam sambutannya mewakili Bupati Lampung Timur membacakan salam hangat dan permohonan maaf terhadap semua elemen masyarakat yang hadir dalam acara tersebut. “Program integrasi harus menjadi komitmen dan upaya bersama perpihak untuk membangun mekanisme koordinasi dan sinergitas terkait juga elemen masyarakat, organisasi masyarakat, keagamaan, dunia usaha, juga media,” tuturnya.


Budi Yul menyampaikan ketenangannya dengan adanya Muhammadiyah membentuk mengadakan desa migran binaan. “Setelah ini kalau misalnya dibentuk lagi desa migran marga tiga, besok lagi di desa sebelahnya, migran, migran, migran, muhammadiyah, muhammadiyah, muhammadiyah, saya nggak tahu lagi, tenang saya tidurnya, karena dijagain muhammadiyah semua,” ujarnya.


Ia juga menyinggung fenomena yang terjadi pada migran dan keluarga migran yang perlu adanya perhatian dan pendampingan khusus. "Masih ada dijumpai pekerja yang berangkat secara ilegal, sehingga tidak bisa diketahui Kades. Masih banyak juga peluang lapangan kerja ke luar negeri, tetapi kalau yang pergi suaminya itu istrinya yang dikhawatirkan akan banyak masalah yang dihadapi, begitupun sebaliknya, yang masalahnya udah banyak dijumpai seperti mau pisah rumah tangga,” jelasnya.


Mansur Hidayat dalam sambutannya menyampaikan Launching Desa Migran Hargomulyo merupakan bagian dari gerakan dakwah muhammadiyah. “Muhammadiyah ini organisasi dakwah amar ma’ruf nahi munkar, dan kalau disederhanakan amar ma’ruf nahi munkar itu transformasi kondisi, merubah kondisi dari kondisi yang kurang ideal menjadi kondisi yang ideal, dari kondisi yang kurang baik menjadi kearah kondisi yang lebih baik, dari kondisi yang kurang islami atau kurang sesuai dengan ajaran-ajaran agama islam kita bawa dan kita rubah untuk menjadi kondisi yang sesuai dengan ajaran agama islam,” jelasnya.


Ia memaparkan pentingnya kontribusi buruh migran dalam perekonomian negara dengan menghasilkan devisa negara nomor dua setelah migas. “Tapi dibalik kontribusi ekonomi para pekerja migran itu, terdapat sejumlah problem-problem sosial dan budaya,” pungkasnya.


Dan ia menyatakan bahwasanya gerakan yang dilakukan SaranMu merupakan suatu yang strategis dari organisasi dakwah amar ma’ruf nahi munkar muhammadiyah. “Yang bisa dilakukan oleh muhammadiyah baik pra bekerja, ketika bekerja, maupun pasca bekerja atau purna kerja. Yaitu pra bekerja dengan menyiapkan sumber daya manusia yang terampil, kemudian ketika sedang bekerja dengan melakukan penguatan pada pekerja migran, dan ketika purna migran dari penghasilan yang diperoleh dapat di akumulasi menjadi modal mengembangkan usaha produktif,” tambahnya.


Kemudian Cahya Maulana selaku ketua SaranMu Pimpinan Pusat menyampaikan muhammadiyah dengan risalah Islam berkemajuan memiliki karakter 4 gerakan. 

“Yang pertama muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, yang kedua muhammadiyah sebagai gerakan tajdid atau pembaruan yang apabila di desa migran hargomulyo ini tidak ada yang baru akan kita terus cari, yang ketiga gerakan ilmu dan ini penting sekali karena ilmu akan merubah nasib manusia sesuai janji Allah yang akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu, yang terakhir adalah gerakan amal yang semoga ini menjadi amal soleh untuk kita semua dan kedepannya desa migran menjadi berkemakmuran,” tutupnya.


Acara selanjutnya dilakukan penandatanganan kerjasama antara SaranMu Lampung dan UM Metro, yang kemudian dilanjut dengan pemukulan gong sebagai tanda launcing desa migran  hargomulyo. Dan lakukan juga seremoni penyerahan cinderamata berupa kaos launching desa migran dan beras organik berasmu kepada tamu undangan.


Pelaksanaan Kegiatan

Setelah acara inti dututup, kegiatan dilanjutkan dengan sesi pelatihan yang diawali oleh Muhamad Soleh dan Hi. Roeslan  dari Bidang Pertanian Terpadu MPM PWM Lampung dengan topik Teknik Dasar Budidaya Tanaman dan Pertanian Organik. Materi selanjutnya disampaikan oleh drh. Purnama Edy Santosa, yang membahas Prospek Bisnis Peternakan Unggas Bebek Pedaging.


Dengan terselenggaranya acara tersebut diharapkan tercipta sinergi berkelanjutan antara elemen masyarakat, organisasi keagamaan, perguruan tinggi, dan pemerintah dalam mewujudkan desa migran yang mandiri, inklusif, serta berkemajuan. Inisiatif ini tidak hanya langkah strategis dalam pemberdayaan masyarakat desa, tetapi juga menjadi kontribusi nyata menuju terwujudnya Desa Migran Emas menuju Indonesia Emas 2045. Dan menjadikan Desa Hargomulyo menjadi contoh keberhasilan dalam meningkatkan kesejahteraan sosial, para migran berangkat secara resmi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan berbasis kearifan lokal. (rls/inilampung)

LIPSUS