![]() |
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Intan Lampung (ist/inilampung) |
INILAMPUNG.COM, Bandarlampung - Silang sengkarut mengenai kepastian nasib puluhan lulusan program studi (prodi) saintek (sains dan teknologi) atau sistem informasi (sisfo) di Fakultas Tarbiyah (FT) UIN Raden Intan Lampung, memang mulai sedikit terurai. Walau sebenarnya justru semakin tidak mendapatkan kejelasan.
Seusai mengadakan rapat bersama mahasiswa sisfo Rabu (4/6/2025) pagi sesuai arahan Warek I UIL RIL, Prof. Alamsyah, Dekan FT UIN RIL, Prof. Nirva, menyatakan saat ini mahasiswa sisfo sudah bisa mengikuti wisuda dengan menggunakan kuota dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST).
“Saat ini yang sudah lulus ujian skripsi sebanyak 15 mahasiswa dan yang sudah mendaftar untuk mengikuti wisuda ada 10 orang,” kata Prof. Nirva melalui pesan WhatsApp, Rabu (4/6/2025) siang.
Namun, Prof. Nirva tidak menjelaskan yang dimaksud bisa mengikuti wisuda dengan menggunakan kuota dari FST serta sampai sejauhmana proses lahirnya FST di UIN RIL.
“Kalau soal itu –proses lahirnya Fakultas Sains dan Teknologi (FST) di UIN RIL, red- ada tim khusus yang mengurusnya, diketuai Prof. Andi Thaher. Silakan menanyakan langsung kepada Beliau,” tutur Prov. Nirva.
Prof. Andi Taher yang dimintai konfirmasi sempat menjawab akan memberi tanggapan. Namun hingga berita ini ditayangkan, belum didapat penjelasannya.
Keberadaan FST Misterius
Munculnya istilah: “bisa mengikuti wisuda dengan menggunakan kuota dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST)” ini tentu saja mengherankan. Karena sampai saat ini UIN RIL secara resmi belum memiliki FST.
Yang selama ini dibahas, kata sumber inilampung.com Rabu (4/6/2025) malam, baru sampai batasan calon fakultas untuk sains dan teknologi. Tetapi, sudah berani membuka prodi saintek di Fakultas Tarbiyah.
“Jadi, kalau dibilang lulusan prodi sisfo bisa diwisuda menggunakan kuota FST, itu fakultasnya dimana, perguruan tingginya apa? Jangan terus-terusan petinggi UIN akal-akalanlah. Mahasiswa yang dijadikan korban,” kata Rahmat, salah satu orangtua lulusan prodi sisfo yang tengah “digantung” dalam hal wisuda sarjana, saat dimintai komentarnya Rabu (4/6/2025) malam.
Ia meminta Rektor UIN RIL Lampung, Prof. Wan Djamaluddin, mau mempertanggungjawabkan “keterlantaran” puluhan mahasiswa prodi sisfo tersebut. Sebab sejak tahun 2020 sudah kuliah dan janji maksimal akan lahir Fakultas Sains dan Teknologi (FST) kenyataannya hingga 2025 tidak terwujud.
“Urusan internal semacam ini saja tidak bisa diselesaikan, nanti-nanti dululah mau bicara menjadi PTN bertaraf internasional itu. Kegedean mimpi pimpinan UIN selama ini. Faktanya, urusan melahirkan fakultas saja 5 tahun tidak juga bisa diselesaikan,” lanjut Rahmat.
Diberitakan sebelumnya, saat ini puluhan mahasiswa yang telah lulus mengikuti program studi (prodi) saintek (sains dan teknologi) di Fakultas Tarbiyah UIN RIL mengalami kebingungan.
Mengapa begitu? “Karena anak-anak itu kan selama ini materi perkuliahannya menyangkut eksak, tetapi sampai saat ini UIN belum bisa melahirkan Fakultas Saintek. Sejak mereka masuk tahun 2020 dulu sampai sekarang, berada dibawah Fakultas Tarbiyah. Akibatnya, sampai sekarang mereka belum bisa ikut wisuda,” kata Rahmat, orangtua salah seorang mahasiswa prodi saintek di UIN RIL, Senin (2/6/2025) siang.
Dijelaskan, mahasiswa prodi saintek selama ini terbagi dalam 4 fokus pendidikan, yaitu biologi, kimia, saindata (sains dan data), dan sisfo (sistem informasi). Sangat jauh berbeda yang mereka pelajari dengan prodi pendidikan. Meski sama-sama dibawah Fakultas Tarbiyah.
“Sesuai ketentuan, mereka yang kuliah di prodi saintek setelah lulus bergelar S.Si (Sarjana Saintek). Bukan SPd (Sarjana Pendidikan). Kalau mereka diwisudanya tetap sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah, tentu menyalahi ketentuan. Kami mempertanyakan kesungguhan pimpinan UIN RIL mengenai nasib lulusan prodi saintek yang jumlahnya kurang lebih 30 orang tapi belum mengikuti wisuda ini,” lanjut Rahmat seraya menyatakan ia telah menyampaikan informasi tersebut kepada Kementerian Agama RI.
Sementara sumber inilampung.com menguraikan bahwa seharusnya UIN RIL sejak awal dibukanya prodi saintek mengurus dengan serius lahirnya Fakultas Saintek. Karena adanya fakultas eksak merupakan salah satu persyaratan perubahan nomenklatur dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).
“Jika pihak Rektorat mau serius mengurus dan fokus terhadap lahirnya fakultas baru yaitu Fakultas Saintek (Sains dan Teknologi) yang dirancang mendukung IAIN Raden Intan menjadi UIN yang syaratnya harus ada fakultas eksak, tidak akan menjadikan puluhan mahasiswa sebagai korban. Tapi sekarang faktanya, mahasiswa yang seharusnya sudah diwisuda menjadi korban akibat ketidakseriusan atau ketidakmengertian pimpinan UIN dalam persoalan ini,” tutur sumber, Selasa (3/6/2025) pagi.
Lalu apa kata pimpinan UIN RIL terkait hal ini? Rektor Prof. Wan Jamaluddin yang dimintai konfirmasi, tidak memberi tanggapan. Melalui Warek I Prof. Alamsyah, persoalan ini memperoleh penjelasan.
Prof. Alamsyah menyatakan, ia meminta Dekan FT untuk mengadakan rapat koordinasi dengan mahasiswa sisfo pada Rabu (4/6/2025) pagi guna memutuskan secara bersama mau wisuda sekarang atau menunggu terbentuknya Fakultas Saintek.
”Secara substantif dan regulatif, lulusan sisfo (sistem informasi) sudah boleh dan berhak diwisuda dengan berbagai haknya sebagai lulusan prodi sisfo,” kata Prof. Alamsyah, Selasa (3/6/2025) siang melalui pesan WhatsApp. (kgm-1/inilampung)