Cari Berita

Breaking News

Pelatihan Askep PTPN I, Tingkatkan Keterampilan SDM Hadapi Tantangan

Dibaca : 0
 
Rabu, 09 Juli 2025

 Pelatihan "Enhancing Operational Excellence” Komoditas Karet bagi Asisten Kepala se PTPN I di Banyuasin Sumatera Selatan. Foto. Ist.

INILAMPUNGCOM--Hari ketiga Pelatihan “Enhancing Operational Excellence” Komoditas Karet bagi Asisten Kepala se PTPN I, mengunjungi PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) Pusat Penelitian Karet Sembawa di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu 9 Juli 2025.


Dijamu Kepala Bagian Usaha Sahuri dan beberapa staf teknis, 36 peserta yang difasilitasi LPP Agro Nusantara “mengkonfirmasi” teori yang telah didapatkan selama dua hari di kelas dengan praktek di lapangan.


Rombongan yang dipimpin Kabid Diklat LPP Agro Nusantara Dwi Suryani, seluruh peserta langsung dibawa ke lokasi pembibitan karet. Di depan hamparan lahan persemaian bibit karet seluas hampir sembilan hektare, Sahuri didampingi Asisten Budiono secara interaktif menyampaikan presentasi kondisi saat ini. Diskusi untuk sinkrinisasi teori, pengalaman di Unit Kerja (Kebun) masing-masing, dengan fakta rekomendasi hasil riset RPN begitu hidup. Tak jarang, ada kontroversi yang mendorong pihak RPN langsung menunjukkan hasil-hasil risetnya.


“Kami punya kebun riset, pembibitan, dan kebun produksi di sini. Jadi, apa yang kami teliti di laboratorium, kebun riset, dan kebun produksi menjadi bahan untuk membuat rekomendasi. Dan sebagai lembaga riset, tentu tidak semua percobaan berhasil. Dengan kajian ilmiah, hasil-hasil riset terbaik kami dedikasikan untuk masyarakat,” kata Sahuri.


Namun demikian, Sahuri menyatakan apa yang disuguhkan kepada peserta pelatihan yang nota bene adalah praktisi di PTPN I, pihaknya hanya memberi gambaran umum. Bahwa kemudian pihak PTPN I melalui manajemen menerapkan apa yang dihasilkan dari riset PPKS Sembawa, pihaknya menyatakan terima kasih.


“Sebagai lembaga riset, kami memang melakukan uji klinis dari A sampai Z tentang komoditas karet ini. Studi untuk mendapatkan opsi terbaik bukan hanya aspek agonomis, tetapi sampai aspek teknis detail. Misalnya, tentang cocok klon apa untuk daerah mana, pisau sadap sodesi atau pacekung yang lebih efektif, sampai aspek-aspek non teknis lainnya,” kata dia.


Budiono sebagai Asisten Pembibitan kemudian membawa peserta ke lokasi persemaian bibit. Kepada peserta, ia menyatakan proses awal pembibitan, dari pemilihan klon, pemilihan media tanam, hingga perlakuan teknis lainnya bisa dipelajari dengan tidak terlalu rumit. Sebaliknya, dia menyebut perawatan dan kepekaan setiap pekerja dalam memantau perkembangan tanaman menjadi kunci.


“Kalau kami, semua aspek percobaan yang juga kami gunakan untuk kebun produksi dan juga untuk komersial, hampir semua aspek kami dekatkan dengan kondisi alamiahnya. Kami tidak terlalu memilih media tanam khusus, melainkan tanah biasa. Alasannya agar dapat report perkembangan dan pertumbuhan yang riil. Tetapi, soal ketepatan operasional sesuai SOP itu utama. Kami hanya mempekerjakan tenaga kerja yang benar-benar cermat. Lalu, perawatan lanjutannya yang ketat,” kata dia.


Dari kebun bibitan, peserta diajak ke kebun entres yang merupakan bahan tumbuh seusi varietas atau kon yang diminta. Di Kebun Entres, Budiono menjelaskan secara detail prosedur ketat untuk memperoleh klon yang benar-benar murni. Ia menyebut tidak ada toleransi untuk menghadirkan kualitas terbaik dalam penyediaan bibit, baik yang dipakai sendiri bersama grup PTPN, maupun yang dijual ke masyarakat.


Proteksi Tanaman

Jamur genus pestaloptiosis, penyakit yang menyebabkan tanaman karet gugur daun sebelum waktunya dan menyebabkan produksi turun bebas belum ada penyembuhnya. Namun, PPK Sembawa terus mencari cara untuk bisa mengantisipasi serangan jamur yang menyebar melalui udara itu. Salah satu hasil rekomendasi yang dikeluarkan adalah dengan cara fogging atau pengasapan dengan bahan belerang.


Kepada peserta pelatihan, Firman, salah satu tim bidang Proteksi Tanaman PPK Sembawa menjelaskan mekanisme pencegahan dan pengendalian hama yang sempat menjadi momok hampir semua perkebunana karet itu. Firman mengatakan, bahan utama yang disemprotkan dan dikonversi menjadi partikel asap adalah serbuk belerang. Selain belerang, ia juga memberi opsi untuk menambahkan fungisida dan bahan perekat agar lebih efektif.


“Kami menggunakan mesin semprot portable dengan tenaga cukup kuat untuk mengkonversi bubuk belerang menjadi partikel asap. Tetapi, ini kurang efektif untuk TM (tanaman menghasilkan, pohon tinggi) karena jangkauannya kurang. Nah, untuk TM, kami gunakan turbomizer (alat semprot besar yang digendong dan digerakkan dengan trakator). Nanti kita peragakan juga,” kata dia.


Beralih ke tanaman produktif, di hadapan peserta pelatihan, satu unit Turbomizer buatan Jepang dari Japan International Corporation Agency senilai Rp1,3 miliar mendemonstrasikan fungsinya. Dengan kapasitas tangki fungisida 600 liter, alat itu menyemburkan partikel uap air untuk menyapa dedaunan karet sampai setinggi 30 meter. Tak pelak, dedaunan yang disembur tersapu dengan sempurna.


“Kalau pakai ini sangat efektif, ya. Mudah-mudahan kita segera punya, ya,” kata Pitutur, salah satu pemateri dari PTPN I Regional 7 ini.


Dari PPK Sembawa, peserta melanjutkan sesi kunjungan ke Kebun Musi Landas, Unit Kerja PTPN I Regional 7. Di kebun yang berada di Kabupaten Banyuasin itu peserta menijua kebun produksi dan ke pabrik. (mfn/rls)

LIPSUS