Isbedy yang dijuluki Paus Sastra Lampung oleh HB Jassin mengatakan, acara ini hanya digagas saat video call (VC) melalui nomor WA salah seorang rekan dari Bupati Riyanto Pamungkas.
“Saat itu pak Bupati menunjukkan pembacaan puisi yang menurut saya baik,” jelas Isbedy dihubungi lewat WA, Kamis 5 Juni 2025.
Saat bincang-bincang itu, ajakan Bupati Pringsewu pun menyinggung soal baca puisi berdua. “Kebetulan pada 11 Juni 2025 saya jadi juri FLS3N di Pringsewu, lalu dijadwallah baca puisi ini,” lanjut Isbedy lagi.
Acara yang berlangsung di Graha Pamungkas, milik pribadi Bupati Pringsewu, mulai pukul 19.00, diharapkan menjadi awal bangkitnya dunia sastra di kabupaten “seribu bambu” itu.
“Rasanya baru bupati Riyanto, yang mau mengajak duet baca puisi. Karena apresiasi dan kepedulian pada sastra, saya menyanggupi. Ini cara mendekatkan pejabat dengan sastra, atau sebaliknya,” jelas Isbedy yang baru saja menerbitkan buku puisi “Satu Ciuman, Dua Pelukan” ini.
Penulis buku puisi esai “Elegi Galian Tambang” (CBI, Januari 2025) ini berharap panggung pembacaan puisi itu, bisa dibagi waktu masing-masing 15-20 menit.
“Saya mengharapkan tuan rumah yang juga Bapak Bupati Pringsewu tampil duluan dengan membaca puisi karya sendiri atau karya penyair lain. Setelah itu saya akan menyiapkan sejumlah puisi dari beberapa buku saya,” ujar dia.
Lanjut Isbedy, ia juga menyiapkan 3 puisi tengang Pringsewu yang diambil dari Antologi Puisi “Pringsewu Kita” editor Suyadi San dan Suhari Sibarani (alm, mantan pejabat Pemkab Pringsewu).
“Barangkali pak Bupati Riyanto membacakan 1 puisi saya tengang Pringsewu,* katanya.
Dalam kesempatan ini, Isbedy mengajak audiens sekitaran Pringsewu untuk bersama menikmati pembacaan puisi. Selain Bupati Pringsewu dan Paus Sastra Lampung, malam pembacaan puisi ini bakal diisi dengan penampilan baca puisi dari seniman atau penyair lain.(bd/kgm5/inilampung)