-->
Cari Berita

Breaking News

Kota Baru ‘Dihidupkan’ Para Jaulah

Dibaca : 0
 
INILAMPUNG
Sabtu, 16 Agustus 2025

 

Masjid Kotabaru, Lampung (dok/inilampung)

INILAMPUNG.COM, Kotabaru - Kawasan Kota Baru Lampung di Jati Agung, Lampung Selatan, yang sejak 2011 ditasbihkan sebagai komplek perkantoran Pemprov Lampung namun hingga 14 tahun dalam kondisi mangkrak, kini mulai berubah. Suasana di wilayah tersebut sejak beberapa waktu terakhir, telah “hidup”.


Adalah warga muslim Jaulah yang “menghidupkan” kawasan seluas 1000 hektar lebih itu. Saat ini setidaknya ada 400 orang yang “bermukim” di wilayah tersebut. Mereka menggunakan bangunan yang direncanakan untuk kantor DPRD Lampung sebagai tempat tinggal.


Menurut pemantauan inilampung.com Sabtu (16/8/2025) petang, dengan keberadaan ratusan kaum muslim Jaulah tersebut, suasana Masjid Al-Hijrah pun menjadi semarak oleh kegiatan keagamaan. Masjid yang tengah dalam pekerjaan pembangunan lanjutan itu, saat ini aktif digunakan untuk ibadah solat lima waktu.


Dari mana ratusan kaum muslim Jaulah itu dan mengapa “mukimin” di Kota Baru? Mayoritas berasal dari luar Provinsi Lampung. Mereka berada di kawasan itu untuk mempersiapkan acara keagamaan spektakuler bertajuk “Indonesia Berdoa se-Asia Tenggara”, yang akan digelar pada tanggal 28 hingga 30 November 2025 mendatang.


Sejak beberapa hari lalu, mereka tengah sibuk menyiapkan kerangka tenda bagi peserta kegiatan tersebut, yang disebut-sebut akan dihadiri sekitar 5 juta kaum muslim Jaulah dari berbagai negara.


Puluhan kerangka tenda yang terbuat dari bambu, saat ini telah terpasang. Mulai dari areal depan Masjid Al Hijrah hingga kawasan kantor Gubernur. Beberapa truk bermuatan bambu, berseliweran. Semua sarana itu dikerjakan secara bergotong royong.


Saat adzan untuk solat Ashar menggema Sabtu (16/8/2025) petang, semua meninggalkan kegiatannya. Dan berbondong-bondong menuju Masjid Al Hijrah, yang memang sudah cukup layak menjadi tempat ibadah. Dengan lantai karpet berwarna hijau yang relatif lebar. Ditambah pengeras suara yang lumayan bagus.


Sementara, bangunan yang direncanakan sebagai kantor DPRD Lampung menjadi “home base” para kaum muslim Jaulah. Pada bagian bawah, sekelilingnya ditutup seng. Tersedia sarana untuk MCK sederhana. Bertutup plastik warna biru yang berlokasi di bagian belakang gedung. Sedangkan pakaian yang tengah dijemur, bergelantungan di tali jemuran yang memanjang pada berbagai bagian. Tersedia juga posko kesehatan.


Suasana Kota Baru Lampung yang selama ini terkesan “seram”, telah berubah. Ada kenyamanan tersendiri ketika solat di Masjid Al Hijrah bersama puluhan warga muslim Jaulah yang tengah menjadi “mukimin” di kawasan tersebut.

Kawasan Kota Baru, Lampung (dok/inilampung)


Apalagi, menurut seorang pekerja, setiap hari Jum’at selalu rutin dilaksanakan Solat Jum’at berjamaah sejak Pemprov Lampung menunjuk Nasrullah Yusuf sebagai ketua panitia kelanjutan pembangunan masjid yang telah menghabiskan anggaran Rp 36,35 miliar pada tahun anggaran 2013 tersebut.


“Sejak ada panitia pembangunan buat masjid ini, pak Nasrullah mengerahkan mahasiswanya untuk solat Jum’at berjamaah. Memang sekarang beda auranya Kota Baru, apalagi setelah ada para Jaulah yang rutin beribadah di masjid ini,” tutur pekerja bangunan Masjid Al Hijrah.


Diketahui, proyek pembangunan Kota Baru Lampung yang digagas era Sjachroedin ZP sebagai Gubernur Lampung, selama tiga tahun anggaran -2011 hingga 2013- telah menghabiskan APBD senilai Rp 257 miliar. Yaitu di tahun 2011 sebesar Rp 22,70 miliar, tahun 2012 dikucurkan lagi Rp 42,5 miliar, dan tahun 2013 gelontoran dananya cukup fantastis, Rp 191,8 miliar.


Menurut LKPD Pemprov Lampung tahun 2023, sampai 2023 anggaran yang telah dikucurkan untuk Kota Baru sebesar Rp 503.601.463.994,13. Berdasarkan data Pemprov Lampung, pembangunan masjid menelan dana Rp 36,25 miliar, bangunan kantor Gubernur digelontorkan anggaran Rp 86,8 miliar, balai adat dibuat dengan dana Rp 6,95 miliar, dan gerbang Kota Baru Lampung menguras Rp 4,9 miliar. Sementara untuk jalan menuju Kota Baru telah menghabiskan Rp 122 miliar. (kgm-1/inilampung)

LIPSUS