![]() |
(Bagian II)
Nanda memaparkan visi kepemimpinannya yang dikenal sebagai Pesawaran CAKEP, yaitu Terwujudnya Pesawaran Yang Cerdas, Aman, Kreatif, Efektif, Produktif. Visi ini dijabarkan melalui lima misi utama.
CERDAS: Optimalisasi sektor pendidikan dan kesehatan untuk menciptakan generasi unggul dan sehat.
AMAN: Menciptakan kehidupan yang kondusif demi rasa nyaman dan bahagia bagi masyarakat.
KREATIF: Pemanfaatan sumber daya alam berbasis kearifan lokal serta pemberdayaan generasi milenial.
EFEKTIF: Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang cepat, tepat, dan transparan.
PRODUKTIF: Mendorong masyarakat agar lebih produktif untuk kemandirian desa.
Nanda mengakui, tantangan pembangunan ke depan tidaklah ringan, seiring dengan isu global seperti digitalisasi dan perubahan iklim. Meskipun demikian, ia yakin Pesawaran memiliki modal sosial yang kuat, seperti sumber daya alam, potensi pariwisata, budaya, dan semangat gotong royong masyarakatnya.
Ia juga menyoroti beberapa isu strategis pembangunan Pesawaran, termasuk pertumbuhan ekonomi (3,90%) dan tingkat kemiskinan (11,86%) yang masih di bawah rata-rata Provinsi Lampung.
Untuk mengatasi tantangan ini, ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh komponen masyarakat. Visi Pesawaran CAKEP akan diselaraskan dengan program nasional Asta Cita Prabowo-Gibran dan Tiga Cita Gubernur Rahmat Mirzani Djausal–Wagub Jihan Nurlela, seperti program makan siang gratis, penguatan ketahanan pangan, dan percepatan infrastruktur.
Pengawas Utama
Ketua DPRD Pesawaran, Ahmad Rico Julian, ikut menyambut pelantikan itu dengan nada waspada. Ia menegaskan DPRD akan mengambil peran sebagai pengawas utama, terutama pada 100 hari pertama pemerintahan.
“Harapan kita, Bu Nanda dan Pak Anton mampu segera mewujudkan janji-janji yang disampaikan saat kampanye. Jalan rusak, pelayanan publik, dan peningkatan PAD harus jadi prioritas. Kami di DPRD akan mengawal,” kata Rico seusai pelantikan.
Ia juga menyinggung perlunya sinergi lintas pemerintahan.
“Program pusat, provinsi, sampai daerah harus linear. Soal jalan itu isu luar biasa, jangan sampai jadi alasan klasik setiap tahun. Kami optimis, asal dijalankan serius, programnya bisa terasa langsung ke masyarakat,” ujarnya.
Rico menekankan, DPRD tidak hanya akan mengawasi, tapi juga siap bersinergi dengan eksekutif.
“Kuncinya satu, kerja nyata. Dan kami minta kawan-kawan media juga ikut mengawal. Biar sama-sama kita pastikan Pesawaran tidak lagi terjebak pada janji-janji,” ucapnya.
Di Pesawaran, pelantikan bupati bukan sekadar seremoni. Ia adalah ujian apakah kepemimpinan baru sekadar perpanjangan dinasti, atau awal dari perubahan yang benar-benar menyentuh warga.
Akademisi Universitas Lampung (Unila), Bendi Juantara, menilai dalam merealisasikan janji politiknya, Bupati dan Wakil Bupati Pesawaran perlu memperhatikan penguatan birokrasi, strategi pendanaan, serta membangun kerja sama lintas sektoral.
Ia menekankan, masyarakat kini menunggu langkah strategis serta peta jalan pembangunan yang akan ditempuh Nanda–Anton. Partisipasi rakyat juga penting dalam mengawal jalannya pemerintahan.
“Roadmap pembangunan harus jelas dan terukur. Masyarakat perlu mengambil peran lebih partisipatif agar kebijakan benar-benar berimplikasi pada kesejahteraan rakyat Pesawaran,” ujar Dosen FISIP Unila tersebut, Kamis (28/8/2025) siang.
Apa Sekadar Boneka
Hal senada datang dari Pemerhati Kebijakan Hukum, Sosial dan Publik, Benny NA Puspanegara. Menurutnya, tantangan yang dihadapi Nanda–Anton tidaklah ringan.
Persoalan infrastruktur desa dan jalan kabupaten, layanan kesehatan, hingga kualitas pelayanan publik masih menjadi pekerjaan rumah besar.
Apalagi, kata dia, pemerintahan sebelumnya yang dipimpin suami Nanda banyak menuai kritik dan dianggap gagal.
“Tugas berat pemimpin baru adalah mencicil utang-utang kepemimpinan lama. Mereka harus bekerja keras, bekerja cerdas, dan tidak bisa lagi memakai gaya lama,” kata Benny.
Ia juga mengingatkan agar Nanda tidak terjebak bayang-bayang suaminya.
“Kalau sampai Nanda hanya jadi boneka, masyarakat jangan diam. Harus berani speak up dan bergerak menagih janji kampanye,” tegasnya.
Benny menilai, publik tetap perlu memberi waktu 100 pertama untuk melihat langkah cepat Nanda–Anton.
“Sekarang beri mereka kesempatan. Lihat bagaimana kinerjanya, apakah benar-benar menjalankan janji politik atau hanya mengulang kegagalan sebelumnya,” pungkas Benny. (habis/zal/inilampung)


