![]() |
Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah (ist/inilampung) |
INILAMPUNGCOM, Bandarlampung - Semua pihak yang terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Lampung harus segera melakukan evaluasi. Pasalnya, dalam pekan ini saja setidaknya 91 anak di provinsi ini diduga keracunan setelah menikmati makanan yang disuguhkan.
Menurut data inilampung.com, “korban” program MBG pada pekan ini terdiri dari 12 siswa SDN 2 Sukabumi dan 21 anak didik SMPN 31 Campang Raya, Bandarlampung. Lalu 15 siswa dari SDN Negara Agung dan SMPN 1 Sungkai Jaya, Lampung Utara. Keempat peristiwa itu terjadi pada hari Jum’at (29/8/2025) kemarin.
Sebelumnya, hari Selasa (26/8/2025) lalu, program unggulan Presiden Prabowo itu juga membuat 43 santri Pondok Al-Ishlah, Kecamatan Mataram Baru, Lampung Timur, menjadi “korban” dan harus menjalani perawatan di Puskesmas Bandar Sribawono dan Klinik Permata Keluarga.
Kasus dugaan keracunan puluhan siswa seusai melahap MBG di SDN 2 Sukabumi dan SMP 31 Campang Raya, Bandarlampung, memaksa tiga diantaranya terpaksa dilarikan ke RS Urip Sumoharjo guna mendapatkan perawatan intensif.
Salah satu wali murid menjelaskan, anak-anak yang mengonsumsi MBG tersebut mengeluhkan sakit perut, pusing, dan diare.
“Setelah memakan MBG, anak-anak langsung mengeluh sakit perut, kepala pusing, dan diare. Beberapa sampai menangis kesakitan, saya dan orangtua lainnya sangat panik. Kami tidak menyangka makanan yang diberikan pemerintah bisa membahayakan anak-anak kami,” ungkap wali murid itu.
Ditegaskan, program MBG harus dievaluasi kelayakannya, karena menyangkut kesehatan siswa di sekolah.
"Kami minta pihak sekolah dan dinas terkait bertanggungjawab. Anak-anak kami baru menuntaskan hari mereka di sekolah, bahkan ada yang harus dirawat di rumah sakit. Ini jelas membahayakan dan harus ada tindakan nyata agar kejadian ini tidak terulang," tegasnya.
Kasus di Lampura
Sementara 15 siswa SDN Negara Agung dan SMPN 1 Sungkai Jaya juga mengalami mual, muntah, dan pusing usai menyantap MBG. Pihak sekolah pun terpaksa melarikan “korban” ke Puskesmas Cempaka Jaya, Sungkai Jaya.
Saat itu, menurut salah satu siswa bernama Agung, menu yang disajikan dalam program MBG berupa mie kuning, sayur sawi, ayam, perkedel jagung, dan buah-buahan.
Kepala Puskesmas Cempaka Jaya Sungkai Jaya, Ria Abkonita, membenarkan ada sekitar 15 siswa yang mengalami gejala keracunan, seperti mual, pusing, dan muntah usai melahap makanan yang disajikan dalam program MBG tersebut.
“Ada tiga siswa yang harus rawat inap. Yang lain menjalani rawat jalan saja,” kata dia seraya menyatakan pihaknya telah mengambil sampel muntahan siswa dan sisa makanan untuk diserahkan ke Dinas Kesehatan.
Menurutnya, sampel-sampel itu akan diuji di laboratorium guna mengetahui secara pasti penyebab keracunan, apakah berasal dari makanan program MBG atau faktor lain.
Kasus Santri
Kasus dugaan keracunan usai melahap makanan MBG juga dialami 43 santri Pondok Al-Ishlah, Kecamatan Mataram Baru, Lampung Timur.
Gejalanya pun nyaris sama dengan yang dialami anak-anak Lampung lainnya, yaitu mual, pusing, muntah, bahkan sampai demam.
Atas peristiwa yang terjadi hari Selasa (26/8/2025) lalu itu, 18 santri harus rawat inap di Puskesmas Bandar Sribawono dan 12 lainnya rawat jalan. Di Klinik Permata Keluarga terdapat enam santri yang rawat inap, dengan tujuh lainnya rawat jalan.
Kasus dugaan keracunan makanan program MBG yang dialami puluhan santri ini telah mendapat perhatian aparat berwenang. KBO Satreskrim Polres Lamtim Iptu Sunarso mengaku, untuk memastikan penyebab keracunan, pihaknya telah mengirimkan sampel makanan ke Dinas Kesehatan Lamtim guna diuji laboratorium.
“Untuk tindaklanjut perkara ini masih tahap penyelidikan. Jika hasil laboratorium sudah keluar, baru akan diambil langkah selanjutnya,” ucap Iptu Sunarso. (zal/inilampung)
Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah dan dinas terkait belum memberikannya keterangan resmi mengenai penyebab pasti keracunan. (red)