Wina Armada Sukardi (baju kuning) sebelahnya Marlin (baju biru)
Sekali lagi kabar duka. Jurnalis dan penulis sastra, Wina Armada Sukardi, telah tiada. Kabar duka ini sesorean tadi bermunculan di berbagai grup WA dan media sosial.
Oleh Marlin Dinamikanto
Sejak lama saya mengenal namanya. Beliau seorang wartawan hebat. Baru saat peluncuran buku novelnya Sang TOKOH, atas undangan Kang Doddi Ahmad Fauji yang juga tercatat selaku editor buku setebal 374 + Vi halaman itu, saya sempat bertemu beliau, bahkan sempat foto bersama. Meskipun secara ekonomi terbilang mapan namun kesan saya beliau orangnya humbel.
Ternyata itu pertemuan saya yang pertama dan sekaligus yang terakhir dengan penulis Sang TOKOH. Sore ini jagat media sosial, sekali lagi, digemparkan kabar duka. Bung Wina Armada Sukardi dikabarkan wafat, doa berloncatan dari sarang kalbu siapa pun yang pernah mengenalnya. Karena mendiang orangnya baik dan penuh perhatian kepada siapa saja.
Saya pun memastikan mendiang akan dikenang banyak khalayak lewat buku-buku yang pernah ditulisnya. Menulis itu abadi. Dan saya percaya _gugon tuhon_ itu.
Ada kejutan lain saat saya hadir di acara peluncuran bukunya di Roemah Djan, antara lain bertemu secara offline dengan mas Supriyanto Martosuwito, orang pertama yang mengenalkan di dunia jurnalistik yang tidak pernah berjumpa sekitar 35 tahun lamanya. Hanya bertegur sapa sejak adanya fesbuk.
Selamat jalan Bung Wina Armada. Pertemuan singkat itu sungguh berkesan. Akan selalu hidup menjadi kenangan yang tak terlupakan.***