Cari Berita

Breaking News

Sastra Terjemahan, Kadis Perpusip: Penting dalam Memperluas Wawasan

Dibaca : 0
 
Kamis, 22 Mei 2025

Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Lampung, Riski Sofyan

INILAMPUNG.COM, Bandar Lampung -- Bincang Literasi yang ditaja Magister Bahasa Inggris Universitas Teknokrat Indonesia (UTI)  bekerja sama Lamban Sastra Isbedy Stiawan ZS mengusung tema Sastra Terjemahan & Implikasi Sosial Budaya, digelar Jumat 23 Mei 2025 dimulai pukul 14.00.


Acara ini, kata Direktur Lamban Sastra, Fitri Angraini, S.S., M.Pd. akan dilaksanakan di Lantai 2 Dinas Perpustakaan Provinsi Lampung Jl Z.A Pagat Alam, Labuhan Ratu, Bandar Lampung. ‘Ini sekretariat baru Lamban Sastra yang diampu Isbedy Stiawan ZS,” kata Fitri, Kamis 22 Mei 2025.


Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung, Riski Sofyan, S.STP., M.Si. mengapresiasi bincang literasi yang digagas Lamban Sastra


“Ini salah satu lompatan penting yang mampu menjawab berbagai pendapat akan kondisi wajah lesu sastra ataupun meredupnya perkembangan sastra baik di Sumatera, atau di Lampung sendiri,” kata Riski.


Dikatakannya, kegiatan ini adalah salah satu contoh kolaborasi literasi yang positif yang dapat dijadikan contoh bagi komunitas dan pejuang-pejuang literasi yang lain, dan juga bagi kami sendiri dari unsur pemerintah.


“Bottleneck di di dunia literasi salah satu jawabannya adalah kolaborasi literasi,” imbuh dia


Riski melanjutkan, sastra terjemahan memegang peran penting dalam memperluas wawasan masyarakat terhadap keberagaman budaya dunia.


Melalui karya-karya terjemahan, katanya,.kita dapat menjelajahi pemikiran, nilai, dan perspektif yang berbeda. “Dan dari sanalah terjadi dialog antarbudaya yang dapat memperkaya identitas lokal kita,” ucapnya.


Menurut Riski, berbicara literasi hari ini, bukan hanya soal membaca dan menulis, tetapi juga pemahaman, apresiasi, dan pemaknaan terhadap berbagai bentuk ekspresi budaya, termasuk melalui karya sastra. 


Di Provinsi Lampung,.masih kata dia,  yang dikenal dengan keberagaman etnis dan budayanya, sastra terjemahan dapat menjadi jembatan untuk memperkuat toleransi, memperkaya pemahaman lintas budaya, sekaligus menumbuhkan semangat keterbukaan dalam kehidupan bermasyarakat. 


Selain itu, penting pula untuk mengkaji secara kritis bagaimana karya-karya terjemahan ini memengaruhi cara pandang, pola pikir, serta nilai-nilai sosial budaya lokal kita.


“Saya berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga ruang refleksi. Kita perlu memastikan bahwa literasi, termasuk sastra terjemahan, tidak sekadar hadir sebagai konsumsi intelektual, tetapi juga sebagai alat pembentuk karakter dan penguat jati diri bangsa.” 


Riski berharap, bincang literasi ini menjadi titik awal dari semakin berkembangnya ekosistem literasi di Provinsi Lampung yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kaya secara budaya.


Terpisah Fitri Angraini selaku Direktur Lamban Sastra, mewakili pengampu Isbedy Stiawan ZS, Lamban Sastra akan komitmen memajukan dunia literasi, khususnya sastra di Lampung. 


“Tentu saja komitmen kami perlu didukung semua pihak, khususnya pemerintah,” katanya.


Misalnya, saat ini sekretariat Lamban Sastra yang difasilitasi Dinas Perpusip belum ada proferti, misalnya rak buku dan meubeler. “Kami belum bisa memajang buku-buku sastra untuk dibaca pecinta sastra di Lampung,” katanya.


Acara ini menampil pembacaan puisi oleh Aiden Dinantalis pelajar kelas 2 SD Darma Bangsa Bandar Lampung. Aiden akan membacakan puisi Isbedy Stiawan yang sudah diterjemahkan oleh Dr. M. Yuseano Kardiansyah ke bahasa Inggris.

Lalu , M. Akmal Sauqi (siswa SMA Al Huda Jati Agung Lampung Selatan), Nurul Arifah (mahasiwa UTI), Arief Ragiel ketua KPM Lampung, dan monolog Alfira Shafa Felisya & Yoan Mayrel Sinaga (UTI).(bd/zal/inilampung)

LIPSUS