Oleh : Mahalli AS
Seperti biasanya, setelah tertatanya posisi jabatan politik nasional dan daerah setiap lima tahunan, maka partai politik di semua tingkatan mulai mengevaluasi kinerja pengurusnya. Sebagai partai besar dan kokoh, Partai Golkar juga melakukan konsolidasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Jika partai lain yang berkategori sedang dan kecil konsolidasinya bisa lancar dengan dinamika ala kader saja, tapi untuk partai yang punya slogan: SUARA GOLKAR SUARA RAKYAT, memang beda. Untuk penentuan jadwal musyawarah daerah (musda) saja mesti ada mainan “undur-undur”, dengan alasan Bulan Suci Ramadhan sampai dengan Hotel sudah terbooking.
Dibalik perjuangan kader-kader mapan dan sukses punya jabatan politik, mereka bergerak dengan cara masing-masing: ada yang bottom to top, ada juga yang top to bottom, yang tentunya dengan style dan strategi sesuai kemampuan dan karakter masing-masing.
Kader Petarung langsung ke sasaran, merekrut pemilik suara, membuat komitmen, lalu Cas Cis Cus. Kader Penghubung sibuk silaturahmi loba-lobi dengan pemilik power dan logistik, yang akhirnya berhasil dipadukan dan lengkaplah pijakannya; Dua Kaki.
Sedangkan Kader Panggung melakukan silaturahmi dengan semua pihak yang tidak fokus dan hasilnya tidak siap untuk terjun berlaga di musda.
Dinamika yang terpublikasi di hari-hari terakhir ini, Kader Penghubung-lah yang bakal ditetapkan sebagai Nakhoda Partai Golkar (PG) Lampung.
Mungkin, bakal tidak ada harapan baru yang lebih baik, mengingat hasil capaian pileg dan pilkada 2024 bakalan sulit bagi Partai Golkar Lampung untuk menjadi lebih baik jika dipimpin oleh “Kader Lansia”, yang untuk mengkondisikan musda ini saja harus berbulan-bulan silaturahmi ke Om ARBain di BT lt 46.
Jangan berharap, karena bukan sosok yang tepat untuk mengelola partai, apalagi untuk merekrut suara dan dukungan rakyat, raport-nya merah. Kecuali bila PG hanya untuk tunggangan pribadi-pribadi kadernya agar mendapat jabatan politik saja.
Jika dinamika yang ada saat ini merupakan kondisi real hasil musda nanti, maka PG diprediksi akan tetap menjadi “Penjaga Kebun”, dan ini berarti: PG = Partai GULAKUning. (Semoga tidak menjadi begini).
*Penulis: Kader PG/SOKSI Lampung.